Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Aku Belum Berpikir tapi Aku Sudah Ada

20 Juni 2024   06:46 Diperbarui: 20 Juni 2024   06:59 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BAGAIMANA KITA MENYIKAPI HAL GAIB YANG BELUM MASUK PENGALAMAN MANUSIA ?

Nah sains pun tidak bisa menentukan apa hal gaib yang belum manusia temukan dan apa realitas atau ADA yang kelak akan manusia temukan.Maka dalam hal ini manusia dengan kemampuan akalnya harus belajar untuk bisa membaca tanda tanda dari keberadaan bagan dari realitas yang belum mereka alami.Apakah dengan berkhayal atau berimajinasi secara liar ? Tentu saja tidak,tapi dengan pikiran pikiran logic

Tapi dengan pemahaman yang saya uraikan setidaknya pikiran manusia mesti terbuka terhadap adanya realitas yang belum kita alami dan jangan beranggapan bahwa realitas adalah sebatas yang telah kita tangkap atau alami karena itu adalah pemahaman atau cara menyikapi realitas yang keliru

Orang beragama diantarana adalah cara manusia menyikapi persoalan ADA yang belum diketahui atau yang ada diluar jangkauan manusia.Tapi itu tentu tak bisa berdasar keyakinan buta tapi mesti menggunakan potensi akal disamping bimbingan wahyu sebagai alat bantu untuk meyakininya

Dengan kata lain,Agama hadir dan diyakini oleh yang meyakininya karena yang namanya realitas adalah sesuatu yang tidak seluruhnya telah memperlihatkan diri kedalam pengalaman manusia.Kalau seluruh realitas telah nampak kedalam pengalaman manusia mungkin pemberitahuan via kitab suci tidak diperlukan lagi.Karena kitab suci mengungkap banyak realitas yang belum atau tidak bisa hadir kedalam pengalaman manusia.Ini salah satu cara memahami agama secara rasional,pemahaman terhadap agama yang dibarengi pemahaman terhadap hakikat realitas


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun