Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Orang Pintar Bertekuk Lutut di Hadapan Orang Sakti

4 Oktober 2016   17:06 Diperbarui: 4 Oktober 2016   17:55 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
misteriduniamistik.blogspot.com

Fenomena yang membuat heboh di masyarakat

Dewasa ini masyarakat seolah sedang disuguhi sebuah tontonan yang agak ‘unik’ yang melibatkan orang pintar dan orang sakti,disebut agak ‘unik’ karena tidak sedikit orang pintar yang nampak seperti  bertekuk lutut dihadapan kharisma orang sakti,atau dengan kata lain di negeri ini-di kalangan masyarakat tertentu derajat-kedudukan orang sakti nampak seperti bisa berada diatas orang orang pintar

Menjadi suatu fenomena yang agak ‘unik’ sebab biasanya-lumrahnya bila melihat rekam jejak sejarahnya sejak zaman dahulu kala orang orang pintar itu selalu memperlihatkan perlawanan sengit terhadap kalangan ‘orang sakti’ - ‘paranormal’ atau terhadap ‘dunia klenik’-‘dunia mistik’ dan yang sejenisnya.dan sudah bukan rahasia kalau berhadapan dengan ‘dunia hitam’ yang terkait dengan dunia klenik itu maka baik saintis-failosof maupun agamawan semua seolah satu suara : sama sama memperlihatkan perlawanan,karena dunia klenik itu disamping non ilmiah juga ber efek dapat merusak akal fikiran serta merusak iman kalau dilihat dari sudut pandang agama (yang sangat mengutamakan penggunaan akal-rasionalitas)

Apakah fenomena orang pintar bertekuk lutut dihadapan orang sakti itu bisa terjadi hanya karena orang sakti itu memakai jubah agama ? sebab coba bayangkan kalau orang sakti itu memakai jubah dukun misal,maka ‘belang’nya akan langsung mudah diketahui dan sebab itu sama dengan memperlihatkan identitas yang sesungguhnya.tetapi dengan memakai jubah agama maka jangankan orang awam tetapi orang orang pintarpun seolah dapat terkelabui,mereka seolah hanya melihat kepada tampilan kulit luarnya tetapi tidak mendalami essensi apa yang sebenarnya berada dibaliknya. padahal identitas dunia klenik itu bisa diketahui bila kita analisis dengan menggunakan parameter keilmuan baik yang diberikan oleh sains-filsafat maupun agama.sehingga merupakan sebuah anomali apabila kaum akademisi nampak tak berdaya dihadapan kaum klenik sebab akan dikemanakan reputasi ilmu ilmu yang biasa diajarkan di dunia akademik sebagai ilmu penjaga peradaban manusia kalau para pemangkunya tunduk tak berdaya dihadapan kharisma kaum klenik  ? 

Dengan kata lain saat ini nampaknya klenisme lebih mudah menarik hati masyarakat apabila menggunakan bungkus agama sekalian beserta simbol simbol nya ketimbang menggunakan bungkus yang  sesungguhnya : paranormal-perdukunan-identitas yang terlalu mudah diketahui oleh masyarakat.bayangkan kalau asap kemenyan sebagai aksesoris klenisme lalu diganti dengan tasbih dan huruf huruf kitab suci maka siapa yang akan berfikir bahwa hakikatnya itu sama saja misal ?

Yang fatal adalah efek terhadap orang orang yang tidak memahami apa itu essensiagama,mereka yang memparalelkan agama lebih dengan hal hal yang bersifat mistis seperti ‘karomah’,mereka yang mudah terpesona oleh ‘karomah’ yang dianggap keistimewaan yang berasal dari Tuhan,kalangan seperti ini yang mudah terkelabui ‘orang sakti’.

Padahal ideal nya-secara ilmiah, untuk memahami essensi agama maka agama itu harus lebih di kaitkan serta diparalelkan dengan akal fikiran-rasionalitas-ilmu pengetahuan sebab semua itu adalah alur-jalan jalan untuk memahami kebenaran Ilahiah.ya,agama harus lebih diparalelkan dengan konsep kebenaran(Ilahiah) ketimbang dengan hal hal yang bersifat mistis,ini adalah cara ilmiah untuk tidak mudah dikelabui oleh tokoh tokoh yang dianggap memiliki karomah serta kesaktian.yang jelas dalam jalan menuju kebenaran (Ilahiah) tak ada itu pengkultusan manusia terhadap manusia   

......................................................................

Perbedaan antara orang pintar dengan orang sakti

Lalu,apa sebenarnya perbedaan antara ‘orang pintar’ dengan ‘orang sakti’ ?

Bila kalimat ‘orang pintar’ itu kita kaitkan dengan dunia pendidikan-dunia akademik sebagaimana persepsi masyarakat terhadap mereka pada umumnya,maka kata ‘pintar’ di situ berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menguasai  bentuk ilmu pengetahuan yang terstruktur-terorganisir,disebut terstruktur artinya asal muasal ilmunya dapat dianalisis secara seksama serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan dihadapan publik,sehingga ilmunya  dapat dipelajari secara sistematis oleh semua kalangan. demikian pula sisi kemanfaatan ilmunya bagi masyarakat dapat dibuktikan.artinya aspek epistemologis serta aksiologisnya nya sudah jelas dan teruji

Lalu bagaimana dengan kesaktian,darimana serta dengan cara apa seseorang dapat memperoleh nya ? apakah kesaktian bisa diperoleh melalui jalan ilmu pengetahuan dan bila bisa apakah ilmu kesaktian dapat dikategorikan sebagai bentuk ilmu yang terstruktur artinya dapat dipelajari secara sistematis oleh umum-siapapun tanpa pengecualian ?

Nah masalahnya adalah; bila ilmu pengetahuan yang biasa diajarkan di dunia akademik- yang terstruktur-dapat dianalisis baik secara empiris maupun secara rasio itu beda dengan ilmu kesaktian maka bagaimana kita harus menempatkan ilmu kesaktian diantara ilmu ilmu akademik,haruskah kita dengan secara sembrono misal menempatkan ilmu kesaktian diatas ilmu ilmu akademis ?

Nah bila tidak bisa dan tidak boleh maka konsekuensinya apakah orang orang pintar boleh bertekuk lutut dihadapan orang sakti atau harus sebaliknya : memperlihatkan bentuk perlawanan, sebagaimana secara prinsipil ilmu akademik itu tak bisa ditundukkan atau direndahkan dihadapan ilmu klenik?

Prestasi ilmu akademik serta ilmu klenik

Prestasi ilmu ilmu yang diajarkan di dunia akademik yang berbasis ilmu empiris tak perlu diragukan lagi,kita dapat menikmati kemajuan teknologi itu karena hasil tumbuh kembangnya ilmu empiris,kita dapat menikmati listrik-televisi-komputer-otomotif-teknologi telekomunikasi dlsb.tentu bukan sumbangsih ilmu klenik.coba saja fikir,sejak zaman dahulu kala hingga hari ini apa kemajuan yang telah dicapai oleh ilmu klenik di dunia peradaban manusia ? keberadaannya bahkan hingga hari ini selalu bersifat negatif-cenderung digunakan sebagai alat kejahatan serta perbuatan perbuatan negatif yang merusak-baik akal maupun iman

Apakah ‘orang sakti’ itu dan mengapa para nabi itu bukan orang sakti ?

Orang sakti sering dilindungi oleh kelompok masyarakat tertentu karena dianggap sebagai seorang yang diberi karomah- keistimewaanoleh Tuhan.padahal tidaklah Tuhan memberikan keistimewaan kepada seseorang melainkan dengan maksud tujuan tertentu yang baik dan bermanfaat.sebagai contoh keistimewaan yang diberikan kepada para nabi dan rasulNya

Tetapi apakah karomah yang diberikan kepada para nabi-rasul yang merupakan orang orang kesayanganNya itu membuat mereka dapat menjelma menjadi ‘orang sakti’ ? dalam sejarah kenabian tak ada seorang nabi-rasul pun yang memiliki kesaktian dan lalu orang orang menyebutnya sebagai ‘orang sakti’.nabi Musa misal,dapat merubah tongkat menjadi ular bukan karena ia memiliki kesaktian melainkan demikianlah Tuhan memerintahkannya untuk melakukannya dihadapan Fir’aun,dan Tuhan-bukan nabi Musa yang lalu merubah tongkat nabi Musa menjadi ular.demikian pula ketika nabi Musa membelah laut merah,itu dilakukan bukan karena beliau memiliki kesaktian tetapi karena Tuhan yang melakukannya

Demikian pula yang terjadi dengan nabi Isa a.s yang diberi mukjizat dapat menghidupkan orang mati atau nabi Muhammad yang dapat menjelajah angkasa luar tanpa bantuan peralatan yang dibuat manusia semua itu terjadi bukan karena mereka sakti.mereka-para nabi-rasul tidak merekayasa-mendesain agar mereka memiliki kesaktian dan bandingkan dengan orang orang yang mendesain-merekayasa agar mereka memiliki kesaktian

Lalu mungkinkah Tuhan memberi karomah kepada seseorang demi untuk tujuan menimbulkan efek yang negatif-menimbulkan budaya berfikir  irrasional-membuat manusia malas berfikir dan bekerja dan lebih jauh lagi membuat manusia menjadi rusak iman nya misal akibat taklid serta kultus individu kepada tokoh yang dianggap ‘sakti’ ?

Bila memang tujuannya baik lalu,mengapa tidak memberi karomah kesaktian itu kepada para nabi dan rasulnya saja-sebagai orang orang yang jelas jelas mencintaiNya dan berjuang mati matian di jalanNya ? mengapa para nabi dan rasul nya dijadikan berkarakter ‘manusiawi’ - sebagai manusia biasa yang bisa tidak berdaya dan bahkan sebagiannya lalu dikejar kejar dan dibunuh ? ...........

Karena mereka mengajarkan kebenaran dan bukan mengajarkan atau mempertontonkan kesaktian.lalu,apakah orang orang sakti yang oleh sebagian masyarakat dianggap memiliki ‘karomah’ itu pun mengajarkan kebenaran Ilahiah sebagaimana yang dilakukan para nabi-rasul ? yang jelas kecenderungan ‘orang sakti’ salah satunya mungkin adalah berkeinginan orang orang menjadi pengikut setianya-hingga sampai mengkultuskannya,bandingkan dengan para nabi yang hanya berkeinginan orang orang menyembah Tuhan bukan meng kultus kan dirinya

Pertanyaan penting lainnya : bila bukan Tuhan yang memberi karomah kesaktian kepada manusia untuk tujuan yang berlawanan dengan misiNya lalu; darimana serta bagaimana jalan yang ditempuh oleh manusia untuk memperoleh ilmu kesaktian ? serta, betulkah mereka itu sakti dan apakah kesaktiannya itu dapat ‘di uji’ ?

................

   

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun