Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Grand Konstruksi Ilmu Pengetahuan sebagai Antitesis "World View" ala Barat

16 Agustus 2018   10:57 Diperbarui: 16 Agustus 2018   11:56 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi bila kita memegang konsep ilmu pengetahuan versi barat,versi materialisme-positivisme-saintisme maka kita hanya akan melihat hegemoni barat atas dunia-Barat yang dominan menguasai world view bidang ilmu pengetahuan dan ber efek merembet ke bidang lain; sosial,ekonomi,psikologi, budaya,politik dlsb. karena ilmu pengetahuan adalah akar atau konsep yang mendasari semua permasalahan yang ditemukan serta dikelola manusia. sehingga menguasai world view atas ilmu pengetahuan akan ber efek menguasai serta mengendalikan keseluruhan yang menjadi hajat hidup manusia.sebab itu bila Timur ingin menaklukkan Barat di satu sisi bidang ilmu pengetahuan maka kita harus kritis terhadap visi keilmuan ala mereka-bukannya malah selalu membebek dalam berbagai hal termasuk dalam hal yang bersifat metafisik.artinya juga Timur harus mempelajari serta mengenal kelemahan serta kekurangan mereka

..........................

Tetapi dalam pandangan timur (agama) ilmu pengetahuan itu bukan alat kekuasaan semata-bukan alat untuk menguasai serta mencengkeram dunia seperti visi imperialist tetapi alat untuk mencari serta menggapai kebenaran dengan 'K' besar yang bersifat menyeluruh itu yang bukan hanya melulu di wilayah fisik tetapi juga menggapai wilayah metafisik.fakta bahwa dalam pengalaman hidupnya manusia tidak melulu berhadapan dengan persoalan persoalan fisik yang penyelesaiannya melulu mengandalkan rumusan sainstifik tidak juga berhadapan dengan persoalan persoalan yang selalu bisa diselesaikan melalui kekuatan akal tetapi suatu saat mereka akan berhadapan dengan persoalan metafisik yang untuk menyelesaikannya mereka lari kepada agama.

sehingga sungguh miris kalau lalu agama yang urgent untuk berbagai persoalan manusiawi itu lantas dianggap sesuatu yang berada diluar wilayah ilmu lalu yang lari kepada agama dianggap lari ke wilayah 'supranatural' atau wilayah 'mistis' atau bahkan dianggap wilayah ilusi dan ajarannya dipandang hanya 'dogma' (sesuatu yang tidak bisa direkonstruksi secara ilmiah)

Itulah titik singgung serta benang merah pergumulan Barat-Timur sudah bisa kita analisis serta kita fahami tinggal sekarang bagaimana kita menyikapinya. apakah akan tetap secara mentah menelan apapun ide-gagasan yang berasal dari Barat atau mencoba melakukan kontemplasi dan lalu melakukan koreksi dengan memanfaatkan instrument keilmuan yang datang dari Timur dan lalu mencoba mencari perimbangan agar Barat-Timur tidak saling menguasai dan mendominasi tetapi bisa saling memberi secara berimbang dengan cara yang proporsional tentunya

Proporsional disini artinya Barat tidak boleh memaksakan harus menyelesaikan beragam persoalan yang ditemukan manusia termasuk yang bersifat metafisik melulu dengan parameter serta metodologi sainstifik untuk disebut 'ilmiah' dan tidak boleh menghakimi persoalan metafisik yang merupakan ranah serta kewenangan agama dengan menggunakan parameter serta metodologi sainstifik karena itu tidak pada tempatnya.munculnya stigma stigma negatif terhadap agama seperti 'hanya dogma' 'hanya ajaran moral' dlsb. ditengarai itu akibat mengukur hingga me buat vonis terhadap agama serta persoalan metafisik yang dikelola agama dengan menggunakan parameter serta metodologi sainstifik.ini yang saya sebut 'tidak pada tempatnya'. 

karena tiap metodologi keilmuan itu memiliki otoritasnya sendiri sendiri tidak boleh tumpang tindih serta tidak boleh saling mendominasi. masing masing harus digunakan pada waktu serta pada tempatnya karena baik ilmu fisik maupun ilmu metafisik itu memiliki metodologi keilmuan sendiri sendiri yang berbeda

Contoh penerapan 4 ilmu dalam realitas kehidupan

Contoh dominasi world view ilmiah Barat yang dominan-menguasai dunia misal ketika terjadi bencana alam maka informasi yang dominan di permukaan biasanya adalah tafsir bencana versi sains sedang pendalaman terhadap apa hakikat serta makna terdalam dari bencana kadang tidak masuk analisa-pertimbangan ilmiah atau dianggap sebagai bukan lagi wilayah ilmu pengetahuan.padahal secara ruhaniah batin manusia tidak dapat dipuaskan dengan deskripsi serba empirik semata. 

Batiniah manusia yang sehat-hidup,akan cenderung mencari cari tafsir metafisis atas apapun kejadian utamanya yang menggetarkan hati dan dalam masalah seperti ini alur ilmu akan mulai mengarah ke wilayah metafisik.sungguh tidak adil kalau kereta ilmu pengetahuan di hentikan ketika hendak masuk ke wilayah metafisik padahal beragam persoalan kehidupan manusia bertumpuk disana meminta untuk diselesaikan secara konsep keilmuan

Contoh lain adalah peristiwa peristiwa besar yang terjadi dalam sejarah utamanya yang sangat penting untuk dimaknai seperti terbelahnya laut merah saat bani Israel hendak melintas atau lebih ke belakang lagi saat dihancur luluh lantakannya kota Sodom dan Gomorrah maka bayangkan apakah menyikapi peristiwa peristiwa penting seperti itu cukup dengan hanya mengumpulkan bukti bukti artefak peninggalannya semata dan setelah itu dianggap 'selesai' secara keilmuan ? Padahal yang terpenting dari peristiwa itu adalah ruang metafisis nya-wilayah makna makna nya sehingga bisa menjadi pembelajaran penting bagi umat manusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun