Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Waspada 'penipuan ilmiah' yang terjadi dalam sains (!)

26 Juli 2015   17:55 Diperbarui: 26 Juli 2015   18:56 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang sungguh aneh bila sains yang adalah peralatan penelusur dunia alam materi-fisik tetapi dianggap dapat menghasilkan rumusan rumusan ilmiah resmi yang bersifat metafisis (!) .. dan merupakan sebuah penipuan ilmiah terhadap publik apabila memaksa publik untuk menerima seolah rumusan metafisis itu adalah ‘hasil kajian sains’ padahal itu hanyalah sekedar sudut pandang pribadi belaka

Sebab itu mulai saat ini masyarakat dunia harus disadarkan terhadap perlunya memurnikan kembali sains dari berbagai ‘benalu’ yang ada disekelilingnya yang berupa ideology-filosofi-sudut pandang pribadi sang saintis yang oleh public awam sering disalah fahami seolah rumusan yang murni berasal dari sains.misal,tengoklah professor fisika kenamaan yang membuat buku serta pernyataan yang menggegerkan dunia ,ia mengatakan ‘Tidak perlu pertolongan Tuhan untuk menciptakan alam semesta’- ‘alam semesta seperti ini tidak memerlukan Tuhan …’.bagi yang faham maka mereka akan maklum dengan pernyataannya yang tidak lebih sebagai pernyataan pribadi yang sama sekali tak ada kaitannya dengan metodologi saintifik,tetapi celakanya bagi publik tertentu yang awam mereka malah sering mengaitkan pernyataan pernyataan ‘metafisis’ nya itu dengan sains seolah itu ‘hasil rumusan sains’.padahal apakah tujuan sains adalah mencari rumusan metafisis atau apakah sains dapat melahirkan rumusan rumusan metafisis yang serba pasti dan terukur misal ?

Dan itulah kerancuan yang dialami manusia ketika mereka berbicara seputar sains adalah tanpa sadar mereka sering membawa bawa sains kesana kemari bahkan dengan ‘terlalu liar’ hingga masuk ke wilayah yang sebenarnya sudah berada diluar wilayah sains itu sendiri.sehingga waspada andai bila ada orang-saintis yang dengan mengatasnamakan sains mengatakan bahwa alam semesta ini ‘tidak memiliki tujuan’ atau sebaliknya ‘memiliki tujuan’ misal,.. sebab metodologi sains yang bagaimana yang dipakai dan dapat dipertanggung jawabkan kehadapan publik untuk menganalisisnya hingga dapat membuat kesimpulan metafisis seperti demikian ?

Seorang saintis yang religious dapat saja berkata bahwa alam semesta adalah suatu yang memiliki tujuan,tetapi hal itu pun harus lebih disandarkan pada rasionalitas yang berkaitan dengan keidealan serta lebih jauh lagi dengan : iman,atau dengan kata lain minimal harus mengatasnamakan rasionalitas bukan secara langsung memijakkannya kepada metodologi sains

Sains dapat membawa pencerahan kepada umat manusia apabila ia berperan secara murni sesuai dengan metodologi keilmuan yang diembannya,sebab tujuan sains bukanlah mencari serta mewartakan kebenaran kebenaran metafisis tetapi sebatas mencari serta mewartakan kebenaran yang bersifat fisik-material sebuah tugas yang berbeda dengan agama-filsafat yang lebih menekankan persoalan metafisis.bila ingin menemukan metodologi keilmuan yang dapat membawa manusia ke arah  pemahaman teleologis (berkaitan tujuan alam semesta) misal anda dapat mencarinya dalam agama.artinya,sains dapat kembali kepada kemurniannya apabila ia dapat dilepaskan dari monopoli kekuatan ideologis tertentu yang mencengkeramnya.

Bukankah wajar wajar saja apabila kita bercuriga jangan jangan sains berada dalam cengkeraman monopoli ideology materialisme ilmiah atau ideology saintisme misal ? … sebuah kecurigaan yang justru dapat melahirkan sikap positif karena tentu akan makin mewaspadai setiap pernyataan yang keluar dari ranah sains dan tentu berupaya untuk dapat memurnikannya kembali.dan kalau kita dalami secara lebih jauh mungkin bahkan akan lebih banyak terungkap ‘penipuan ilmiah’ yang terjadi dalam ranah sains

Kapan sesuatu disandarkan pada sains

Kapan sesuatu disandarkan pada rasionalitas

Kapan sesuatu disandarkan pada iman

Tetapi penganut saintisme ingin semua disandarkan hanya pada sains,itu masalahnya.padahal sains hanya memiliki dasar yang terbatas untuk problem keilmuan tertentu,tetapi penganut saintisme memaksakan hal hal yang diluar sains menjadi lanskap agar nampak bisa menampung semua problem keilmuan yang manusia temukan

……………………………

 Images : moviepilot.com

 

 

 ‘

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun