Istilah "konstruksi" mengacu pada adanya system-tatanan-infrastruktur yang membangun sesuatu. Dengan kata lain,didalam sesuatu yang bersifat atau memiliki bangunan konstruktif didalamnya ada tatanan, system yang bisa kita baca dan telusuri. Contoh; konstruksi besi beton yang membangun gedung besar atau konstruksi dibalik teknologi atau konstruksi logika dibalik ilmu teologi
Dan pada prinsipnya ciri dari ilmu pengetahuan dan kebenaran ia adalah bersifat konstruktif,ilmu dan kebenaran dibangun oleh system-tatanan-tidak dibangun oleh suatu yang acak-chaotik-spekulatif-relatifistik- tanpa bentuk baku dan permanen.Ilmu membangun kebenaran itu seperti konstruksi besi beton membangun gedung besar.
Maka ilmu disebut "konstruksi" dari kebenaran, Sehingga bila kita ingin mengetahui konstruksi yang membangun kebenaran kita bisa analisis atau rekonstruksi ilmu yang membangunnya
Nah masalahnya yang disebut "ilmu dan kebenaran" itu mengakomodasi keseluruhan, ia adalah konsep besar-grand konsep yang berbicara keseluruhan bukan hanya bicara satu bagan atau satu dimensi atau satu aspek.Walau secara teknis kita mengenal pembagian bahasan berdasar kategori ilmu tapi itu untuk kepentingan memudahkan dan membedakan
Nah ketika bicara ilmu dan kebenaran ada 2 kategori besar ; fisika dan metafisika. Keberadaan 2 disiplin ilmu ini pada prinsipnya tentu untuk saling menunjang dalam rangka MEMAHAMI ATAU MENDESKRIPSIKAN KEBENARAN SECARA MENYELURUH-bukan secara parsial.
Jadi fisika bukan untuk melenyapkan metafisika dan demikian pula sebaliknya. Keduanya akan kita perlukan saat kita membutuhkan instrument ilmu untuk memahami keseluruhan atau Kebenaran menyeluruh
Walau dalam sejarah banyak orang  gagal faham dalam memahami kesatu paduan fisika-metafisika,sebagian malah berupaya melenyapkan yang satu untuk memposisikan yang lainnya secara dominan.Atau bahkan menganggap metafisika sudah is dead
Padahal keberadaan fisika dan metafisika itu cerminnya ada dalam diri kita sendiri.Dari sejak ada manusia hingga saat ini konstruksi dasar manusia itu tetap-baku-permanen terdiri dari jiwa-raga, pikiran-tubuh,ruhani-jasmani,biologis-psikologis.Walau ada banyak teori psikologi bermunculan,Tapi konstruksi manusia tetep tidak berubah (Sama dengan walau bermunculan teori sains tapi mekanisme alam tetep tak berubah).Dan kemudian Kita bisa memahami manusia secara konstruktif berdasar konstruksi yg membangunnya apabila dualisme manusia itu difahami
Kekacauan muncul ketika ada worldview yang berupaya menggambarkan manusia sebagai makhluk satu dimensi ; hanya terdiri dari materi dan menganggap seluruh fenomena manusia adalah pancaran material,lalu berupaya mereduksi manusia hanya pada satu penjelasan berkarakter materi.Ini sama dengan orang yang hanya mau menerima sains-penjelasan fisika dan mematikan metafisika
Tapi itu adalah karakter perilaku "si mata satu",Antagonis akhir zaman menurut persfective para nabi yang pengaruh kekuatannya bisa kira rasakan hadir di dunia akademik hingga forum debat.
Yang membuat pemahaman konstruktif thd fisika-metafisika jadi kacau adalah wordview materialisme ilmiah yang tidak mau menerima aspek metafisika sebagai bagian dari struktur ilmu dan bangunan kebenaran menyeluruh,Mereka hanya mau mengakui ilmu pengetahuan sebatas aspek fisika
............
Nah bagaimana memahami keberadaan fisika serta metafisika di dunia ilmu pengetahuan dan dalam konsep kebenaran menyeluruh itu mesti difahami secara konstruktif,jangan tumpang tindih.Jangan persoalan metafisika diselesaikan full harus dengan cara fisika dan sebaliknya,Atau persoalan metafisika dihakimi dengan menggunakan metode ilmu fisika
Fisika menggumuli aspek yang bersifat fisik,orientasinya mengungkap hal fisik,visi misinya mendeskripsikan kebenaran empirik.Alat kelolanya yang utama adalah dunia indera walau dibantu peralatan sains.Dan ilmu fisika diwakili oleh yang familiar kita sebut institusi "sains"
Sedang metafisika fokus menggali aspek non fisik dibalik yang fisik (tapi non fisik itu bukan energi,karena eksistensi energi di alam itu terikat secara mekanis dengan materi) yang mana aspek metafisik itu memiliki otonomi tersendiri karena substansinya berbeda dengan aspek fisika.Metafisika lebih fokus pada dominasi penggunaan akal ketimbang indera
Nah bagaimana memahami fisika-metafisika secara konstruktif artinya tidak acak dan tidak tumpang tindih sehingga jelas mana bagan fisika dan mana bagan metafisika, walau ketika kita membicarakan sesuatu persoalan keilmuan atau soal kebenaran dua cara dua metode dan dua interpretasi ; fisika dan metafisika itu bisa dan dapat kita padukan
.................
Kalau kita telusuri dari dasar mulai dari persfective ontologi apa sebenarnya substansi atau hakikat atau dasar paling dasar dari keberadaan metafisika di dunia manusia ?
Itu sebenarnya berasal dari realitas yang ada dan terjadi dalam kehidupan dan dalam jiwa-alam pikiran manusia itu sendiri.Jadi metafisika bukanlah wacana atau konsep yang adanya karena diciptakan secara formal misal dalam dunia filsafat atau dalam dunia agama tapi sesuatu yang awal mula atau bibitnya muncul dari dalam diri manusia itu sendiri
Manusia kelak bisa mengenal apa it konsep "metafisika" sebagai ilmu dan wacana utamanya dlm filsafat karena fitrah atau kecenderungan alami manusia itu selalu memikirkan hal hal non fisik dibalik yang fisik.Contoh ; ketika melihat dan mengamati semesta secara fisik dengan inderawinya maka pikiran manusia mempermasalahkan dan mempertanyakan hal non fisiknya,misal darimana asalnya, makna dan hakikatnya,lalu mempersoalkan hakikat keberadaan manusia didalamnya dan tujuan hidup manusia di dunia.Pertanyaan pertanyaan yang modelnya spt itu muncul secara intuitif sebagai potensi ruhaniah manusia
Jadi kalau kelak ada institusi filsafat dan agama itu karena awalnya manusia mendalami hal non fisik dibalik yang fisik atau non materi dibalik materi.Jadi metafisika ada atau eksist di dunia manusia bukan semata karena ada filsafat dan agama tapi karena dlm kehidupannya manusia menemukan dan menggumuli serta selalu mempertanyakan hal non fisik dibalik yang fisik.
Filsafat sebagai institusi keilmuan yg ada dlm peradaban manusia ada atau eksist itu karena manusia awalnya memikirkan hal non fisik dibalik yang fisik dan agama hadir intinya untuk memberi jawaban atas beragam persoalan metafisika yang tidak pernah bisa dijawab manusia
Maka keberadaan institusi filsafat serta agama bisa disebut merupakan representasi adanya persoalan metafisik dibalik yg fisik yang didalami dan digumuli manusia dimana dalam filsafat dan agama persoalan metafisika itu didalami secara intens,dirumuskan dalam beragam rumusan filsafati hasil pemikiran para filsuf dan dalam dunia agama menjadi doktrin yang berdasar wahyu
......
EPISTEMOLOGI METAFISIKA
Bagaimana epistemologi berbasis metafisika secara formal terbentuk utamanya dalam dunia filsafat ?
Dalam dunia filsafat khususnya semua persoalan metafisika yang pernah dipikirkan manusia selama ribuan tahun  itu di dokumentasi,di rekonstruksi,di peta kan-di organisir,maka terciptalah konsepsi ilmu pengetahuan berbasis metafisika, disini epistemologi yang membentuk ilmu metafisika atau metafisika sebagai konsep ilmu pengetahuan dapat ditelusuri
Intinya,dalam dunia filsafat serta agama metafisika itu bukan sekedar wacana atau opini-bukan sekedar pertanyaan pertanyaan yang bersifat acak dan bebas tanpa bentuk tapi lambat laun mengerucut pada terbentuknya konsepsi ilmu pengetahuan yang otonom - tersendiri
Apa saja ilmu pengetahuan berbasis metafisika yang secara formal dikonsepsikan serta diajarkan dalam dunia filsafat serta agama ?
1.ilmu tentang realitas-ontologi
2.ilmu hukum kausalita atau "ilmu sare at" menurut agama
3.ilmu logika
4.ilmu hakikat (utamanya dlm agama)
5.ilmu hikmat (utamanya dlm agama)
Ke 5 bentuk ilmu tersebut disebut konsep "ilmu" dan bukan sekedar wacana atau opini karena didalamnya memiliki konstruksi yang bersifat baku.Apa bagaimana konstruksi ilmiah yang membangun ke 5 bentuk ilmu itu pernah saya tulis secara rinci
Dan bagaimana visi misi serta tujuan keberadaan semua ilmu berbasis metafisika tsb adalah memahami konstruksi metafisis yang membangun realitas secara keseluruhan sekaligus memahami konstruksi metafisis yang membangun konsep kebenaran menyeluruh
Dengan kata lain,bila anda bisa menguasai ke 5 bentuk ilmu tsb anda bisa memahamami konstruksi metafisis yang membangun konsep kebenaran menyeluruh.Kalau dalam dunia fisika bandingannya adalah the theory of everything dianggap dapat memahami atau menggambarkan konstruksi yang membangun realitas alam fisik secara menyeluruh
Dengan kata lain apa yang disebut realitas serta kebenaran dlm pemahaman filsafati serta agama khususnya itu BUKAN SUATU YANG DASARNYA ACAK, PROBABILISTIK KEBETULAN, BERDASAR KETAKPASTIAN tapi sesuatu yang memiliki bentangan KONSTRUKSI alias system.Dan konstruksinya itu dua dimensi-dua muka ; fisik-non fisik, fisika-metafisika
Ini seperti konstruksi yg membangun realitas manusia itu 2 dimensi ; Ada konstruksi yang membentuk jiwa (psikologi) dan ada konstruksi yg membentuk raga (biologis),dimana system saraf mempertemukan 2 system tsb menjadi satu kesatuan individu manusia yang berkesadaran biologis disamping berkesadaran ruhani (2 bentuk kesadaran berbeda karena adanya 2 substansi berbeda dlm diri manusia)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H