Demikian pula bila sains dilekatkan misal dengan teori evolusi yang menyatakan bahwa asal muasal manusia itu dari sejenis primata maka bagaimana bisa mempertautkan sains dengan agama ?
Artinya, salah satu rintangan terbesar rumitnya melihat pertautan agama-sains adalah banyaknya teori teori dalam sains yang sudah dikategorikan imajinatif karena hanya hasil rekaan hipotetif-bukan murni berdasar fakta empirik otentik. Â ditambah lagi dengan banyaknya pandangan pandangan yang berupaya menarik sains ke arah 'kiri-ke arah yang menjauhkannya dari tafsiran Ilahiah semisal tafsiran materialistik-nihilistik yang lalu mengerucut menjadi semacam ideologi atheistik itu
Analoginya ibarat mur dan baut yang keduanya dibuat nemang untuk saling dipertautkan tetapi apabila masing masing berkarat maka keduanya tak akan pernah bisa dipertautkan kecuali masing masing harus dibersihkan terlebih dahulu dari karat karat yang melekat padanya
Dan dengan kata lain, agama yang sudah sulit dipertautkan dengan sains adalah agama yang sudah banyak berkarat karena terlalu banyak di modifikasi oleh manusia misal demi untuk kepentingan hal hal mistis, paranormal, klenisme, adat istiadat, budaya dlsb.
Demikian pula sains yang sudah sulit dipertautkan dengan agama adalah sains yang sudah dibajak atau sudah berada dalam genggaman hegemoni kaum ber ideologi materialis-atheistik, ber filosofi nihilistik-positifistik atau yang mati matian berupaya mengangkat teori evolusi misal agar bisa nampak sebagai 'kebenaran empirik' padahal hakikatnya hanya teori hipotetik
Ciri sains yang sudah ada dalam genggaman kaum tertentu adalah misal lahirnya tuduhan 'pseudosains' terhadap yang anti atau berupaya melawan hegemoni teori evolusi
........
Ian G barbour
Bagaimana rumitnya pikiran 'barat' utamanya dalam melihat bagaimana hubungan agama-sains dapat terekam melalui jalan fikiran salah seorang pakarnya yang merupakan seorang cendekiawan yang terkenal di dunia akademik karena banyak menyoroti masalah hubungan antara sains dan agama
Ian Barbour sampai harus membuat atau memetakan empat tipologi posisi perbincangan hubungan sains dan agama sekaligus berusaha menunjukkan keragaman posisi yang dapat diambil berkenaan dengan hubungan sains dan agama
Empat tipologi yang beliau buat adalah pandangan konflik, indepedensi, dialog dan integrasi