Tapi sebagian orang kan mudah vonis sesuatu sebagai dongeng hanya karena bukti arkeologis dianggap tidak ditemukan atau tidak utuh ditemukan dan hanya ada dalam tulisan.Terus kalau begitu untuk apa generasi masa silam mewariskan sejarah via tulisan kalau yang diterima melulu hanya yang disertai artefak atau bukti fisik
Maka sejarah tak bisa murni menjadi ilmu empirik,maka kedalamnya dapat masuk beragam penjelasan teoritis, hipotesa-dugaan,asumsi hingga beragam kepercayaan,itu wajar karena tak semua dari peristiwa masa silam dapat diketahui secara empiris
Maka yang rasional itu adalah menempatkan sains pada tempat semestinya sesuai dengan kapasitasnya. Dan harus bisa memisah mana sains dan mana ideologi,filosofi, kepercayaan,ide, gagasan,opini,wacana,pernyataan yang sudah diluar ranah sains
Agar sains tetap terjaga kemurnian dan netralitasnya sesuai prinsip yang disepakati para pelaku nya sehingga tidak di klaim seolah memihak secara langsung pada ideologi atau kepercayaan tertentu
Karena orang beriman pun tidak ada yang mengatas namakan atau berdasar rumusan langsung sains.Dalam ranah keyakinan agama data atau informasi yang diberikan sains hanya sebatas sebagai alat bantu untuk menggapai keyakinan iman.Karena tujuan iman bukan semata mengoleksi beragam pengetahuan empiris tapi mengungkap hal metafisis dibalik yang fisik-empiris
..............
Tuhan memang  tidak bisa dibuktikan secara langsung secara metode sains,Pertanyaannya ; Apakah itu harus berarti Tuhan tidak ada ?
Apakah sains tahu definisi Tuhan dimaksud ?
Apakah definisi Tuhan membuatnya bisa masuk jadi obyek sains ?
Sains tak bisa membuktikan secara langsung keberadaan ruh,akal,pikiran, perasaan,cinta kasih,kebahagiaan,Tapi apakah itu harus berarti bahwa semua itu tidak ada ? Sains tak bisa membuktikan secara langsung hal hal gaib-abstrak, Apakah harus berarti semua itu pasti tidak ada ?
Apa analogi untuk orang orang yang menjadikan metode sains sebagai metode tunggal untuk membuktikan sesuatu sebagai ada atau tidak ada ?
Itu seperti orang yang pegang teropong burung lalu ia coba untuk meneropong keberadaan planet planet tapi tidak ditemukan,lalu ia menyimpulkan planet planet itu tidak ada.
Jadi yang salah bukan obyeknya atau alatnya tapi orangnya yang tidak bisa mengukur kapasitas alat