Apa sebenarnya hakekat manusia-hakekat hidup serta hakekat dunia ?
Bila kita mendalami serta lalu dapat memahami tiga hal diatas maka insya Allah kita akan terhindar dari 1001 macam tipuan duniawi.saya sebuat 1001 karena memang saking sedemikian banyaknya tapi hakikatnya sama-satu yaitu sesuatu yang bersifat menipu sehingga manusia menjadi lupa terhadap persoalan hakikat diatas
Tipuan itu bisa berasal dari harta,tahta-kedudukan politis, wanita,pujian, sanjungan,gelar,kehormatan dlsb.dlsb. artinya,semua itu dapat menjadi sesuatu yang bersifat menipu ANDAI bila karena semua itu manusia sampai menjadi lupa kepada persoalan hakikat diatas
Artinya,bukan berarti kita tak boleh memiliki semua yang disebut tadi tetapi andai bila dalam upaya meraihnya serta setelah semua itu di raih manusia lalu menjadi lupa terhadap persoalan hakikat diatas itu tadi
Hakikat semua manusia yang dilahirkan diatas dunia adalah untuk di uji dan lalu kelak setelah mati dan dibangkitkan kembali maka ia harus mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya itu dihadapan Tuhan yang maha esa
Baca juga: Khora dan Pharmakon dalam Tulisan Plato
Hakekat hidup adalah ujian dan hakekat dunia adalah tempat ujian,bukan tempat bersenang senang serta bernikmat nikmat semata,walau bukan berarti kita tak boleh menikmati kesenangan dan kenikmatan hidup tapi jangan sampai semua itu menjadikan kita lalai memaknai apa itu hidup dan kehidupan
Mungkin ada yang berfikir bahwa persoalan hakikat itu adalah ajaran yang diperuntukkan hanya untuk agama tertentu,itu salah besar !
Karena persoalan hakikat itu berlaku bagi semua orang apapun agama dan kepercayaannya termasuk yang tidak menyembah Tuhan serta tidak beragama,atheis atau agnostik
Karena kelak semua orang apapun agamanya termasuk yang atheis-agnostik akan dihadapkan pada Tuhan yang satu yang akan mengadili semua amal perbuatan mereka semua
Mungkin ada yang berfikiran nyeleneh dengan beranggapan bahwa tiap umat beragama akan dihadapkan pada Tuhannya masing masing dan akan diadili oleh Tuhannya masing masing yang berbeda beda
Itu keliru karena suatu hal yang tidak logis.karena secara logika mustahil Tuhan itu banyak-lebih dari satu karena bila lebih dari satu maka akan terjadi pertentangan-konflik-gesekan-perselisihan-kekacauan dll. yang membuat kehidupan tidak akan terstruktur sebagaimana yang kita lihat
Ini adalah hal mendasar yang mesti di fahami oleh manusia ketika mereka berhadapan dengan realitas banyak-beragamnya agama dan kepercayaan
Bagaimana cara serta konsep Tuhan yang satu itu dalam mengadili manusia yang beragam agama dan kepercayaannya tentu itu adalah urusan serta kewenangan Tuhan itu sendiri yang tidak bisa dicampuri oleh manusia
Baca juga: Alegori Gua pada Doktrin Kebenaran Platon
Yang jelas pemahaman terhadap Tuhan yang maha esa (bukan sekedar konsep belaka) itu mesti logis-konstruktif,jangan mengikuti persepsi persepsi manusiawi yang bisa berbeda beda
Salah satu ciri bahwa Tuhan itu hanya mungkin ada satu (walau realitas itu berwarna warni) adalah mekanisme tubuh serta kehidupan kita sendiri
Mekanisme tubuh kita apapun bangsa serta agama nya itu sama demikian pula semua memiliki perangkat abstrak-spiritual yang sama,semua memiliki nurani-akal dan rasa perasaan nafsu.dan semua di telikung oleh hukum kehidupan yang sama,apapun bangsa dan agamanya semua yang dilahirkan ke dunia itu akan mengalami tua bila dipanjangkan umurnya dan lalu akan mati
Andai-bila Tuhan itu banyak-sebanyak yang disebut dan disembah manusia maka belum tentu semua bersepakat dalam menciptakan-belum tentu semua bersepakat dalam mengatur dan mengendalikan kehidupan
Sebab itu bila ada yang berfikiran Tuhan itu banyak-sebanyak yang manusia sebut dan sembah maka itu adalah fikiran yang sangat ganjil
Lalu mana Tuhan yang satu dan yang sebenarnya ? ..Tentu itu adalah tugaas para pencari kebenaran sejati,semua harus melalui proses berfikir yang mendalam,tak bisa dengan sekedar indoktrinasi semata
Dan karena,ketiga hakikat yang saya sebut diatas itu hanya dapat dibuat serta ditetapkan sebagai hal yang mendasar hanya oleh Tuhan yang satu,mustahil dibuat dan ditetapkan oleh Tuhan yang banyak tanpa menimbulkan perselisihan diantara mereka yang ber efek pada kekacauan tentunya
Baca juga: Gotong Royong dan Sikap Stoicis Taklukkan Covid-19
Jadi, salah satu tugas teologis kita-umat manusia yang dikaruniai akal adalah merapikan-merestrukturisasi konsep ketuhanan agar tidak kacau balau dan tidak mengikuti persepsi serta imajinasi imajinasi manusiawi yang salah-keliru
Karena ketiga persoalan hakikat yang saya sebut diatas hanya akan difahami secara hakiki hanya apabila pemahaman terhadap konsep ketuhanan sudah benar-sudah menyeluruh serta menyatu-tidak terkotak kotak mengikuti kepercayaan manusia yang berbeda beda
Artinya,jangan berfikir bahwa persoalan hakikat diatas itu hanya berlaku serta ditujukan bagi satu umat tertentu saja, karena semua umat manusia apapun agama serta kepercayaannya-termasuk yang atheis-agnostik kelak sama sama akan dihadapkan pada Tuhan yang hanya mungkin ada satu
....................
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI