Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Akal Pelayan Indera atau Indera Pelayan Akal ?

21 Juli 2024   11:09 Diperbarui: 21 Juli 2024   11:17 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makna "faktual" intinya adalah dapat ditangkap atau dialami oleh pengalaman dunia indera,walau saat ini manusia sudah banyak menggunakan bantuan peralatan teknologi canggih tapi semua itu tetep fungsinya adalah alat bantu untuk input dunia inderawi-peran utamanya tetep dunia indera,Tanpa penangkapan dunia indera seluruh alat teknologi apapun tidak ada manfaatnya

Sedang makna "logis" artinya bisa masuk akal atau bisa difahami logika akal walau untuk hal yang tidak atau belum faktual.

Jadi istilah FAKTA dan LOGIKA itu memiliki makna dasar berbeda.Fakta berkaitan dengan penggunaan indera sedang logika dengan penggunaan akal

Mengapa manusia menangkap fakta ? Karena manusia memiliki indera.Mengapa manusia berlogika ? Karena manusia memiliki akal

Masalahnya,tidak semua hal dalam kehidupan ini faktual atau dapat difaktualkan,teramat banyak hal yang masih belum fakta atau masih misteri-dalam istilah lain "gaib".Bisa disebut yang namanya fakta itu sangat terbatas maka untuk melapis keterbatasan fakta sekaligus dunia indera itu manusia menggunakan akal.

Maka manusia menggunakan akal-berlogika misal untuk menyikapi hal yang belum faktual atau masih gaib,misal membuat prediksi-perkiraan-perencanaan, atau untuk keperluan meyakini karena dalam kehidupannya manusia memerlukan apa yang disebut "keyakinan" (dalam berbagai hal apapun- bukan hanya konteks agama)

Akal adalah peralatan untuk memback up-menopang-melapis-membantu keterbatasan dunia indera sehingga dengan akalnya manusia dapat menangkap,memahami atau memperkirakan hingga  meyakini hal hal yang dunia indera tidak bisa mengalaminya.Akal sangat berperan sentral dalam kehidupan karena TIDAK SEMUA HAL DALAM KEHIDUPAN FAKTUAL ATAU BISA DIFAKTUALKAN

Input inderawi itu bersifat tercerai berai-terkotak kotak,Kita menangkap realitas faktual dengan indera kita dan menyimpannya dalam memori dalam bentuk seperti potongan potongan puzzle yang terserak.Nah fungsi akal lainnya adalah mengorganisasikan potongan potongan input inderawi tersebut sehingga menjadi suatu pemahaman yang menyatu padu.

Maka lahir beragam konsep ilmu pengetahuan hasil dari upaya akal mengelola atau mengorganisir atau merekonstruksi input inderawi yang tercerai dan terkotak kotak tersebut.Ini yang tidak bisa dilakukan oleh hewan.Maka hewan disebut tidak berakal

Jadi fungsi akal itu jauh melampaui pengalaman dunia indera.Maka kalau ada manusia yang mengoperasikan akal nya misal hanya di se batas wilayah input dunia inderawi maka akalnya akan sempit !

Maka sarat mutlak masuk ke dimensi ilmu metafisika adalah tidak membatasi akal di sebatas input inderawi karena dalam dimensi metafisika manusia akan berhadapan dengan obyek obyek serta persoalan yang bukan lagi inderawi

Contoh ; dalam dimensi metafisika ada penghayatan terhadap hakikat atau makna sesuatu,Nah yang disebut "hakikat" dan "makna" itu bukan obyek yang bisa di indera tapi suatu non inderawi yang hanya bisa di hayati oleh alam pikiran

Tapi kita tahu dalam dunia filsafat sendiri ada tokoh filsuf yang bahkan sangat membatasi operasi akal hingga tak boleh  keluar atau melampaui fenomena pengalaman,Dia adalah Immanuel Kant. Setelah era Immanuel kant dan kemudian berlanjut ke era filsafat lingkaran Wina maka sangat jelas terlihat bahwa konsep operasi atau penggunaan akal dalam peradaban ilmiah barat sangat dipandu oleh input inderawi dan dalam era positivisme akal betul betul hanya diharuskan tunduk pada input inderawi. Metafisika murni dimatikan dalam positivism.Fenomena ini sekaligus memperkuat posisi filsafat materialism

Jadi dalam ranah peradaban ilmiah barat kita dapat melihat perjalanan ilmu yang makin lama makin mengerucut pada orientasi empirism-positivism-materialism yang berujung pada saintism.Disini yang namanya akal operasionalnya terkunci oleh prinsip empirisme,sedikit saja keluar dari prinsip empirisme maka tuduhan ilusi,tahayul,khayalan,dogma dlsb berdatangan

Jadi sejauh mana operasi atau mekanisme jalannya akal pikiran itu bergantung pada kacamata-cara pandang yang dipakai.Bila seseorang memakai kacamata-cara pandang empirisme-positivisme-materialisme maka sudah bisa dipastikan operasi akalnya akan tunduk pada sebatas input inderawinya

Fenomena ini (yang terjadi dalam peradaban ilmiah barat) sangat terbalik 180 derajat dengan visi misi metafisika agama wahyu,dimana dalam konsep agama wahyu fungsi akal memang dibantu input inderawi tapi tujuan manusia mencari ilmu bukan sebatas mencari bentuk kebenaran empiris tapi kebenaran yang bersifat metafisik semisal makna dan hakikat terdalam segala suatu

Karena visi-misi tujuan agama wahyu dalam mencari kebenaran bukan berhenti sebatas fakta atau kebenaran empiris maka operasi akal dalam agama wahyu tidak bisa dibatasi oleh input inderawi,tidak bisa didasarkan pada prinsip empirisme-positivism (yang tujuannya mencari bentuk kebenaran empiris)

Ada hal hal yang bukan inderawi-metafisik dibalik dunia fisik dan bagaimana cara untuk menangkap dan memahaminya tentu bukan dengan berimajinasi secara liar tapi dengan menggunakan struktur ilmu metafisik

Jadi dalam dimensi metafisika termasuk khususnya agama wahyu didalamnya ada struktur konstruksi ilmu metafisika yang mengantar manusia pada tahapan demi tahapan ilmu metafisika

Jadi intinya,dalam empirisme-positivisme yang namanya akal itu menjadi pelayan dunia indera dan prinsip kebenaran inderawi,Yang sentral dalam prinsip empirisme-positivism-materialism adalah otoritas indrerawi

Sedang dalam ranah metafisika fungsi pelayan itu diemban oleh dunia indera dimana dunia indera menjadi pelayan bagi akal.Dalam metafisika yang lebih dominan adalah otoritas akali karena yang jadi visi misi adalah konsep kebenaran metafisis

......................

Dalam kehidupan ada hal yang faktual dan ada hal yang tidak atau belum faktual,Ada hal logis dan ada hal yang tidak logis

Mengapa sesuatu dinilai logis serta tidak logis tentu ada acuan atau parameter untuk menilainya.Dan acuan yang umum pakai atau fahami dalam menilai kemasuk akalan-persoalan logika adalah memakai konstruksi sebab akibat.Dalam dunia filsafat-ilmu logika, prinsip dasar sebab-akibat ini di modifikasi secara lebih komprehensif dengan memakai term term lain misal logika induktif-deduktif

Logis itu sederhananya artinya bila sebab-akibatnya dapat dianalisa,diketahui dan difahami.Dan sesuatu disebut tidak logis atau "ganjil" artinya sebab akibatnya tidak dapat dianalisa sehingga tidak dapat difahami konstruksi sebab akibatnya.

Jadi keliru kalau mengatakan bahwa logis itu harus faktual sebagaimana keliru kalau mengatakan semua yang faktual harus atau pasti logis.Dalam realitas kehidupan banyak hal yang kita nilai tidak logis-aneh-tak masuk akal itu karena alur sebab-akibatnya tidak kita fahami

Contoh ; bila di suatu area lalu lintas banyak terjadi kemacetan maka logis kalau disana ditempat ditempatkan polisi.Nah ditempatkannya polisi di area macet itu belum fakta tapi kita menyebutnya itu logis.Jadi masuk akal bukan berarti mesti faktual.Karena bisajadi ide menempatkan polisi di area macet itu tak pernah terlaksana misal oleh karena berbagai sebab teknis

Contoh lain ; pengadilan akhirat itu logis dan ada penjelasan logis untuk itu karena sebab akibatnya mudah kita fahami bahkan anak anak baru akil balig pun dapat memahami.Keliru kalau mengatakan pengadilan akhirat tidak logis karena tidak faktual (yang beranggapan seperti ini artinya belum faham makna "logis").Kelogisan pengadilan akhirat dinilai dari sebab akibat yang dapat dianalisa dan difahami

Dan menyebut pengadilan akhirat logis tentu bukan untuk menempatkan nya sebagai fakta atau hal faktual dalam artian sudah dialami atau merupakan pengalaman manusia,karena itu hal yang belum faktual-karena menyangkut masa depan yang saat ini belum dialami.Tapi upaya untuk memahaminya sebagai logis itu bagi sebagian orang adalah untuk kepentingan meyakini bahwa kelak itu akan merupakan fakta
......................

Nah dalam praktek menggunakan akal atau berlogika maka penggunaan akal itu bukan untuk tujuan memahami sesuatu sebagai faktual atau empirik.Bisa jadi penggunaan akal atau berlogika itu untuk tujuan misal memprediksi atau meyakini

Dan dalam kehidupannya manusia tak bisa selalu menuntut segala suatu mesti faktual karena itu hal yang TIDAK MUNGKIN maka manusia cukup puas dengan bermain logika serta memiliki keyakinan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun