Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wajib Diketahui: Perbedaan Antara Mendoktrin dengan Mengajak Berpikir

26 Agustus 2017   10:34 Diperbarui: 27 Agustus 2017   13:11 10487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itulah ciri dari Kebenaran (K besar) adalah ketersesuaiannya ia dengan akal serta nurani sebagai peralatan penangkap Kebenaran,sebaliknya banyak indoktrinasi yang berbenturan dengan akal serta nurani karena tujuannya bukan mengejar atau menegakkan Kebenaran

Walau pada waktu kita kecil boleh dibilang agama mungkin mendoktrin,itu wajar sebab saat kanak kanak kita belum mampu berpikir mendalam.tetapi setelah dewasa manusia bahkan diwajibkan memikirkan dengan menggunakan semua peralatan berpikir yang dimilikinya: dunia indera-akal-hati semua apa yang tersimpan dalam ingatan hasil indoktrinasi di masa kecil itu

4.perbedaan kepentingan

Indoktrinasi biasanya ditujukan demi untuk tujuan serta kepentingan manusiawi-bukan Ilahiah maksud nya,misal demi tegaknya suatu kekuasaan atau suatu hegemoni tertentu misal hegemoni Darwinisme di dunia ilmiah.sebab itu sang pendoktrin memiliki misi bahwasanya reputasi dari faham atau isme atau ideologi yang di indoktrinasikannya harus selalu nampak baik dan 'benar' sehingga suatu kekuasaan atau suatu hegemoni bisa dapat terus berjaya

Sedang 'mengajak berfikir' tidak memiliki kepentingan dengan semua hal yang bersifat manusiawi yang dipaparkan diatas itu karena yang dicari dan dikejar semata hanyalah kebenaran apalagi bila itu kebenaran yang bersifat Ilahiah-bukan demi untuk kepentingan kepentingan manusiawi  yang pada prinsipnya bersifat duniawi

6.nurani sebagai katalisator

Hati nurani adalah katalisator utama untuk menilai mana benar-mana salah,mana baik-mana buruk walau kemampuan alami demikian itu bisa lenyap dalam diri seseorang oleh berbagai sebab diantaranya adalah akibat indoktrinasi

Bayangkan rakyat dibawah Mussolini, Hitler,Pol pot atau penguasa Korea utara mungkin mereka menerima indoktrinasi dari penguasa bukan karena itu bersesuaian dengan nuraninya tetapi mungkin karena faktor terpaksa karena mereka menginginkan hidup yang tenang dan nyaman,tetapi bisa jadi nurani nya mungkin malah ingin memberontak

Tetapi tidak mudah juga menyebut nurani sebagai katalisator melainkan hanya pada orang orang yang karakter nuraninya masih kuat dalam arti masih dominan dalam jiwa nya,sebab bila seseorang lebih dikuasai oleh rasa perasaan nafsunya maka nuraninya tak bisa lagi dijadikan katalisator

Bisa disimpulkan bahwa indoktrinasi merupakan suatu yang berlawanan dengan nurani apabila dipaksakan untuk harus diterima dan dipatuhi tetapi tanpa memberi ruang pada nurani dan akal untuk menimang nimang benar-salah baik buruknya

 ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun