Pengolahan teh adalah serangkaian proses yang dilakukan setelah pemetikan daun teh untuk menghasilkan berbagai jenis teh yang kita konsumsi, seperti teh hijau, teh hitam, teh putih, atau teh oolong. Proses ini dapat bervariasi tergantung pada jenis teh yang ingin dihasilkan, tetapi secara umum, ada beberapa tahapan utama dalam pengolahan teh:
1. Pemetikan Daun Teh
Pemetikan daun teh dilakukan dengan memilih daun muda yang masih segar. Biasanya hanya daun pucuk dan dua daun muda di bawahnya yang dipetik, karena bagian ini mengandung kadar antioksidan dan rasa terbaik.
2. Pengeringan Awal
Setelah daun dipetik, daun teh biasanya dibiarkan untuk layu atau menghilangkan kelembapan sebagian. Tujuannya adalah untuk mengurangi kadar air dalam daun sehingga proses pengolahan berikutnya lebih mudah dilakukan.
3. Penggulungan (Rolling)
Proses ini bertujuan untuk merusak sel-sel daun dan membantu melepaskan enzim serta minyak yang ada di dalamnya. Daun teh digulung dengan tangan atau mesin untuk memberikan bentuk dan struktur tertentu pada daun teh. Penggulungan juga berperan dalam mengembangkan rasa teh.
4. Oksidasi (Fermentasi)
Pada tahap ini, oksidasi daun teh terjadi karena reaksi kimia yang terjadi ketika daun teh terkena udara setelah digulung. Oksidasi inilah yang memengaruhi warna dan rasa teh. Tahap ini sangat menentukan jenis teh yang akan dihasilkan:
- Teh Hijau: Tidak mengalami oksidasi, daun teh segera dipanaskan untuk menghentikan proses oksidasi.
- Teh Hitam: Daun teh mengalami oksidasi penuh, yang memberi warna hitam dan rasa kuat pada teh.
- Teh Oolong: Oksidasi sebagian, biasanya sekitar 30-70%, menghasilkan rasa yang lebih kompleks daripada teh hijau, tetapi tidak sekuat teh hitam.
- Teh Putih: Hanya mengalami sedikit oksidasi dan biasanya lebih ringan dan lebih halus.
5. Pengeringan (Drying)
Setelah oksidasi, daun teh harus dikeringkan untuk menghentikan proses fermentasi lebih lanjut dan untuk mengurangi kadar air. Pengeringan ini biasanya dilakukan dengan cara dipanaskan di mesin pengering atau dioven. Pengeringan yang baik akan membuat teh lebih awet dan mencegah kerusakan.
6. Sortasi dan Pengemasan
Setelah proses pengeringan selesai, teh yang sudah jadi akan disortir untuk memisahkan daun teh berdasarkan kualitas, ukuran, dan bentuknya. Daun teh yang lebih kecil biasanya digunakan untuk teh celup, sementara daun teh yang lebih besar digunakan untuk teh daun penuh. Setelah disortir, teh siap untuk dikemas dan dipasarkan.
Jenis-jenis Teh Berdasarkan Proses Pengolahan:
- Teh Hijau: Tidak melalui proses oksidasi, hanya dengan pemanasan untuk menghentikan proses fermentasi.
- Teh Hitam: Daun teh mengalami oksidasi penuh, memberikan rasa yang kuat dan warna hitam pekat.
- Teh Putih: Diperoleh dari daun muda yang tidak diolah banyak, hanya dikeringkan secara alami. Rasanya lebih ringan dan lembut.
- Teh Oolong: Daun teh yang mengalami oksidasi sebagian, memberi rasa yang lebih kompleks.
- Teh Herbal: Meski tidak berasal dari tanaman Camellia sinensis, teh herbal seperti chamomile, peppermint, atau rooibos sering diproses dengan cara serupa dan digunakan dalam berbagai produk teh.
Proses pengolahan teh sangat memengaruhi rasa, warna, aroma, dan kualitas teh. Teknik-teknik tertentu bisa membuat teh lebih halus atau lebih kuat, sesuai dengan preferensi konsumen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H