Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apakah Makna "Radikal" Selalu Berkonotasi Negatif?

18 Oktober 2017   12:38 Diperbarui: 19 Oktober 2017   21:28 15078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu hal lagi yang ingin saya ingatkan bahwa makna dasar dari kata 'radikal' dalam kamus adalah : 'kembali ke dasar',tapi seolah telah terjadi pergeseran nilai sehingga makna 'radikal' yang harus difahami publik itu selalu harus 'keras' dan makna keras itu harus difahami sebagai 'salah'.disini sepertinya telah terjadi semacam indoktrinasi ke alam fikiran publik dan itu dilakukan lebih untuk kepentingan ideologis sehingga makna 'radikal' pun menjadi lebih berbau ideologis-tidak lagi filosofis

Padahal kalau kata 'radikal' itu lebih dimaknai sesuai pengertian dasarnya yaitu 'radix' yang artinya 'akar' maka radikal berarti ' kembali ke akar',dan lalu kita boleh bertanya : kalau suatu kelompok berkeinginan kembali ke akar yang menjadi dasar dari keyakinan mereka maka,apakah itu suatu yang salah ?

Contoh : bila kelompok beragama ingin kembali ke akar yang menjadi dasar dari keyakinan mereka dan menolak faham faham yang dianggap merusak keyakinan dasar mereka maka,apakah itu suatu yang salah ?

Atau,apakah kaum beragama lantas disalahkan dengan menggunakan bingkai 'radikalisme' padahal mereka hanya ingin kembali ke akar yang menjadi dasar keyakinan mereka ?

Contoh, adanya faham faham yang bagi kaum muslim dinilai dapat merusak tauhid semacam berkembangnya prinsip 'pluralisme' yang beranggapan semua agama sebagai ' benar' secara konseptual, sedang bagi kaum muslim akar dari konsep tauhid yang benar adalah percaya hanya pada (kebenaran) Tuhan yang hanya satu. maka lalu kaum muslim memproklamirkan penolakan terhadap prinsip demikian.dan itulah contoh 'radikalisme' yang bermakna 'kembali ke akar yang benar' dan itu tak lalu harus dimaknai sebagai ' keras' yang kemudian selalu diasosiasikan sebagai salah secara ideologis

.......

Walaupun tidak bisa kita pungkiri bahwa ada radikalisme yang memang dapat kita maknai secara negatif semisal radikalisme yang berkaitan dengan terorisme bom bunuh diri misal,tetapi itu tak lantas menjadi alasan untuk  menggenelarisir tiap segala suatu yang dianggap 'keras' sebagai selalu bermakna negatif utamanya yang terkait issue atau masalah keagamaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun