Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Catatan 2018, Konsekuensi Menyatakan Kitab Suci Itu Fiksi

1 Januari 2019   10:44 Diperbarui: 1 Januari 2019   16:05 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images: Tribun Jateng.Tribunnews.com

Ada banyak kata yang dipilih atau digunakan oleh manusia untuk membingkai agama yang konsekuensinya kemudian membuat agama itu bisa nampak benar atau nampak salah, nampak ilmiah atau nampak tidak ilmiah, nampak bermakna positif atau bermakna negatif.

Tetapi hanya sekedar 'nampak' alias baru penampakan, karena; soal 'hakikat' atau hal yang sesungguhnya-hal yang sebenar benarnya dari agama bisa didalami hanya bila manusia melihat serta membingkainya dengan sudut pandang sang penciptanya yang adalah bukan manusia

Kata yang dipilih untuk membingkai itu digunakan sebagai alat-instrument untuk menganalisis-merekonstruksi-menerangkan-menjelaskan apa yang ia bingkai.Instrumen kata yang digunakan untuk membingkai atau melukiskan itu mewakili 'sudut pandang manusia' sang pembuat bingkai dengan kata lain, instrumen kata demi kata yang disebut disini sebagai alat untuk membingkai bukan mewakili 'sudut pandang-rumusan atau penjelasan Tuhan' sang pemilik kitab suci.dan karena isi kepala seperti filosofi serta ideologi manusia itu berbeda beda maka instrument kata yang di pilih manusia untuk membingkai itupun tidak akan sama alias berbeda beda

Dengan kata lain, pemilihan kata itu bergantung pada filosofi-cara pandang seseorang terhadap apa yang akan di bingkainya-kalau dalam artikel ini tentu terhadap agama, juga bisa bergantung pada apa tujuan seseorang membingkai sesuatu dengan menggunakan instrument kata tertentu.

Seorang materialis tulen misal membingkai agama dengan menggunakan pilihan kata 'ilusi' karena mereka ingin menggambarkan agama sebagai suatu yang diluar realitas, karena dalam pandangan materialis semua realitas itu bersifat material sedang agama berbicara tentang realitas yang bersifat abstrak-gaib-non materi semisal Tuhan, alam akhirat dlsb.Maka melihat serta merumuskan agama menggunakan bingkai kata 'ilusi' adalah cara kaum materialist menyikapi agama.maka sebagai konsekuensi nya pilihan kata serta rumusan yang mereka buat melahirkan pandangan terhadap agama yang nampak negatif.

Immanuel kant membingkai agama lebih dengan menggunakan instrument kata 'moral' karena menurut filosofi Kant agama itu tak bisa dijelaskan dengan menggunakan epistemologi ilmu pengetahuan karena dalam pandangannya yang disebut 'ilmu pengetahuan' adalah konsep yang merangkum atau mengkonstruks fenomena alias wilayah yang menampakkan diri kedalam pengalaman manusia sedang wilayah noumena adalah wilayah diluar pengalaman yang mustahil diketahui sehingga tak bisa dikonsepsikan sebagai ilmu pengetahuan.Nah agama di bingkai dengan menggunakan kata 'moral' karena dalam pandangannya apa yang dideskripsikan agama inti nya harus dimasukkan kedalam wilayah  diluar pengalaman yang tidak bisa di ilmiahkan

Para failosof klasik utamanya yang lalu beralih menjadi teolog semisal Thomas aquinas banyak menggunakan kata 'akal'-'logika'- 'rasional' dalam membingkai agama karena mereka ingin menjelaskan bahwa persoalan ketuhanan dapat dijelaskan dengan menggunakan prinsip akal atau prinsip rasionalitas

Anda dapat membuat contoh lain failosof atau ideologi tertentu yang membingkai agama dengan lebih menggunakan pilihan instrument kata tertentu.tujuan akhirnya adalah ingin melukiskan agama sesuai ideologinya, cara pandangnya,filosofinya

Bayangkan pilihan kata apa yang banyak digunakan Nietszhe atau Karl marx atau Steven hawking ketika mereka  ingin menggambarkan Tuhan-agama. contoh lain,kaum moderat banyak menggunakan bingkai kata 'moderat' ketika mereka ingin menerangkan agama,pengusung Islam nusantara mungkin akan banyak menggunakan instrument kata 'budaya'

Tetapi ingat yang saya tulis dalam artikel ini adalah agama yang dibingkai oleh pemikiran pemikiran manusia atau menurut versi sudut pandang manusia bukan agama menurut pandangan Tuhan sebagai mana yang tertera dalam ayat ayat kitab suci dan karena mengikuti sudut pandang manusia maka deskripsi-rumusan terhadap agama menjadi nampak beragam karena memang 'lain kepala lain pula isi'.

Sebab itu jangan pernah menggunakan rumusan hasil sudut pandang manusia itu sebagai parameter atau barometer kebenaran kecuali sebagai ilmu pengetahuan diantaranya untuk membandingkan antara pandangan yang satu dengan yang lain
............

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun