Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pikiran dan Kesadaran

28 Mei 2024   11:17 Diperbarui: 28 Mei 2024   12:06 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi bentuk kesadaran yang bersifat khusus-spesifik itu tidak secara langsung dihadirkan oleh fungsi system saraf kecuali individu tertentu menggalinya sendiri atau memperoleh melalu pengalaman,nasihat dlsb.

Dengan kata lain,bentuk bentuk kesadaran tertentu seperti kesadaran metafisis,kesararan ruhaniah-spiritual, kesadaran moral,kesadaran akali dlsb. itu tidak secara otomatis dimunculkan oleh otak dan jaringan saraf,mengapa ?

Karena otak dan jaringan saraf itu sekedar FASILITAS BERPIKIR dan bukan pengendali berpikir atau mengarahkan pada bentuk kesadaran khusus.Yang mengendalikan kemana arah berpikir atau secara khusus memikirkan soal apa itu BUKAN OTAK-BUKAN JARINGAN SARAF tapi sesuatu yang ada dalam jiwa kita yaitu niat,hasrat,kehendak yang tidak sama pada tiap individu

Jadi dalam hadirnya beragam bentuk kesadaran itu kita harus melihat posisi otak (jaringan saraf) itu dimana dan sebagai apa dan jangan menganggap seolah semua dihadirkan dan dikendali oleh otak dengan menyingkirkan beragam variabel lain.

Beragam variabel lain yang membentuk beragam bentuk kesadaran yang plural yang tidak sama pada setiap orang diantaranya ; Niat,hasrat,kehendak,
Kemudian adanya unsur nurani,akal dan nafsu yang lebih memiliki peran vital dalam mengendalikan kemana arah pikiran serta mengelolanya. Kemudian faktor pengalaman, pengetahuan, lingkungan,pendidikan,indoktrinasi dlsb

Nah system saraf menghadirkan serta mengorganisasikan beragam aktifitas berpikir serta beragam bentuk kesadaran yang ditimbulkan itu kedalam organisasi kesadaran biologis yang terkait fungsi dari tiap bagian dari jaringan saraf.Tapi pengendali otonomnya adalah jiwa kita dimana didalamnya ada hasrat dan kehendak.Yang namanya system saraf sifatnya hanya fasilitator bukan kreator atau causa prima beragam bentuk kesadaran yang bersifat khusus-individual

Nah neurosaintis pun tak boleh fokus hanya pada keberadaan system saraf lalu menempatkannya seolah ia adalah "kreator tunggal" dari seluruh fenomena kejiwaan dengan menyingkirkan beragam variabel lain seperti saya sebut diatas

Sekarang bayangkan misal orang punya jaringan saraf tapi kalau tak ada variabel unsur akal budi dalam jiwa nya maka bagaimana ia bisa memahami bahwa sesuatu itu benar atau salah,baik atau buruk.Karena ODGJ atau orang terkena shcizoprenia pun ia masih memiliki jaringan saraf tapi karena akalnya terganggu maka ia tidak bisa menyadari sepenuhnya mana benar atau salah,baik atau buruk

Dengan kata lain,soal kesadaran ini kita mesti melihatnya dari hulu ke hilir dengan melihat beragam variabel yang membuatnya muncul.Jangan fokus hanya pada satu variabel berupa fungsi system saraf karena itu bukan kreator utama kesadaran tertentu.Dan artinya kita mesti menempatkannya secara tepat agar tidak tumpang tindih dengan variabel lain yang juga musti dihadirkan

Intinya-garis besarnya karena manusia itu memiliki jasmani-tubuh materi dan jiwa-non materi maka dalam diri manusia bisa hadir beragam bentuk kesadaran yang plural yang intinya bisa kita bagi kedalam kesadaran biologis terkait fungsi seluruh element tubuh dan kesadaran ruhaniah-psikologis terkait keberadaan jiwa yang non materi

.....................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun