Karena segala suatu yang tidak berangkat dari realitas itu tidak memiliki nilai hakiki secara keilmuan,sebagai contoh,konsep konsep yang hanya berangkat dari idea-idea atau pemikiran pemikiran atau konsep manusiawi sebagaimana yang biasa ada ditemukan dalam filsafat itu belum tentu memiliki nilai keilmuan yang bersifat hakiki apabila tidak berangkat dari atau tidak bersesuaian dengan realitas
Ini juga untuk membantah pandangan bahwa deskripsi tentang ilmu ilmu yang berkarakter Ilahiah seperti ilmu hakikat-ilmu hikmat (ilmu tentang makna terdalam dari segala suatu yang dihubungkan dengan Tuhan) itu hanya berdasar dogma atau tidak berdasar realitas.maka karena itulah sebelum lebih jauh membahas ilmu ilmu yang berkarakter Ilahiah maka sebagai landasan dasar atau sebagai 'tanah dimana diatasnya akan di dirikan bangunan bangunan' maka ilmu tentang realitas atau tentang Ada harus di deskripsikan,tentu saja Ada atau realitas menurut Tuhan bukan menurut sudut pandang manusia yang bersandar pada unsur pengalaman yang terbatas itu
Dan itulah,memahami realitas atau memahami Ada harus selalu di upayakan meluas serta menyeluruh-bukan menyempit dan karenanya jangan bersandar melulu hanya pada prinsip materialisme atau prinsip empirisme atau prisnsip sainstifik yang hanya bersandar pada unsur pengalaman manusia yang terbatas.karena bila mengandalkan pada metodologi sainstifik maka seluas apapun realitas yang dapat diungkap sains maka itu tetaplah hanya satu bagan dari realitas dan bukan realitas yang bersifat menyeluruh
Dan sebab itu saya mengajak menelusuri ilmu tentang realitas ini bukan untuk agar manusia memahami satu bagan saja dari realitas tetapi untuk agar manusia memahami realitas yang bersifat menyeluruh tetapi untuk kepentingan demikian tentu manusia tak bisa sendirian sebab harus mulai masuk wilayah Ilahiah atau meminta bantuan Tuhan sebagai pemandu
Sedang sekali lagi dalam diri manusia ada peralatan atau media atau instrument yang membuat kita dapat memahami realitas menyeluruh yang Tuhan ungkapkan dan itu adalah akal.dengan bermain logika kita dapat memahami misal mengapa akhirat dimana didalamnya ada pengadilan Tuhan,sorga-neraka harus ada.dengan kata lain realitas yang Tuhan ungkap bukan realitas yang sulit difahami akal atau yang irrasional melainkan yang konstruksinya bercorak rasional sehingga akal dapat membaca serta memahaminya
Dan itu makna pernyataan al hadits 'tidak ada agama melainkan bagi yang berakal' karena dengan akal nya manusia dapat menangkap rasionalitas dari konsep konsep Ilahiah termasuk konsep ilmu pengetahuan Ilahiah dimana didalamnya terdapat konsep ilmu yang hanya dinyatakan oleh kitab suci seperti konsep ilmu hikmat
Tetapi itulah rasionalitas yang bagaimanapun serta ilmu Ilahiah setinggi apapun yang ditelusuri serta didalami semua harus dimulai dari pemahaman bahwa semua itu berpijak atau berdasar pada fakta-realitas bukan hanya sekedar dogma.karena segala suatu yang tidak berpijak pada realitas memang tidak memiliki nilai kebenaran yang hakiki
......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H