Ketika kakek-orang tua zaman dahulu menasihati anak-anak muda zaman sekarang memang ucapan mereka nampak polos-sederhana-apa adanya- sama sekali jauh dari kesan ‘super’ bila dibanding ungkapan ungkapan yang keluar dari mulut para motivator, tetapi terkadang itu keluar dari keresahan dan kegelisahan hati yang mendalam, takut anak-cucunya kelak dikemudian hari memperoleh malapetaka-bala bencana.Â
Dan celakanya hal itu malah sering disalahpahami oleh anak-anak muda zaman sekarang, dianggapnya cara mereka mendidik itu membelenggu kebebasan atau dianggap tidak sesuai dengan kondisi zaman yang ‘sudah masuk era demokrasi.' Ketika anak-anak muda dinasihati bahayanya akibat pergaulan bebas insan berlainan jenis misal, terkadang hal itu disikapi oleh anak muda zaman sekarang sebagai nasihat yang sudah ‘ketinggalan zaman’ karena anak-anak muda memparalelkan kekinian dengan ‘kebebasan.’
Salah satunya adalah pergaulan bebas di antara insan berlainan jenis. Sebagai cermin, bagi orang orang tua zaman dahulu kala kata ‘pacaran’ seperti sebuah tabu-momok, itu karena mereka menyimpan ketakutan dan kekuatiran yang luar biasa dibalik ativitas pacaran itu, mereka akan ketakutan misal bila anak gadisnya dibawa pergi malam malam oleh pacarnya.Â
Tetapi bagi seorang motivator dari aktivitas pacaran itu dapat meluncur ribuan kalimat kalimat cinta nan menawan dan mempesona hati, itu mungkin salah satu kartu truf yang membuat seorang motivator digandrungi anak-anak muda utamanya yang sedang pada kasmaran.  Â
...............................................
Saya sendiri sebagai seorang yang di masa kecil dibesarkan dan di asuh oleh kakek-nenek dapat merasakan sendiri betapa mendalamnya cinta kasih sayang mereka kepada saya, mereka memanggil saya ‘Ujang’ sebuah panggilan yang masih saya pakai hingga saat ini demi untuk mengenang mereka.Â
Walau semasa mereka hidup saya sering berbuat nakal dan sering membuat mereka marah, tetapi setelah mereka tiada betapa saya sangat kehilangan mereka dan sering memimpikan andai dapat hidup kembali bersama mereka, saking besarnya kerinduan saya sehingga mereka sering hadir dalam mimpi.
Hal itu saya sadari dan saya dalami karena setelah saya dewasa dan mengalami banyak lika luku kehidupan, betapa dalam kehidupan ini memperoleh cinta kasih sayang yang tulus seperti yang pernah mereka berikan itu sulit, terkadang kehidupan ini dipenuhi oleh kekejaman-tanpa rasa kasih sayang dan selalu uang yang jadi ukuran.
Dan saya pun masih dapat mengingat kata-kata sederhana yang pernah keluar dari mulut mereka, kata kata yang polos-teramat sederhana tetapi masih menancap kuat dalam sanubari. Beda dengan ucapan para motivator yang saya baca dari buku atau yang saya dengar di televisi memang ungkapan ungkapannya penuh pesona bahkan terkadang memukau tetapi sering mudah lupa dan sulit mengingat ngingatnya kembali, itu karena ucapan mereka lebih banyak hanya tersimpan dalam isi kepala.
Dan itulah biasanya anak-anak muda baru menyadari betapa besar cinta-kasih sayang orang tua nya justru ketika mereka telah tiada. Saat itu kehadiran serta cinta kasih sayang mereka sangat dirindukan dan bahkan diimpi-impikan, tetapi ketika mereka masih hidup mereka sering diabaikan bahkan nasihat nya sering tidak didengar.
.......................................