PIKIRAN DAN KESADARAN
Tiap orang memiliki pikiran bahkan yang masih anak anak sudah memilikinya bahkan binatangpun memilikinya,Tapi sejauh mana kesadaran yang telah dimilikinya ? Apakah tiap yang memiliki pikiran akan memiliki kesadaran yang sama dan serupa dengan yang dimiliki orang lain ? Apakah tiap yang memiliki pikiran akan memiliki kesadaran yang ideal bagi seorang yang di karuniai akal budi ?
Tiap orang punya pikiran tapi apakah semua punya kesadaran moral ? Atau apakah semua yang memiliki pikiran memikirkan misal apa arti serta hakekat hidup atau apa hakekat dunia ?
Atau apakah memiliki kesadaran bahwa sesuatu itu benar atau salah,baik atau buruk ?
Mengapa tidak semua yang memiliki pikiran memiliki kesadaran yang ideal-seharusnya bagi manusia yang di karuniai akal budi ?
(Akal budi adalah unsur jiwa-bukan unsur saraf, yang mengolah pikiran sehingga dapat menyadari apa itu benar-salah,baik dan buruk)
Itulah, setiap orang mesti punya "pikiran" tapi untuk sampai pada kesadaran tertentu itu ada jalannya tersendiri,melalui proses yang jalannya beragam.Ada yang melalui olah pikir pribadi,ada yang melalui nasihat,ada yang melalui ceramah atau ada yang melalui kejadian yang tidak kita rekayasa atau melalui merasakan pengalaman pahit dlsb.
Intinya untuk mencapai kesadaran itu pikiran itu mesti bergerak-berproses atau berpikir.Ketika pikiran bergerak memikirkan persoalan moral maka orang bisa memiliki kesadaran moral.Ketika pikiran memikirkan soal cinta kasih sayang orang bisa memikiki kesadaran akan cinta kasih sayang dlsb.
Dengan kata lain bisa disebut pikiran adalah bahan baku bagi hadirnya beragam bentuk kesadaran yang tidak akan sama pada tiap individu baik bentuk maupun kualitasnya.Artinya betapapun manusia memiliki pikiran sebagai bahan mentah tapi kalau seseorang tidak mau berpikir atau menggerakkan pikirannya maka bagaimana kesadaran akan sesuatu itu bisa diperoleh ?
Semua orang memiliki otak yang sama,jaringan serta system saraf yang dasarnya sama tapi bukan itu yang mengarahkan manusia pada bentuk kesadaran tertentu serta kualitas kesadaran tertentu karena otak + jaringan saraf se canggih apapun itu tidak otomatis mengarahkan manusia pada bentuk kesadaran tertentu,mengapa ? Mengapa tidak semua yang memiliki otak +jaringan saraf memiliki kesadaran moral bahwa sesuatu itu baik atau buruk atau kesadaran akali bahwa sesuatu itu benar atau salah ?
Memang betul bahwa jaringan saraf otak itu memberi manusia kesadaran yang bersifat biologis,dan ini merata pada semua orang,mau yang bodoh atau pintar,mau ODGJ atau orang yang sehat akalnya semua memiliki kesadaran biologis semisal semua merasa lapar atau sakit atau beragam bentuk sensasi yang secara sama dapat dirasakan secara langsung oleh semua orang.Kesadaran biologis pun berkaitan dengan mekanisme fungsi dunia panca indera yang adalah bersifat fisik yang sama dimiliki semua manusia
Tapi bentuk kesadaran yang bersifat khusus-spesifik itu tidak secara langsung dihadirkan oleh fungsi system saraf kecuali individu tertentu menggalinya sendiri atau memperoleh melalu pengalaman,nasihat dlsb.
Dengan kata lain,bentuk bentuk kesadaran tertentu seperti kesadaran metafisis,kesararan ruhaniah-spiritual, kesadaran moral,kesadaran akali dlsb. itu tidak secara otomatis dimunculkan oleh otak dan jaringan saraf,mengapa ?
Karena otak dan jaringan saraf itu sekedar FASILITAS BERPIKIR dan bukan pengendali berpikir atau mengarahkan pada bentuk kesadaran khusus.Yang mengendalikan kemana arah berpikir atau secara khusus memikirkan soal apa itu BUKAN OTAK-BUKAN JARINGAN SARAF tapi sesuatu yang ada dalam jiwa kita yaitu niat,hasrat,kehendak yang tidak sama pada tiap individu
Jadi dalam hadirnya beragam bentuk kesadaran itu kita harus melihat posisi otak (jaringan saraf) itu dimana dan sebagai apa dan jangan menganggap seolah semua dihadirkan dan dikendali oleh otak dengan menyingkirkan beragam variabel lain.
Beragam variabel lain yang membentuk beragam bentuk kesadaran yang plural yang tidak sama pada setiap orang diantaranya ; Niat,hasrat,kehendak,
Kemudian adanya unsur nurani,akal dan nafsu yang lebih memiliki peran vital dalam mengendalikan kemana arah pikiran serta mengelolanya. Kemudian faktor pengalaman, pengetahuan, lingkungan,pendidikan,indoktrinasi dlsb
Nah system saraf menghadirkan serta mengorganisasikan beragam aktifitas berpikir serta beragam bentuk kesadaran yang ditimbulkan itu kedalam organisasi kesadaran biologis yang terkait fungsi dari tiap bagian dari jaringan saraf.Tapi pengendali otonomnya adalah jiwa kita dimana didalamnya ada hasrat dan kehendak.Yang namanya system saraf sifatnya hanya fasilitator bukan kreator atau causa prima beragam bentuk kesadaran yang bersifat khusus-individual
Nah neurosaintis pun tak boleh fokus hanya pada keberadaan system saraf lalu menempatkannya seolah ia adalah "kreator tunggal" dari seluruh fenomena kejiwaan dengan menyingkirkan beragam variabel lain seperti saya sebut diatas
Sekarang bayangkan misal orang punya jaringan saraf tapi kalau tak ada variabel unsur akal budi dalam jiwa nya maka bagaimana ia bisa memahami bahwa sesuatu itu benar atau salah,baik atau buruk.Karena ODGJ atau orang terkena shcizoprenia pun ia masih memiliki jaringan saraf tapi karena akalnya terganggu maka ia tidak bisa menyadari sepenuhnya mana benar atau salah,baik atau buruk
Dengan kata lain,soal kesadaran ini kita mesti melihatnya dari hulu ke hilir dengan melihat beragam variabel yang membuatnya muncul.Jangan fokus hanya pada satu variabel berupa fungsi system saraf karena itu bukan kreator utama kesadaran tertentu.Dan artinya kita mesti menempatkannya secara tepat agar tidak tumpang tindih dengan variabel lain yang juga musti dihadirkan
Intinya-garis besarnya karena manusia itu memiliki jasmani-tubuh materi dan jiwa-non materi maka dalam diri manusia bisa hadir beragam bentuk kesadaran yang plural yang intinya bisa kita bagi kedalam kesadaran biologis terkait fungsi seluruh element tubuh dan kesadaran ruhaniah-psikologis terkait keberadaan jiwa yang non materi
.....................
Artinya tiap orang punya pikiran tapi tidak semua orang memikirkan sesuatu yang di pikirkan orang lain.Maka bentuk kesadaran dan kualitas kesadaran tiap orang tidak akan sama.Orang yang banyak berpikir secara serius,banyak  mencari ilmu pengetahuan,selalu berpikir tentang benar dan salah,baik dan buruk mestinya memiliki kualitas kesadaran yang lebih baik.Sebaliknya seorang yang misal hidupnya cenderung banyak mencari kesenangan duniawi,hura hura,pamer, maka kualitas kesadaran ruhaniahnya patut dipertanyakan.
