Di sisi lain mungkin banyak yang bertanya, mengapa perilaku bunuh diri yang marak terjadi itu sebagian besar ternyata bukan diakibatkan oleh karena faktor ekonomi misal, karena sebagian di antaranya ternyata adalah orang orang kaya, orang terhormat-berkedudukan, orang yang secara fisik tampan-cantik ... (?) .. jawabannya adalah karena hal hal yang bersifat material-lahiriah-fisik itu sama sekali tidak paralel dengan kebahagiaan batin bila seseorang keliru menyikapinya dan semua itu ternyata tak akan bisa mengobati kehampaan kala hal itu menyeruak dan lalu menguasai hati manusia.
Karena ketika kehampaan menguasai hati manusia maka kosonglah hati dari hal hal positif semisal memiliki cita cita-tujuan hidup serta pandangan pandangan hidup yang mulia lainnya lalu kemudian terisi oleh perasaan serta fikiran fikiran yang negatif yang lalu membawa kepada kerusakan baik secara lahiriah maupun batiniah.
Dan manusia harus ingat bahwa kesenangan itu beda dengan kebahagiaan. kesenangan itu identik-paralel dengan hal yang bersifat lahiriah-fisik-material dan bergantung kepada hal hal seperti itu, sedang kebahagiaan (sejati) itu identik-paralel dengan hal yang bersifat ruhaniah-batiniah.Â
Kesenangan dapat dihadirkan oleh hal hal yang bersifat material seperti harta benda atau hal hal yang bersifat fisik seperti kecantikan, tetapi kebahagiaan sejati yang kuat hanya dapat dihadirkan oleh hal hal yang bersifat spiritual seperti saling mengasihi atau mengisi hati dengan pandangan pandangan hidup yang baik serta mulia atau memiliki tujuan hidup yang bersifat hakiki.
Kehampaan itu sama dengan penyakit fisik, ia akan senantiasa hadir dalam kehidupan manusia baik yang kaya maupun yang miskin, hanya intensitas nya yang berbeda beda,dan sama seperti penyakit fisik, ada yang ringan dan ada yang akut
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H