Mengamati tayangan khusus yang diadakan secara rutin oleh salah sebuah station televisi terkemuka yang bahkan dikenal publik sebagai corong partai politik tertentu bukan membuat fikiran merasa tercerahkan tetapi malah berbalik hanya membuat perasaan menjadi sesak kalau tak boleh disebut memuakkan.Ya fatsalnya adalah keberfihakkannya kepada salah satu kubu politik serta paslon tertentu sudah pada taraf mengkultuskan sehingga apa pun yang datang dari kubu politik sebelah seolah selalu dipandang negatif sedang yang berasal dari kubu politik yang didukungnya selalu berupaya di opinikan sebagai 'baik dan benar'
Sedari awal saya sudah memproklamirkan bukan pendukung fanatik kubu politik-paslon mana pun,mengapa ? Karena prinsip saya adalah selalu memposisikan diri sebagai pengamat masalah Kebenaran (dengan K besar),dan untuk keperluan itu saya harus selalu menjaga kesehatan akal fikiran saya dengan bersikap netral secara politis..karena saya melihat orang orang tertentu yang cara berfikir akal nya terganggu akibat fanatisme politik yang berlebihan yaitu :
Memandang apapun yang berasal dari kubu politik sendiri cenderung sebagai selalu 'baik dan benar' dan memandang apapun yang berasal dari kubu politik lawan cenderung sebagai 'salah dan buruk'
Pada akhirnya setelah melihat tayangan televisi tersebut yang muncul dalam hati adalah rasa tertekan karena sebagai pemirsa saya merasa seolah tidak diberi kebebasan untuk bersikap melainkan merasa seolah dipaksa untuk berfihak pada kepentingan politis mereka.mata dan telinga seolah ditutup untuk melihat serta mendengar kebenaran dari kubu politik sebelah.Kalau mengadu pada Rocky gerung maka ia pun mungkin akan mengatakan bahwa itu adalah pelecehan terhadap fungsi akal sehat yang seharusnya diberi ruang kebebasan untuk berfikir dan menilai sendiri.karena karakter akal sehat sebenarnya tidak bisa di giring giring seperti sekumpulan bebek di tangan sang angon nya
...................
Prinsip-paradigma pribadi sebagai pegangan
Di zaman sekarang kalau tidak memiliki prinsip-keyakinan sendiri memang sangat mudah menjadi obyek yang di giring giring.Saya pernah menulis bahwa tugas-misi nurani dan akal di dunia ini adalah selalu mencari dan menegakkan kebenaran tetapi fungsi nurani dan akal sehat itu bisa terganggu atau malah hilang apabila misal seseorang jatuh pada fanatisme politik yang berlebihan atau mau di giring melalui indoktrinasi tertentu.
Padahal dalam dunia politik pun nurani dan akal sehat harus tetap berfungsi yaitu selalu mencari dan berfihak hanya pada yang benar dan baik bukan secara langsung berfihak pada kutub politik tertentu.sebab soal yang baik dan benar nya itu bisa ada pada kubu politik manapun demikian pula soal yang tidak benar dan tidak baik itu bisa ada pada kubu politik manapun
Ironis dan sangat merusak akal sehat kalau andai ada yang salah dan tidak baik yang ada pada kubu politik yang didukung tapi melalui opini-argumentasi termasuk utamanya melalui media diupayakan agar bisa nampak benar dan baik,sedang apa yang baik dan benar yang ada di kubu politik sebelah selalu di upayakan diantaranya melalui opini opini,agar nampak salah dan buruk
Itulah, tak salah kalau saya pernah menulis bahwa politik itu bisa merusak akal sehat ! Dimana kebenaran tak lagi di kenali akibat maraknya PEMBENARAN PEMBENARAN,pembenaran itu bukan kebenaran tetapi kadang ketidak benaran yang diupayakan agar bisa nampak kehadapan publik seperti benar atau seperti suatu kebenaran.dan yang berperan penting dalam proses PEMBENARANISASI ini adalah media,dan biasanya media yang melakukannya adalah media yang menjadi corong politik kubu tertentu dan berkampanye untuk kepentingan kubu tertentu
Itu sebab saya pernah mengatakan bahwa seharusnya media itu berfungsi netral,murni hanya sebagai penyampai informasi,tanpa dibingkai oleh kepentingan politik yang membuat tiap informasi yang bernilai politik di bingkai oleh pembenaran terhadap kubu politik yang didukungnya