1.tidak menemukan jawaban dari permasalahan yang mereka temukan kecuali pada Tuhan
Wajar apabila dalam kehidupannya manusia menemukan beragam permasalahan baik yang ringan maupun yang berat,baik permasalahan keilmuan-problem kebenaran maupun permasalahan psikologis.dan wajar ketika manusia menemukan suatu permasalahan maka ia akan kesana kemari untuk menemukan jawabannya.ketika ia menemukan problem psikologis misal mungkin ia akan datang kepada sahabatnya,motivator atau bahkan kepada psikiater,atau ketika ia menemukan problem keilmuan yang berkaitan dengan masalah 'kebenaran' mungkin ia akan menyambangi sains dan filsafat untuk memperoleh jawabannya.dan ketika seseorang merasa bahwa ia sudah datang kesana kemari tetapi tak jua menemukan jawabannya dan lalu memilih datang kepada Tuhan untuk memperoleh jawaban yang memuaskan hatinya,itu suatu hal yang logis dalam artian pantas-sesuai dengan fitrah manusiawi
2.karena memikirkan apa yang akan terjadi setelah manusia mati
Bila manusia memikirkan apa yang akan terjadi setelah manusia mati maka jangan beranggapan itu suatu ilusi yang tidak logis justru merupakan suatu yang realistik dan juga sangat manusiawi-sesuai fitrah,hanya yang tidak berfikiran realistik yang tak memikirkannya (dalam khayalannya seolah 'akan hidup selamanya') dan realistis  karena manusia tahu bahwa semua akan mengalaminya.dan ketika manusia datang kepada Tuhan untuk mencari cari jawabannya itu suatu yang logis-ideal-realistis-pantas-wajar dlsb. sebab tak ada seorangpun atau sebuah institusi pun yang dapat memberi jawaban yang bersifat hakiki akan hal itu kecuali agama.
3.pencarian akan hal hal yang bersifat hakiki
Ini adalah fitrah dari apa yang terdapat hati nurani manusia yang terdalam,bahkan andai manusia ada di lingkungan akademisi atau dilingkungan para saintis,di alam bawah sadar kerinduan akan hal hal yang bersifat hakiki akan selalu ada dan terkadang muncul ke permukaan.tetapi fenomena ini hanya akan terjadi pada orang orang tertentu yang nuraninya telah terbuka,pada orang yang nuraninya masih tertutup fenomena seperti ini mungkin tidak akan muncul,malah mungkin yang dicarinya sebatas hal hal yang nampak-empiristik-materialistik
4.kerinduan akan keadilan universal
Ini akan dirasakan khususnya oleh orang orang yang telah mengalami penderitaan dalam kehidupannya diakibatkan oleh ketidak adilan yang dilakukan manusia atau oleh orang orang yang telah merasakan bagaimana sakitnya menjadi korban kejahatan,atau yang menjadi korban kelaliman sesamanya.mereka lebih mudah datang kepada Tuhan dan lebih mudah memahami dan menghayati sifat sifatNya ketimbang orang orang yang hidupnya 'datar' karena tak pernah merasakan penderitaan yang berat atau ketimbang orang orang yang hidupnya lebih banyak di isi oleh bersenang senang.
Walau tentu konsep balasan Tuhan yang akan menghakimi sang pelaku kelaliman-kejahatan-kemunkaran tentu saja bukan hasil ilusi orang orang yang menderita atau yang teraniaya,tetapi suatu hal yang sudah disetting-dikonsep sedari awal bahwa konsep balasan universal di akhirat yang akan mengadili seluruh amal perbuatan manusia dimana yang baik dibalas baik dan yang buruk dibalas buruk telah dipersiapkan bahkan sebelum dunia dan seisinya ini diciptakan.jadi bukan suatu yang diciptakan secara mendadak oleh karena harapan atau permintaan orang orang yang teraniaya misal
5.kerinduan akan makna hidup
Ini juga hanya dapat dirasakan dan dihayati oleh orang orang yang hati nuraninya telah terbuka,dan tak akan dapat dirasakan oleh yang nuraninya masih tertutup.sebagian manusia mungkin menyibukkan diri dengan berLOGIKA, memenuhi isi kepalanya dengan segudang peralatan berlogika lain,tentu itu adalah bagian tersendiri dari proses berfikir yang sangat bermanfaat tetapi ada orang tertentu yang telah masuk ke level yang lebih mendalam-ke level nurani untuk mencari dan mendalami HAKIKAT dan mAKNA MAKNA.orang yang ingin memuaskan diri dengan berlogika mungkin mereka akan banyak berdialektika dengan para failosof,tetapi orang yang telah masuk ke level mencari makna terdalam dari segala suatu ia tak akan menemukannya baik dalam sains maupun filsafat dan hanya akan menemukannya pada Tuhan-dalam agama