Tuhan mendefinisikan diriNya melalui agama tiada lain agar akal manusia dapat mengenal serta memahami Tuhan
Contoh,manusia memahami Tuhan sebagai maha penyayang,maha kuasa,maha tak terbatas dlsb. karena sifat sifat itu didefinisikan sendiri oleh Tuhan melalui agama sehingga tak bisa disebut hasil pemikiran akali manusia
Tetapi sebagai contoh,apakah sifat maha penyayang itu dapat manusia fahami begitu saja oleh akal budi nya ?
Tentu saja tidak, ada dualisme di dunia yang membuat manusia dapat mendalami serta mengenal sifat Tuhan maha penyayang yaitu dualisme kebahagiaan-penderitaan.adanya berbagai bentuk penderitaan di dunia dan kehendak atau kebutuhan batiniah manusia selalu akan kebahagiaan membuat manusia memahami serta merindukan sifat kasih sayang.dan itulah salah satu makna terdalam dari adanya penderitaan
Orang tak beriman sering berargument menyebut adanya berbagai penderitaan di dunia sebagai bukti tiadanya Tuhan,karena menurut mereka kalau Tuhan ada maka tidak akan ada penderitaan.itu sebenarnya cermin dari tidak difahaminya ilmu hikmat atau ilmu makna Ilahiah yang berceritera tentang rahasia maksud tujuan terdalam dari Tuhan dalam mencipta segala suatu.dan apapun yang ada didunia bila dilihat dari kacamata hikmat adalah rahasia agar manusia dapat mengenali sifat sifatnya
Dan dengan kata lain,agama menyediakan rel bagi akal agar akal dapat melintas diatasnya agar dapat berjalan menuju muara atau station utama yaitu memahami kebenaran yang bersifat menyeluruh
Apa itu 'kebenaran menteluruh' ? mudah mudahan dapat dibuat artikel tentang masalah itu dalam waktu dekat ini agar dapat dipetakan di wilayah mana akal dan ilmu yang dapat dikonsep dari hasil cara berfikir akal dapat berperan
Adapun bila ada orang yang mengatakan bahwa akal itu 'tak terbatas' mungkin maksudnya adalah bahwa kita tidak tahu pengetahuan apa yang akan diperoleh manusia melalui akalnya kelak dimasa depan,hingga saat ini dengan akal nya manusia sudah pada taraf seperti saat ini dalam capaian teknologi misal dan hasil saat ini mungkin diluar prediksi orang orang di masa silam.tetapi betapa bagaimanapun secara substansial hakikatnya akal itu terbatas sehingga manusia tetap memerlukan Tuhan untuk memperoleh jawaban atas beragam persoalan yang sudah tak dapat didefinisikan atau dijawabnya sendiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H