Nah para pengusung ajaran toleransi tidak boleh masuk ke wilayah privat yang merupakan hak pribadi masing masing karena itu justru akan merusak prinsip toleransi itu sendiri. Soal keyakinan serta bagaimana ia memandang keyakinan lain yang berbeda biarlah itu menjadi hak privat masing masing.
Yang penting adalah saling menghormati serta saling menghargai dan menghindari bentrokan yang bersifat fisik, jangan sampai memaksa atau mendesain agar yang memegang suatu keyakinan juga mau membenarkan keyakinan lain yang berlawanan dimana bila tidak mau lantas di katai sebagai 'fanatik' atau bahasa lain yang sifatnya mendeskreditkan atau menyinggung perasaan
Sebab dalam prinsip toleransi yang benar yang juga diajarkan para nabi tak ada keharusan untuk membenarkan keyakinan yang berbeda atau berlawanan melainkan cukup menghormati pilihan yang bersangkutan
Memaksa atau mengkreasikan sebuah prinsip agar seorang yang memiliki suatu keyakinan juga mau menerima keyakinan lain yang berbeda sebagai 'kebenaran' disamping itu merusak prinsip toleransi juga membunuh iman atau keyakinan seseorang.apalagi kalau yang tidak mau menerima kepercayaan lain yang berlawanan sebagai kebenaran itu lantas dikatai sebagai orang yang 'merasa benar sendiri' maka itu sudah masuk terlalu jauh ke persoalan privat-persoalan yang bersifat pribadi
Saya menulis ini karena ditengarai sudah banyak penganjur toleransi yang masuk terlalu dalam ke persoalan yang bersifat pribadi-yang adalah menyangkut hak asasi masing masing orang untuk memegang (secara teguh) keyakinannya. Sebab apa artinya kalau berprinsip menghormati keyakinan seseorang tetapi ketika yang bersangkutan tetap teguh dengan keyakinannya (ketika dihadapkan dengan keyakinan yang berbeda beda) malah di persepsikan secara negatif misal sebagai orang yang 'merasa benar sendiri'
Demikian pula prinsip yang intinya menafikan begitu saja klaim kebenaran dimana yang membuat klaim kebenaran dipandang atau dipersepsikan secara negatif, maka disamping itu bertolak belakang dengan prinsip toleransi juga bertolak belakang dengan prinsip keilmuan karena perjalanan keilmuan itu walau bagaimanapun akan berujung pada adanya klaim kebenaran.
Dimana bila lalu ada banyak klaim kebenaran maka kita tinggal melihat argument yang mereka bawa.dan suatu keyakinan itu tidak datang secara begitu saja melainkan melalui perjalanan keilmuan yang bisa demikian panjang sehingga bila lalu di ujung malah 'dibunuh' dengan prinsip tolerensi yang salah maka perjalanan keilmuannya menjadi sia sia belaka
Contoh, dalam ajaran islam ada prinsip tauhid dan untuk mencapai keyakinan akan prinsip tauhid itu seseorang bisa melalui perjalanan ilmiah serta pergumulan batin yang demikian panjang dimana bila diujung lalu menerima adanya Tuhan selain Allah sebagai kebenaran maka hancurlah tauhid nya itu.
Ini salah satu yang harus difahami oleh para penggagas prinsip toleransi yaitu dengan jangan sampai masuk ke wilayah yang dapat merusak tauhid seseorang, dan sebab ini persoalan yang sering menimbulkan ketegangan misal antara kaum muslim yang teguh dalam memegang prinsip tauhid dengan seorang pemikir-intelektual yang cenderung ingin mengkreasikan prinsip 'pluralisme radikal' yang menolak adanya klaim kebenaran tunggal
........................
Kadang ada seorang yang berceramah kesana kemari tentang prinsip toleransi tentu sambil sebaliknya menyebut perilaku intoleransi sebagai bahan perbandingannya, mengagung agungkannya serta menjadikannya sebagai sebuah ajaran moral tersendiri maka itu suatu kebaikan andai-kalau menempatkannya pada tempat yang semestinya dan bukan kebaikan kalau tidak menempatkan pada tempat yang semestinya
Tetapi kadang seseorang yang mengagung agungkan prinsip toleransi itu justru berlaku intoleran misal mengatai orang lain yang memegang suatu keyakinan yang berbeda sebagai 'fanatik','merasa benar sendiri','tidak mau menerima kebenaran lain' dlsb.maka keagungannya pun lantas akan menjadi hilang sebab substansi dari toleransi yang berupa 'menghargai serta menghormati' menjadi hilang