Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Penjelasan Agama vs Neurosains

16 Juli 2024   09:35 Diperbarui: 16 Juli 2024   09:35 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah dalam hal mengungkap kesadaran baik agama,filsafat maupun psikologi tidak melihatnya dari persfective aktifitas listrik dan kimia seperti yang lawan debat saya ungkapkan

Contoh, seorang kriminil kawakan yang slama hidup bergumul dalam dunia kejahatan suatu saat sadar akan perbuatannya yang salah dan kemudian ia bertobat lalu jadi orang saleh dan baik. Nah berbaliknya ia secara 180 derajat itu karena ada unsur nurani-kesadaran ruhaniah yang menggerakkannya untuk sadar dan bukan karena dipicu oleh aktifitas listrik dan kimiawi.Ini penjelasan agama dan ilmu psikologi.Dan ini penjelasan yang umum yang dipakai oleh publik

Apa ada orang kriminil kawakan bertobat lalu dalam penjelasan nya ia mengatakan bahwa ada unsur kimiawi dan aktifitas listrik di otak saya yang telah menyadarkan saya bahwa apa yang saya tempuh selama ini adalah salah ... nu gelo sugan ...

Apakah misal kesadaran akan apa hakikat hidup dan kemana mestinya tujuan hidup berjalan itu digerakkan oleh unsur kimia tertentu ?

Unsur kimiawi apa yang menggerakkan kesadaran seseorang akan apa arti hidup atau bahwa sesuatu itu benar atau salah,baik atau buruk ?

Terus jelaskan rumus kimiawi apa yang membuat seseorang sadar dan bertobat,Atau rumus kimiawi apa yang membuat seseorang menjadi munafik atau tulus ikhlas ?

Apa betul,penjelasan neurosains kalau dipake secara tidak tepat bisa menyesatkan ? Ya tergantung dalam konteks apa.Kalau dalam konteks sebagai wacana penelitian sains via neurosains ya itukan hanya berisi wacana dan hipotesa

Tapi kalau persfective atau hipotesa neurosaintis itu dipaksa dipake dan dibawa masuk ke dunia metafisika,ke dunia agama,ke dunia filsafat serta ke dunia psikologi itu bisa menimbulkan konsleting pendapat yang tidak berguna ..

Jadi idealnya, gunakan penjelasan neurosaintik itu sebatas dalam wacana- pembicaraan-penelitian neurosains.Kalau digunakan misal untuk main vonis atau menghakimi pandangan agama-filsafat-psikologi wah bakal terjadi adu debat yang tak berkesudahan !

Jadi terkait neurosains intinya ; Kalau tahu dan sadar bahwa neurosains dengan bantuan alat teknologi canggih sekalipun SANGAT TERBATAS dalam menyelidiki alam pikiran dan kesadaran manusia ya jangan menggunakan neurosains sebagai acuan utama dan dasar dalam hal menyelidiki alam pikiran dan kesadaran manusia,APALAGI digunakan untuk main vonis pandangan lain yang diluar neurosains seperti pandangan umum yang mengacu pada pandangan agama atau psikologi

Sebagai sebuah disiplin keilmuan yang sepesifik mengamati aktifitas system saraf neurosains memang baik dan bermanfaat untuk dipelajari dan diketahui bahkan mungkin dapat membantu secara ilmu medis.Tapi itulah,bahaya nya adalah bila sudah dipegang oleh materialist atau fihak yang anti dengan penjelasan agama tentang manusia lalu menggunakan persfective neurosains untuk mendebat penjelasan agama,Maka disini neurosains bisa menjadi alat ideologi tertentu sama halnya dengan teori asal usul makhluk berbuntut yang sebagian menggunakannya lebih sebagai alat ideologis-bukan sebatas wacana teoritis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun