Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apakah Makna "Radikal" Selalu Berkonotasi Negatif?

18 Oktober 2017   12:38 Diperbarui: 19 Oktober 2017   21:28 15078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

- Karena kecenderungan penyalahgunaan narkotika di masyarakat cenderung meningkat maka BNN beserta instrument kenegaraan yang lain berkoordinasi untuk melakukan tindakan radikal terhadap pengguna serta pengedar narkotika

- Ketika cara cara diplomatis sudah dilakukan dan tidak membuahkan hasil malahan penjajah Belanda menunjukkan gelagat ingin kembali menancapkan kekuasaannya di Indonesia maka para pemimpin serta pejuang kemerdekaan memilih bersikap radikal terhadap penjajah hingga meletus pertempuran diberbagai tempat, tetapi sekarang kita tahu bahwa sikap-spirit serta mental radikal dari para pejuang masa lalu itu telah membuahkan hasil yang manis yang kini kita nikmati

Dan banyak lagi contoh sikap-tindakan serta perbuatan radikal yang dapat dinilai baik dan benar karena hasil yang diperoleh adalah suatu yang baik,ini untuk menetralisir penggunaan istilah 'radikal-radikalisme' yang cenderung diarahkan atau mengarah hanya pada hal yang dianggap negatif

Jadi sikap-tindakan radikal itu terkadang diperlukan pada situasi-keadaan yang memang sudah pada waktunya harus bersikap demikian, dan akan dianggap keliru kalau pada saat harus bersikap radikal malah bersikap sebaliknya alias 'anti klimaks' misal karena takut distigmakan secara negatif

Itulah, kaum buruh, sopir, nelayan, petani, dokter, birokrat hingga agamawan dan berbagai profesi lain di masyarakat tentu memiliki parameter benar-salah, baik-buruk tersendiri dan tahu kapan harus bersikap lemah lembut-tidak radikal serta kapan harus bersikap radikal yang menurut kamus maknanya berkaitan dengan 'kembali pada atau berpegang pada hal yang prinsipil-mendasar'

Jangan sampai ada yang di stel harus "tidak radikal" sementara situasi dan keadaan justru menuntut tindakan yang lebih radikal, semisal dokter harus mengamputasi atau petugas BNN yang dituntut harus bersikap lebih keras atau polisi terhadap para penjahat yang makin berani, atau agamawan terhadap kemaksiatan di masyarakat di daerah tertentu yang sudah massiv misal

Jadi jangan sampai istilah "radikal-radikalisme" ini seolah dibuat hanya untuk kepentingan stigmatis terhadap kelompok atau sikap atau ideologi tertentu. jangan sampai masyarakat trauma atau phobia terhadap makna kata tersebut hingga takut mengungkap apa yang mereka yakini sebagai kebaikan dan kebenaran yang justru mungkin bermanfaat bagi umat manusia di dunia hingga akhirat nya

Yang penting adalah menjaga agar sikap radikal itu dilandasi oleh niat baik dan benar serta berakibat baik bagi masyarakat serta umat manusia pada umumnya-tidak mengakibatkan hal hal yang tidak baik dan tidak benar

Intinya, bila ditanya tentang sikap radikal-radikalisme maka tak perlu langsung ingat pada stigma tertentu, dan tak perlu terdoktrin lalu memperhadapkannya dengan sikap 'moderat' misal yang orang awam terkadang bingung makna pengertian hakikinya. 

Tetapi ingatlah bahwa ada radikal yang baik dan benar semisal sikap pejuang kemerdekaan terhadap para pemjajah atau sikap agamawan-kaum bermoral terhadap kemaksiatan yang merusak akhlak, dan ada tindakan radikal yang tidak baik dan tidak benar seperti tindakan bom bunuh diri yang mengakibatkan banyaknya jatuh korban fihak yang tidak bersalah

............

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun