Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bahasa Hati di Antara Seperangkat Tanda Bahasa Formal

29 November 2019   10:11 Diperbarui: 29 November 2019   10:36 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak sedikit intelektual yang tidak atau kurang memiliki kepekaan terhadap hal hal yang untuk menangkapnya membutuhkan kualitas bahasa hati yang lebih mendalam seperti cinta-kasih sayang-keindahan atau simpati tergadap penderitaan.itu karena kaum intelek terbiasa lebih banyak bermain di dunia kata kata ! resikonya adalah bisa kehilangan kemampuan alami menangkap dengan bahasa hati atau mata batin yang tumpul.

Sering kita lihat intelektual yang lebih banyak bermain otak-memainkan kata kata dengan struktur kalimat yang mengagumkan secara keilmuan dalam mendeskripsikan berbagai konsepsi tapi tidak atau kurang terlihat ekpressi bahasa hati nya.

Banyak politikus bermain dengan kata kata mendeskripsikan suatu konsep atau pandangan politik tapi mereka kehilangan bahasa hati misal yang menangkap penderitaan manusia akibat kekejaman perang atau keganasan suatu rezim.

Artinya terlalu banyak bermain dengan kata kata tanpa mengasah kemampuan alami mata batin-fikiran terdalam bisa membuat mata batin kita menjadi tumpul. karena bahasa dengan segenap inrastruktur nya itu sebenarnya hanya pelayan dari alam fikiran manusia karena itu jangan malah menjadi tuan atas fikiran kita.makna nya jangan terlalu bergantung atau menggantungkan diri pada permainan bahasa formal tapi kembangkan kemampuan bahasa alami yang tersembunyi dalam alam fikiran kita.

Karena kemampuan bahasa alamiah- intuitif yang tersimpan dalam alam fikran kita itu dapat menangkap serta melukiskan hal hal yang bahkan belum 'dibahasakan' atau dikomunikasikan secara formal misal oleh media media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun