Melihat ke belakang ke era orba,begitu ironis memang  mereka berteriak mengenai kebebasan pers saat itu. Dan apa yang terjadi saat ini? Tipu daya jurnalisme kah ? Karena fakta yang sering ditutupi seperti kasus 212 yang sepi dari pemberitaan misal dan framing berita untuk kepentingan politik tertentu entah pemilik yang berada di belakang media atau pun donor terbesar yang menyokong kehidupan kelompok jurnalisme.misal berita tentang 212 yang melulu melihatnya sebagai kepentingan politik padahal ada sesuatu yang lain yang justru lebih bersifat substansial di situ yang terlepas dari persoalan politis
Penyalahgunaan kebebasan pers itu adalah berasal dari insan pers itu sendiri. Bentuk-bentuk penyalahgunaan kebebasan pers itu, antara lain penyajian penyajian informasi yang tidak akurat, tidak objektif, bias, sensasional, berpihak, menyebarkan kebohongan, menyebarkan permusuhan, mengeksploitasi dukungan politik,termasuk menempatkan diri sebagai corong politik dll. yang semua sama sekali tidak mendidik apalagi mencerahkan fikiran publik
"Media dapat menjadikan yang hitam menjadi putih, siang menjadi malam, pahlawan menjadi penjahat, penjahat jadi pahlawan"- Dr Zakir naik
...........
Media dengan agama
Media adalah suatu yang berada ditangan manusia,sedang agama di tangan Tuhan.amati sendiri bagaimana sikap manusia terhadap sesamanya, karena mereka memiliki kepentingan yang bersifat manusiawi dan tak bisa melepaskan diri dari hal demikian.bandingkan bahkan Tuhan sendiri tidak bersikap membelenggu-mendoktrin-menyuci otak-membungkam tapi mempersilahkan bahkan memerintahkan akal fikiran untuk digunakan.itu karena berbeda dengan manusia,Tuhan tidak terikat kepada kepentingan kepentingan manusiawi.walau sebagian yang kurang faham sering meng indetikkan agama dengan indoktrinasi-bukan dengan pembebasan akal.
Dan karena akal itu suatu yang memiliki karakter alami tak bisa digunakan kecuali dalam ranah kebebasan-tak bisa berkreasi misal diatas tekanan tekanan termasuk tekanan opini atau tekanan politis yang dilakukan melalui media
........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H