Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Sebenarnya Kebalikan dari Iman?

3 Maret 2019   09:27 Diperbarui: 3 Maret 2019   11:55 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau itu disepakati ulama berarti ada hal yang diperlukan pada saat tertentu, untuk menjaga keutuhan bangsa. Istilah-istilah yang bisa menimbulkan ketidaknyamanan itu harus dihindari," ujar Ma'ruf kepada wartawan di kediamannya, Jl Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/3/2019).

"Jadi, tidak tepat menyebut saudara kita yang agamanya berbeda sebagai kafir. Saudara kita menjadi tidak nyaman perasaannya. Anjuran agama tidak mengajarkan pada kita untuk membuat saudara sebangsa tersinggung,” ungkap Wasekjen PBNU KH.Masduki baidlowi

Tetapi sebagai orang beragama kita tak cukup melihat masalah itu dari sudut pandang manusiawi serta untuk alasan kepentingan manusiawi semata sebab kata 'iman' dan kebalikannya itu berkaitan dengan asas paling mendasar dari agama yaitu keimanan itu sendiri.apa artinya beragama bila makna iman itu sudah tak difahami misal,dan salah satu yang membuat kita bisa memahami makna iman secara logika teologis adalah kita faham apa kebalikan dari iman.

Artinya,kita juga harus melihat masalah ini dari sudut pandang Ilahiah karena kata iman dan kebalikannya itu berasal dari desain firman Tuhan artinya berkaitan dengan visi misi Ilahiah terhadap manusia

Dengan kata lain kata 'iman' maupun kebalikannya itu memang sudah tertera dalam kitab suci dan saya yakin tak ada seorangpun yang berani menghapusnya karena kata 'iman' dan kebalikannya itu adalah definisi yang dibuat sendiri oleh Tuhan-sama sekali bukan hasil pemikiran manusia dan itu bukan hanya terdapat dalam kitab suci yang dipegang oleh kaum muslim tetapi juga dalam kitab suci yang dipegang oleh kaum Yahudi dan Nasrani. 

Dan Kaum nasrani atau kaum Yahudi pun mungkin akan heran bila ada golongan muslim yang memiliki ide melenyapkan kata itu dari pergaulan sosial karena mereka sendiri pun mungkin tidak berfikiran hingga sejauh itu

Dan jangankan kata iman dan kebalikan dari iman,kata 'mukmin','muttaqin', 'munafik', 'fasik', masing masing beserta penjelasan karakteristiknya (serta akibat yang akan diperolehnya) itupun berasal atau berdasar dari penjelasan Tuhan.bukan berasal dari kamus bahasa Arab atau bukan hasil rekayasa bahasa yang dibuat manusia

Untuk apa Tuhan membuat istilah istilah yang menggambarkan berbagai karakter manusia itu ? 

Tiada lain agar tiap manusia dapat bercermin diri serta mengetahui jalan mana yang harus ditempuh serta yang tak boleh ditempuh agar dirinya dapat selamat baik di dunia maupun akhirat.atau agar dapat bercermin diri  agar orang beriman menghindari karakter karakter negative sebagaimana yang dilukiskan sendiri oleh Tuhan itu

Tapi sekarang ada 'terobosan baru' dari umat Tuhan tertentu yang tidak menyukai kata yang merupakan kebalikan dari iman itu.mereka tidak mau lagi menggunakan istilah 'kafir' sebagai sebutan bagi orang di luar agamanya karena menganggap kata demikian itu didalamnya terdapat 'kekerasan teologis'.entah apa makna nya.mungkin sang penggagas ingin orang orang yang berbeda kepercayaan atau yang diluar agamanya tidak tersakiti-tersinggung oleh istilah itu

Tapi apa betul orang orang diluar agama kita pasti tersinggung bila disebut 'kafir' ? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun