Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mana yang Lebih Pintar, Pembohong atau Human Lie Detector ?

5 Februari 2016   09:05 Diperbarui: 5 Februari 2016   09:19 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

..

Sebagaimana kita ketahui dalam ranah penyidikan kasus kriminal telah tercipta sebuah alat pembantu penyidikan canggih yang disebut mesin Lie detector dan kini ada metode terbaru yang dianggap lebih akurat karena test kebohongan tidak lagi dilakukan oleh mesin tetapi langsung oleh manusia-ahli psikologi sehingga dinamakan ‘human lie detector’ yang dianggap dapat membaca kebohongan dengan jalan membaca  gestur-mimik pada wajah pada skala yang lebih kecil-mikro.

Adanya kasus kriminal yang minim bukti atau hampir tidak meninggalkan bukti empiris yang kuat yang bisa dijadikan pegangan untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka memang membuat manusia terpaksa menempuh beragam cara untuk mengungkapnya termasuk diantaranya mendatangkan pakar human lie detector untuk mencoba meraba gestur atau mimik wajah orang yang disangka kan.maka Handoko gani pakar human lie detector pun diundang dan berbicara di media TV perihal mimik wajah Jessica dan lalu berhipotesa tentang hal itu. tetapi sebagaimana pernyataan beliau sendiri bahwa menurut para pakar kebohongan tidak ada satupun petunjuk pasti yang bisa menunjukkan kebohongan yang dapat dibaca dari gestur atau mimik wajah,semua upaya yang dilakukan oleh para ahli hanyalah bersifat hipotesa katanya.sebab itu tentu menyesatkan apabila misal memvonis Jessica sebagai terhukum hanya berdasar hipotesa dari membaca gestur-mimik wajahnya semata

Saya setuju dengan penciptaan metode tertentu untuk membantu mengungkap kasus pembunuhan, hanya jangan pernah menjadikannya sebagai alat ukur untuk memastikan,mengapa ? karena manusia bukan benda mati seperti mesin yang pergerakannya bisa diukur dengan pengukuran yang serba pasti dan terukur.beda dengan benda mati,selalu terdapat banyak sisi mystery dari manusia yang sulit diraba dan dipastikan.dan kedua, saya masih percaya pada sebuah ‘rumus alamiah’ yang berbunyi ‘makin canggih obat maka makin canggih pula penyakitnya’ dan rumusan demikian seolah paralel pula dengan istilah istilah lain yang bisa kita buat menyerupainya seperti ‘makin canggih system computer makin canggih pula jenis virusnya’,’makin canggih polisi maka makin canggih pula strategi maling’ dst.dst.

Nah menyangkut soal urusan human lie detector jangan pernah berpandangan bahwa cara demikian itu PASTI dapat (dengan mudah) mengungkap tiap pelaku kebohongan dengan cukup hanya mengamati gestur atau mimik wajah seseorang,apa sebab ? karena saya percaya bahwa sampai kapanpun manusia itu bisa lebih pintar dari metode Lie detector apakah yang berbentuk mesin atau termasuk ahli psikologi kebohongan yang mencoba menyelidikinya secara psikis melalui pembacaan gesture-mimik wajah.saya sendiri pernah tertipu oleh orang orang yang gestur suara maupun mimik wajahnya sama sekali tidak mencurigakan karena nampak ‘alami’-‘polos’.

Nah,bagaimana sebuah kebohongan bisa sulit terdeteksi,saya mencoba memberanikan diri meng analisisnya :

Pikiran manusia terbagi ke dua wilayah antara ‘alam sadar’ dan ‘alam bawah sadar’,seperti ikan dilaut yang bebas berenang ke permukaan atau ke kedalaman dasar lautan maka fikiran pun berlalu lalang antara wilayah sadar dan wilayah bawah sadarnya,ada pintu on-off yang bisa menutup-buka secara otomatis diantara dua wilayah itu sehingga kita dapat menaruh fikiran kita di alam sadar atau meneggelamkannya ke alam bawah sadar

Apa beda antara fikiran yang ditaruh di alam sadar dan dibiarkan berkelana disitu dengan fikiran yang ditenggelamkan ke alam bawah sadar dan dibiarkan berkelana didalamnya ?

Fikiran yang bergerak di alam sadar menyatu dengan atau dikendalikan oleh kesadaran yang penuh itu ber efek pada menggerakkan fisik-menggerakkan gestur-mimik,sehingga orang seperti dengan mudah bisa menebak fikiran atau perasaan seseorang melalui gestur tubuh atau mimik wajahnya.sedang pikiran yang ditenggelamkan ke alam bawah sadar dan secara naluriah dibiarkan digerakkan dari sana maka itu tidak ber efek pada menggerakkan fisik-tidak menimbulkan gestur yang bisa diraba sehingga orang lain sulit meraba apakah yang bersangkutan sedang berbohong-sedang berpura pura atau tidak ? sehingga terkadang kita menemukan seseorang yang berbuat jahat atau bohong tetapi sebelumnya memperlihatkan mimik yang polos-bahkan nampak baik alias sulit diraba itu karena fikiran bohong atau jahatnya dikendalikan dari alam bawah sadarnya

Contoh lain : seorang pemain film yang mesti full-maksimal memerankan figur dengan karakter tertentu,mengapa bagi penonton gerak gerik maupun gestur wajahnya nampak begitu ‘alami’ seolah ia sedang tidak berpura pura-seolah itu kepribadian dirinya yang sesungguhnya ? .. karena saat itu ia membiarkan fikirannya bermain di wilayah lain yang secara psikologis telah ia setting (sesuai karakter yang harus ia mainkan) dan settingan itu ia masukkan ke alam bawah sadarnya sehingga dari alam bawah sadar itu muncul perilaku-ucapan-mimik yang mengikuti settingan.dengan kata lain seorang pemain film yang harus berpura pura maka dalam jiwanya ia menutup pintu yang satu (pintu sadar bahwa ia sedang berpura pura) dan membuka pintu yang lain yaitu pintu bawah sadar dimana didalamnya ia menyetting kepura pura an

Nah menyangkut pembohong maka sang pembohongpun secara alami bisa lebih cerdas dari orang orang yang mencoba membaca kebohongannya melalui mimik wajah.alam sadarnya sebenarnya tahu bahwa ia sedang berbohong atau harus berbohong,tetapi kesadaran itu secara alami ia tutup agar efek efek psikisnya tak nampak ke permukaan.lalu ia membuat settingan dan segera memasukkannya ke alam bawah sadarnya sehingga kebohongannya nampak ‘alami’ karena itu produk alam bawah sadarnya. atau,kelebihan dari kebohongan yang disimpan dan dibiarkan bergerak dari alam bawah sadar adalah ia bisa ber efek tidak menimbulkan mimik wajah yang mencurigakan

Bila menyangkut ‘nurani’,seorang yang ahli dalam berbohong secara alami cara yang ia lakukan adalah pertama, akan segera menutup pintu nurani rapat rapat karena bila suara nurani dibiarkan muncul ke permukaan kealam sadarnya maka itu akan menimbulkan efek gestur gelisah-tertekan-stress dlsb. dengan kata lain ia tidak membiarkan nuraninya itu menyatu dengan kesadaran atau alam sadarnya.

Sebab itu menurut saya untuk mengacaukan ‘settingan alami’ buatan sang pembohong yang ia tanam di alam bawah sadarnya sebaiknya kita menggiring sang pembohong atau yang diduga berbohong ke alam sadar agar gesture atau mimiknya dapat kita lihat walau hanya selintas. bagaimana caranya ? itu memerlukan kajian tersendiri yang lebih mendalam,tetapi salah satu caranya mungkin mencoba mengejar fikiran fikiran yang ada di kedalaman nuraninya atau kedalaman iman nya (bila yang bersangkutan masih memiliki nurani serta iman)

Bila anda bertanya pada saya,bagaimana tekhnik melarikan fikiran ke alam bawah sadar dan mengendalikannya dari sana ? maka jawabnya adalah sebagaimana seseorang itu tidak perlu diajari secara teknis masalah (maaf) bersenggama sebab secara alamiah-tanpa diajari tiap orang akan dapat melakukannya, maka demikian pula cara manusia melarikan fikiran sadarnya (yang berbohong) ke alam bawah sadarnya (untuk menyembunyikan agar tidak mengakibatkan gestur yang bisa diraba).khususnya ketika sang pembohong atau seorang yang terpaksa berbohong dalam keadaan terdesak dan tertekan maka terkadang kita melihat wajah yang ‘tampil alami’ padahal fikiran sadar bohongnya tengah bersembunyi di alam bawah sadarnya

Demikian pula seorang bintang film kawakan yang keadaan realnya sedang galau-sedih tetapi karena ia harus memainkan peran orang yang bahagia-senang-gembira maka melalui pintu on-off otomatis ia segera melarikan fikiran sadarnya akan kesedihan itu ke alam bawah sadar dan lalu dari alam bawah sadarnya itu mengembangkan karakter yang harus diperankannya (karena ia menyadari dengan fikiran alam sadarnya akan sulit memainkan karakter yang berlawanan dengan kondisi sadarnya yang sedang menderita)

Dan orang yang melarikan kebohongannya ke alam bawah sadar maka secara mental akan nampak memiliki kekuatan mental lebih untuk melindungi kebohongannya karena ia merasa kebohongannya akan tertutupi secara rapat

…………………………………………..