Walau kita tak boleh vonis kualitas kesadaran seseorang tapi via artikel ini saya mengajak baiknya tiap orang introspeksi diri sejauh mana upayanya untuk memiliki kesadaran yang ideal bagi seorang yang di karuniai akal budi. Artinya,manusia memang di karuniai potensi akal budi tapi tidak selalu dalam menghadapi tiap persoalan ia menghadapi dengan menggunakan akal budi kadang yang lebih dominan adalah perasaan nafsunya
Artinya memiliki pikiran dan system saraf bahkan akal bukan berarti akan otomatis memiliki bentuk kesadaran yang ideal tapi baru memiliki bahan bagi timbulnya beragam bentuk kesadaran yang ideal.Dan keberadaan unsur nurani serta akal budi ibarat aplikasi atau alat untuk mengolah pikiran demi memperoleh kesadaran yang ideal bagi makhluk yang dikaruniai nurani serta akal budi.Tapi itupun apabila manusia mau mengupayakan untuk memperolehnya karena system saraf tidak otomatis memberikannya
Faktanya tidak semua manusia yang dikaruniai nurani dan akal budi memiliki kesadaran yang ideal bagi makhluk yang dikaruniai nurani dan akal budi.Kalau pikiran lebih banyak dikuasai hawa nafsu misal maka pikiran bisa jauh dari mencapai kesadaran yang kita sebut "ideal"
...........
PERTANYAAN PEMBACA
Ada yang bertanya ; "Apa sesungguhnya definisi kesadaran" ?
Kalau kita buka definisi formal yang telah tertulis dalam litwratur dan di infokan ke publik via Google,memang bisa ada banyak definisi,itu tak salah  karena soal kesadaran itu suatu yang bersifat kompleks sekali,yang membicarakan bukan cuma ranah biologi atau neurosains atau psikologi tapi akan melebar ke ranah filsafat serta agama dan itu tak bisa ditolak karena itu fakta
Tapi intinya seperti saya sebut diatas ada bentuk kesadaran biologis yang memakai infrastruktur peralatan tubuh sebagai alat untuk menghadirkannya dimana system saraf dan panca indera memainkan peran sentral.Tapi mesti diingat bahwa organ tubuh lainpun memiliki peran dalam membentuk kesadaran.
Contohnya kelamin membuat manusia merasakan adanya kesadaran akan kenikmatan hubungan biologis.Organ hati (liver) dan jantungpun punya fungsi kesadaran merasa misal ketika jatuh cinta,ketika marah,ketika sedih atau sakit hati maka kita bisa menyadari adanya sensasi rasa di wilayah hati dan jantung,misal merasakan sensasi rasa yang berdebar dihati saat jatuh hati atau sensasi panas membakar saat marah di wilayah dada
Jadi bukan otak dan system saraf sendirian yang menghadirkan beragam bentuk kesadaran yang berkaitan dengan infrastruktur jasmaniah
Dibalik itu karena manusia punya akal-yang bukan unsur jasmani maka manusia punya potensi untuk memiliki kesadaran bahwa sesuatu itu benar atau salah,baik atau buruk
Tapi semua bentuk kesadaran baik terkait infrastruktur jasmani maupun unsur ruhani itu semua dapat kita rangkai untuk menemukan benang merah makna kesadaran yang utuh yang dapat kita fahami sebagai ilmu pengetahuan
Tapi saya pikir apapun definisi serta ilmu pengetahuan seputar masalah ini yang telah tertulis dalam literatur maka validitas nya atau "cek fakta nya" atau kenyataan sesungguhnya tetap ada dalam pengalaman kita sebagai manusia.Jadi jangan hanya mengandalkan definisi atau pengetahuan formal yang telah tertulis
Karena pengalaman itu jauh lebih tajam,lebih jelas ketimbang definisi yang bagaimanapun komprehensifnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H