Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mana yang Lebih Pintar, Pembohong atau Human Lie Detector ?

5 Februari 2016   09:05 Diperbarui: 5 Februari 2016   09:19 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila menyangkut ‘nurani’,seorang yang ahli dalam berbohong secara alami cara yang ia lakukan adalah pertama, akan segera menutup pintu nurani rapat rapat karena bila suara nurani dibiarkan muncul ke permukaan kealam sadarnya maka itu akan menimbulkan efek gestur gelisah-tertekan-stress dlsb. dengan kata lain ia tidak membiarkan nuraninya itu menyatu dengan kesadaran atau alam sadarnya.

Sebab itu menurut saya untuk mengacaukan ‘settingan alami’ buatan sang pembohong yang ia tanam di alam bawah sadarnya sebaiknya kita menggiring sang pembohong atau yang diduga berbohong ke alam sadar agar gesture atau mimiknya dapat kita lihat walau hanya selintas. bagaimana caranya ? itu memerlukan kajian tersendiri yang lebih mendalam,tetapi salah satu caranya mungkin mencoba mengejar fikiran fikiran yang ada di kedalaman nuraninya atau kedalaman iman nya (bila yang bersangkutan masih memiliki nurani serta iman)

Bila anda bertanya pada saya,bagaimana tekhnik melarikan fikiran ke alam bawah sadar dan mengendalikannya dari sana ? maka jawabnya adalah sebagaimana seseorang itu tidak perlu diajari secara teknis masalah (maaf) bersenggama sebab secara alamiah-tanpa diajari tiap orang akan dapat melakukannya, maka demikian pula cara manusia melarikan fikiran sadarnya (yang berbohong) ke alam bawah sadarnya (untuk menyembunyikan agar tidak mengakibatkan gestur yang bisa diraba).khususnya ketika sang pembohong atau seorang yang terpaksa berbohong dalam keadaan terdesak dan tertekan maka terkadang kita melihat wajah yang ‘tampil alami’ padahal fikiran sadar bohongnya tengah bersembunyi di alam bawah sadarnya

Demikian pula seorang bintang film kawakan yang keadaan realnya sedang galau-sedih tetapi karena ia harus memainkan peran orang yang bahagia-senang-gembira maka melalui pintu on-off otomatis ia segera melarikan fikiran sadarnya akan kesedihan itu ke alam bawah sadar dan lalu dari alam bawah sadarnya itu mengembangkan karakter yang harus diperankannya (karena ia menyadari dengan fikiran alam sadarnya akan sulit memainkan karakter yang berlawanan dengan kondisi sadarnya yang sedang menderita)

Dan orang yang melarikan kebohongannya ke alam bawah sadar maka secara mental akan nampak memiliki kekuatan mental lebih untuk melindungi kebohongannya karena ia merasa kebohongannya akan tertutupi secara rapat

…………………………………………..

Tetapi apa yang saya ungkapkan diatas sebaiknya harus dianggap hanya sebagai sebuah ‘hipotesa’, benar-salahnya silahkan dianalisa kembali, sebab itu saya mempersilahkan kepada pembaca untuk lebih mendalaminya.dan istilah ‘alam sadar-bawah sadar’ yang saya gunakan untuk mengkonstruksi masalah ini mungkin menurut anda kurang tepat atau ganjil atau malah membingungkan,sebab itu silahkan apabila anda ingin mengkonstruksi masalah seperti ini dengan menggunakan kategori istilah lain yang mungkin anda fikir lebih tepat,saya sangat menantikan.

Tetapi pada prinsipnya di sini-dalam artikel ini saya hanya ingin menunjukkan adanya sebuah ‘permainan psikologis’ yang dilakukan sang pembohong untuk menyembunyikan kebohongannya,yang mengindikasikan adanya dua wilayah yang berbeda dalam psikis manusia,satu untuk memperlihatkan dan satu untuk menyembunyikan sehingga gesture atau mimik wajah manusia tidak selalu paralel dengan apa yang ada dalam jiwa-fikiran.

Atau sebagaimana analoginya ada binatang yang pintar membuat kamuflase untuk mengecoh musuhnya maka ada mekanisme psikologis dalam jiwa manusia yang secara alami bisa menyembunyikan kebohongan sehingga orang luar tidak bisa atau sulit meraba kebohongannya itu melalui gestur atau mimik wajahnya. atau dengan kata lain sebab manusia itu memiliki kemampuan alami menyetting fikiran atau mengkondisikan alam psikologisnya dihadapan orang orang sehingga ia bisa menutupi fikiran sadar atau perasaan sadar yang sesungguhnya.nuraninya sadar bahwa dirinya bersalah tetapi secara alami ia bisa ‘melarikan diri’ dari kesadaran nuraninya itu dan orang lain tak akan bisa melihat upaya upaya ‘melarikan diri’ itu melalui ekspresi mimik wajah.itu sebab mimik wajah pembohong bisa datar datar saja atau nampak ‘alami’.

 Anda juga mungkin pernah mengalami ditipu atau diperdaya oleh seseorang yang gestur tubuh maupun mimik wajahnya sebelumnya nampak meyakinkan-polos-alami-tidak mencurigakan,mengapa bisa demikian (mengapa tidak ada korelasi mekanis otomatis antara kebohongan dengan gesture atau mimik wajah sehingga kita mudah untuk membacanya) ? .. karena sang penjahat melarikan fikiran sadar jahat atau sadar berbohongnya itu ke dunia alam bawah sadarnya dan kelebihan dari dunia alam bawah sadar adalah ia dapat tersembunyi dari gesture atau mimik wajah.dan sang pembohong memainkan strategi berbohongnya dari alam bawah sadarnya itu.ketika sang pembohong membawa fikiran bohongnya kembali ke alam sadarnya maka  mimik yang menunjukkan kebohongannya mungkin selintas dapat kita baca kembali.dan itulah dunia alam bawah sadar manusia dapat menyimpan 1001 macam karakter fikiran jahat yang tidak atau sulit terpantau dari permukaan karena memang tak berhubungan secara mekanis dengan gesture atau mimik wajah.ini yang mesti disadari para ahli pembaca kebohongan sehingga metodenya barangkali,bagaimana strategi membawa pikiran pikiran jahat yang tersembunyi atau bersembunyi di alam bawah sadar itu ke permukaan ?

Kalau dalam agama islam maka ada konsep ‘wirid’ atau ‘dzikir’ yang bermakna mengusir fikiran fikiran jahat yang tersembunyi atau yang menyembunyikan diri di alam bawah sadar manusia dan membuat alam bawah sadar yang semula mungkin dalam keadaan gelap dan kotor itu kembali menjadi bersih dan terang benderang. karena alam bawah sadar itu ditengarai menjadi tempat persembunyian makhluk halus yang bernama ‘iblis’-;saitan’,sehingga dari alam bawah sadar sana mungkinkah iblis yang mengendalikan fikiran para pembohong-penipu ? .. tetapi ini tentu masuk ke ranah imani bukan ranah psikologi sekuler yang tidak memperbolehkan kosakata ‘iblis’-‘saitan’ digunakan untuk menelusur problem psikologi manusia  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun