Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ini, cara ilmiah melawan penista agama

13 Januari 2015   21:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:14 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6.kerinduan akan keabadian

Ini akan dirasakan khususnya oleh orang orang yang telah masuk ke masa tua,orang orang yang dimasa tuanya mengenang masa kecil dan masa remaja nya yang indah sambil berlinang airmata dan merindukan untuk dapat merasakannya kembali walau itu hanya angan angan yang hampa.ia merasakan betapa sebentarnya masa masa indah yang telah dilaluinya saat ketika ia masih remaja,dan kecantikan atau ketampanan yang ia miliki telah sirna dimakan usia.ia merindukan suatu yang tetap-tak berubah,dan lalu ia mendalami makna 'keabadian' yang mana hanya Tuhan yang dapat memberikannya kepada manusia

7.mencari kebenaran yang bersifat menyeluruh

Ini yang paling sulit-rumit dan berliku, sebab problem kebenaran itu abadi-selalu ada disepanjang zaman.pada akhirnya orang orang tertentu memilih merapat kepada Tuhan karena ia telah menemukan bahwasanya baik sains maupun filsafat ternyata dan terbukti hanya dapat mengungkap kebenaran secara bagan per bagan-parsialistik tidak bersifat menyeluruh.sains hanya mengungkap bagan dari kebenaran yang bersifat empirik-terverifikasi dunia indera,sedang pengalaman dunia indera manusia itu terbatas walau dibantu peralatan sains secanggih apapun sehingga tetap tak dapat mengungkap keseluruhan,karena banyak bagan lain dari kebenaran yang ternyata tak dapat terverifikasi pengalaman dunia inderawi.demikian juga dengan filsafat ia hanya dapat mengungkap kebenaran sebatas itu masih dapat difahami oleh logika akal fikiran manusia,sedangkan teramat banyak problem kebenaran yang berada diluar kemampuan logika akal manusia menangkapnya seperti problem perihal hakikat serta makna terdalam dari segala suatu

Demikian '7 path to God',yang rencananya akan dibuat buku (untuk kalangan pribadi) untuk mencoba mengimbangi buku buku yang dibuat tentang Tuhan-agama tetapi isinya lebih kepada mendeskreditkan bukan mendeskripsikan (secara benar)

Dan ada banyak jalan-alasan lain yang membuat manusia datang kepada Tuhan yang tentu saja tak akan bisa di ungkap satu per satu secara rinci apa yang diungkap hanya sebagian tetapi yang bersifat klasik-ada disetiap zaman-bersifat mendasar dan essensial,dapat dirasakan oleh orang orang yang memiliki hati nurani

Dan artinya indoktrinasi itu sebenarnya hanya dapat dilakukan oleh manusia terhadap sesamanya,bukan dilakukan oleh Tuhan terhadap manusia,sebab Tuhan bukan mengindoktrinasi tetapi justru mengkonsep agar manusia menggunakan akal fikiran dan nuraninya (sedang 'indoktrinasi dalam pengertian yang negatif adalah menutup akal dan nurani agar yang terdoktrin hanya mengikuti kehendak sang pendoktrin bukan mengikuti suara hati nuraninya).dan bahan untuk menindoktrinasi itu bisa manusia peroleh darimana saja,bisa dari ideologi ciptaan manusia bahkan bisa mengambil dari agama tetapi tujuannya belum tentu bersesuaian dengan kehendak Tuhan.jadi bagi siapapun harus jeli untuk bisa memilah mana tindakan yang diakibatkan oleh indoktrinasi yang mengatasnamakan agama dan mana yang berasal dari ajaran agama yang bersesuaian dengan kehendak Tuhan.sehingga yang melihat kasus kasus tertentu yang dianggap 'melibatkan agama' harus bisa memilah secara bijak antara hasil indoktrinasi dengan hasil menggunakan akal fikiran dan nurani

Apa yang saya ungkap adalah bentuk perlawanan melawan penistaan terhadap agama yang dilakukan oleh orang orang yang disinyalir tertutup pintu hati nuraninya karena yang diikutinya hanya prasangka yang berdasar emosi-kemarahan,tetapi dengan menggunakan argumentasi bukan semata mengikuti rasa marah.dan demikianlah kita harus membungkam mulut orang orang yang mendeskriditkan agama tetapi harus dengan argumentasi yang dapat menerangi akal fikiran bukan menghadapinya dengan emosi-kemarahan

Dan bagi siapa yang mengalami kesulitan dalam menghayati dan mendalami argumentasi diatas dan tetap dilanda rasa kemarahan yang luar biasa terhadap agama dan umat beragama akibat peristiwa peristiwa tertentu yang dianggap 'melibatkan agama',dan artinya tengah mengalami ketumpulan nurani maka saya tak bisa berbuat apapun kecuali hanya menyarankan,1.cobalah menepi ke tempat sunyi agar dapat anda rasakan secara jelas suara hati nurani anda yang terdalam,sebab dalam keramaian terkadang tenggelam oleh suara hiruk pikuk,2.cobalah mendekati orang orang yang menderita dan upayakan untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan hidup,3.selalu mencoba mendalami dan menghayati hakikat dan makna kehidupan,4.biasakan gunakan hati disamping otak dalam semua pembicaraan tentang apapun walau anda seorang akademisi atau seorang yang terbiasa bergumul dalam dunia sains misal,atau ajak hati untuk selalu berbicara,atau ..5.mencoba mendengarkan alunan musik yang menyentuh kalbu ..

Salam damai

...........

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun