Kesalahan RG disini adalah tidak memberi penjelasan lebih detail makna 'kitab suci adalah fiksi' yang bagaimana yang ia maksud sebab fihak lain ada yang memaknai kalimat itu sebagai bermakna 'kitab suci adalah produk imajinasi manusia'.atau yang ia maksudnya adalah ; 'kitab suci adalah wilayah tempat manusia ber imajinasi ' ? Dua pengertian yang substansinya berbeda yang bila tidak dijelaskan secara detail perbedaannya maka itu bisa menimbulkan kerancuan makna
...........................
Rekonstruksi no 2 :
Pernyataan RG terhadap panelis ILC :
'kalau saya anda saya tanya ; agama itu fakta atau fiksi' anda pilih mana?
Ini adalah pernyataan yang bisa disebut menjebak,sebab bila jawabannya adalah fakta maka itu berarti kitab suci berbicara tentang fakta fakta yang dapat dialami langsung dunia indera dan bila memilih 'fiksi' ya berarti kita bisa terjebak pada definisi-rumusan atau pengertian yang dibuat RG perihal kata 'fiksi' itu.sebuah bentuk pertanyaan yang dibuat agar manusia meng iya kan pernyataan RG terkait bahwa kitab suci adalah fiksi.jadi bukan jawabannya yang salah tapi substansi pertanyaannya itu yang salah.sebab menghadapkan kitab suci pada dua definisi yang kedua duanya bisa betul betul salah  salah atau bisa salah difahami
Pertanyaan demikian seperti tidak memberi ruang bagi manusia untuk membuat definisi lain perihal kitab suci yang berbeda dengan definisi sang penanya.sama dengan pertanyaan : ' manusia itu sejenis hewan atau malaikat yang memiliki nafsu ? .. maka kita bingung bila ingin membuat definisi manusia menurut versi kita sendiri-karena jawaban sudah dibatasi hanya diantara dua itu
Beda dengan bila pertanyaannya adalah ; 'kitab suci itu firman Tuhan atau produk manusia' ? Maka kita dapat menjawab dengan argumentasi yang jelas-konstruktif sesuai definisi kitab suci
Bagaimana kalau kita definisikan bahwa kitab suci adalah 'wilayah metafisik' misal..tapi kata 'metafisik' itu nampak tidak dipakai oleh RG karena tujuannya disini mungkin lebih ingin membawa manusia masuk ke wilayah agama dengan menggunakan instrument kata 'fiksi' dengan mengikuti definisi pengertian yang beliau ungkapkan
Tetapi itulah resiko nya adalah; orang dapat menafsirkannya secara plural -multi tafsir sehingga walaupun di upayakan nampak berkonotasi baik tapi tercipta ruang dimana orang dapat pula menyalah fahami atau menafsirkannya secara lain atau memiliki pengertian lain
Sehingga menyebut 'kitab suci itu fiksi' sudah pasti akan menimbulkan polemik karena orang orang tidak satu visi