Tetapi apa yang saya ungkapkan diatas sebaiknya harus dianggap hanya sebagai sebuah ‘hipotesa’, benar-salahnya silahkan dianalisa kembali, sebab itu saya mempersilahkan kepada pembaca untuk lebih mendalaminya.dan istilah ‘alam sadar-bawah sadar’ yang saya gunakan untuk mengkonstruksi masalah ini mungkin menurut anda kurang tepat atau ganjil atau malah membingungkan,sebab itu silahkan apabila anda ingin mengkonstruksi masalah seperti ini dengan menggunakan kategori istilah lain yang mungkin anda fikir lebih tepat,saya sangat menantikan.

Tetapi pada prinsipnya di sini-dalam artikel ini saya hanya ingin menunjukkan adanya sebuah ‘permainan psikologis’ yang dilakukan sang pembohong untuk menyembunyikan kebohongannya,yang mengindikasikan adanya dua wilayah yang berbeda dalam psikis manusia,satu untuk memperlihatkan dan satu untuk menyembunyikan sehingga gesture atau mimik wajah manusia tidak selalu paralel dengan apa yang ada dalam jiwa-fikiran.

Atau sebagaimana analoginya ada binatang yang pintar membuat kamuflase untuk mengecoh musuhnya maka ada mekanisme psikologis dalam jiwa manusia yang secara alami bisa menyembunyikan kebohongan sehingga orang luar tidak bisa atau sulit meraba kebohongannya itu melalui gestur atau mimik wajahnya. atau dengan kata lain sebab manusia itu memiliki kemampuan alami menyetting fikiran atau mengkondisikan alam psikologisnya dihadapan orang orang sehingga ia bisa menutupi fikiran sadar atau perasaan sadar yang sesungguhnya.nuraninya sadar bahwa dirinya bersalah tetapi secara alami ia bisa ‘melarikan diri’ dari kesadaran nuraninya itu dan orang lain tak akan bisa melihat upaya upaya ‘melarikan diri’ itu melalui ekspresi mimik wajah.itu sebab mimik wajah pembohong bisa datar datar saja atau nampak ‘alami’.

 Anda juga mungkin pernah mengalami ditipu atau diperdaya oleh seseorang yang gestur tubuh maupun mimik wajahnya sebelumnya nampak meyakinkan-polos-alami-tidak mencurigakan,mengapa bisa demikian (mengapa tidak ada korelasi mekanis otomatis antara kebohongan dengan gesture atau mimik wajah sehingga kita mudah untuk membacanya) ? .. karena sang penjahat melarikan fikiran sadar jahat atau sadar berbohongnya itu ke dunia alam bawah sadarnya dan kelebihan dari dunia alam bawah sadar adalah ia dapat tersembunyi dari gesture atau mimik wajah.dan sang pembohong memainkan strategi berbohongnya dari alam bawah sadarnya itu.ketika sang pembohong membawa fikiran bohongnya kembali ke alam sadarnya maka  mimik yang menunjukkan kebohongannya mungkin selintas dapat kita baca kembali.dan itulah dunia alam bawah sadar manusia dapat menyimpan 1001 macam karakter fikiran jahat yang tidak atau sulit terpantau dari permukaan karena memang tak berhubungan secara mekanis dengan gesture atau mimik wajah.ini yang mesti disadari para ahli pembaca kebohongan sehingga metodenya barangkali,bagaimana strategi membawa pikiran pikiran jahat yang tersembunyi atau bersembunyi di alam bawah sadar itu ke permukaan ?

Kalau dalam agama islam maka ada konsep ‘wirid’ atau ‘dzikir’ yang bermakna mengusir fikiran fikiran jahat yang tersembunyi atau yang menyembunyikan diri di alam bawah sadar manusia dan membuat alam bawah sadar yang semula mungkin dalam keadaan gelap dan kotor itu kembali menjadi bersih dan terang benderang. karena alam bawah sadar itu ditengarai menjadi tempat persembunyian makhluk halus yang bernama ‘iblis’-;saitan’,sehingga dari alam bawah sadar sana mungkinkah iblis yang mengendalikan fikiran para pembohong-penipu ? .. tetapi ini tentu masuk ke ranah imani bukan ranah psikologi sekuler yang tidak memperbolehkan kosakata ‘iblis’-‘saitan’ digunakan untuk menelusur problem psikologi manusia  

……………………………………………………

Jiwa manusia memang bukan seperti sebuah mesin yang pergerakannya bisa diukur dengan pengukuran secara pasti dan terukur,teramat banyak mysteri didalamnya.jiwa manusia teramat luas-melebihi luasnya samudera sehingga terkadang sulit direkonstruksi dengan pengukuran secara pasti dan terukur sehingga kita hanya dapat ‘berhipotesa’. sebab itu bila ada metode psikologi pembaca kebohongan melalui mimik wajah seperti yang disebut  ‘human lie detector’ yang andai menyatakan ‘bisa serba memastikan’ maka hal itu patut dipertanyakan.

…………………………………….

 ilustrasi gambar : Lie detector question.hubpages.com

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun