Sehingga sangat tak adil bila hal yang negatif itu di timpakan hanya pada satu kubu-satu fihak sedang fihak atau kubu lawan berupaya di citrakan sebagai korban.ini adalah sebuah bentuk penyesatan opini publik
Dengan kata lain,ada pengaburan melalui opini di media utamanya seolah kubu pendukung yang satu adalah 'hitam' dan yang satu adalah 'putih',seolah yang satu adalah 'penganiaya' dan yang satu adalah fihak yang 'ter aniaya'.Â
Padahal dalam dunia politik itu yang mana kedua pihak orientasi pada kemenangan maka hal hal yang negatif sebagaimana disebut diatas itu berpotensi sama sama dilakukan oleh kedua pihak.
Demikian pula faktanya di dunia medsos yang disebut hoax, fitnah, Â menganiaya, mendzalimi itu sebenarnya sama sama dilakukan oleh pendukung kedua belah fihak, tak bisa disebut kelompok yang satu disebut sebagai kelompok yang selalu benar-suci-jujur dan yang satu sebagai fihak atau kelompok yang cenderung selalu jahat-licik atau tidak jujur. Potensi baik-buruk akan bisa sama sama muncul pada kedua belah fihak bergantung pada kualitas masing masing individuÂ
Apa yang harus kita lakukan ?
Jadi yang harus kita lakukan adalah melakukan analisis serta verifikasi atas semua hal hal yang tidak baik dan tidak benar yang ada-terjadi pada dua kubu atau yang dilakukan kedua pendukung kubu politik. Lalu mengatakan yang benar sebagai benar dan yang salah sebagai salah tanpa bermaksud menyudutkan kubu politik tertentu kecuali hanya sekedar murni mencari kebenaran
Bila jari kita cenderung selalu menunjuk pendukung kubu politik lawan sebagai pelaku kejahatan-hal hal negatif atau memuarakan hal hal yang negatif melulu hanya pada kubu politik lawan dan kubu politik yang di dukung selalu di upayakan agar selalu nampak benar bahkan dicitrakan sebagai 'korban' atau fihak ter aniaya maka disamping ada ketak adilan hal demikian juga ber potensi merusak akal sehat.
Karena akal sehat maupun nurani itu tak mengenal pemihakan politis apalagi fanatisme politis sebab hanya akan membenarkan apa yang benar yang ada atau dilakukan kubu politik manapun serta akan menyalahkan yang salah yang ada atau dilakukan kubu politik manapun.
Soal kemana kecenderungan hati memihak itu biarlah itu dikembalikan kepada kebebasan hati masing masing individu.jangan sampai publik di indoktrinsi atau dipengaruhi melalui penggiringan opini karena publik itu terdiri dari individu individu yang masing masing memiliki nurani dan akal sendiri.
Mendidik publik untuk cerdas termasuk cerdas secara politis adalah mendesain agar mereka berfikir dan memilih sendiri tanpa tekanan-tanpa indoktrinasi termasuk indoktrinasi via stigmatisasi
.......