Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berfikir Dulu atau Ada Dulu?

8 Desember 2018   07:39 Diperbarui: 8 Desember 2018   10:31 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : memegenerator.net

Bagaimana kedudukan fikiran-berfikir-kesadaran dihadapan Ada ?

Ambil contoh seorang bayi yang baru lahir ke alam dunia,apakah kita harus mengatakan bahwa sang bayi itu belum Ada hanya karena ia belum bisa menyadari keberAdaannya ?

Contoh lain,seorang yang dalam keadaan tertidur atau pingsan maka apakah kita harus mengatakan bahwa ia sedang tidak Ada hanya karena yang bersangkutan sedang tidak menyadari keberAda annya ?

Atau bila kita melihat sebuah kunci mobil teronggok di dekat pot bunga sementara sang pemiliknya tadi mencarinya kesana kemari maka, apakah kunci mobil yang dianggap hilang itu memang tidak Ada ataukah ia Ada tetapi sang pemiliknya tidak menyadari dimana benda itu berada ? Barang barang yang hilang sering kita sebut sebagai 'benda yang sudah tidak Ada' padahal bisa jadi ia masih Ada hanya kita tidak tahu dimana keberadaannya

Andai saya tak pernah lahir ke alam dunia ini maka alam semesta-bumi-matahari dlsb.seisi semesta itu semua tetap Ada walau saya tak pernah menyadari keberAda annya.andai saya tak pernah ke station dan melihat kereta kereta api maka kereta kereta api itu tetap Ada

Andai saya tak pernah sungguh sungguh menyadari diri saya sebagai Ada maka apakah lantas saya memang betul betul tidak Ada ? .. Orang gila memang mungkin tidak pernah sungguh sungguh menyadari keber Ada an dirinya,tapi apakah lantas mereka itu harus kita sebut sebagai orang orang atau objek yang tidak Ada ?

........

Disini saya hanya ingin memposisikan fikiran-kesadaran-berfikir sadar dihadapan Ada bahwa dua hal itu adalah dua entitas yang terpisah,keberadaan yang satu tidak lantas menyebabkan yang lain menjadi Ada. Disadari atau tidak segala sesuatu itu tetap Ada, disadari atau tidak Ada tetaplah Ada. kesadaran tidak dapat menciptakan hakikat,hanya sekedar menangkap fenomena adanya hakikat

Bukan karena kita telah menyadari sesuatu itu sebagai Ada maka sesuatu itu dapat dihakikatkan sebagai Ada karena hakikat Ada tidak bergantung kepada fikiran atau kesadaran orang yang menangkapnya

Bukan karena saya menyadarinya maka saya menjadi Ada,bukan karena saya menyadarinya maka matahari menjadi Ada,bukan karena saya menyadari nya maka segala suatu yang masuk kedalam alam fikiran saya lantas menjadi Ada

Banyak orang yang telah pergi meninggalkan dunia ini artinya banyak kesadaran yang telah pergi dari dunia tetapi Ada tetaplah ada walau para penangkap Ada itu telah banyak yang pergi dari dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun