Setelah oksidasi, daun teh harus dikeringkan untuk menghentikan proses fermentasi lebih lanjut dan untuk mengurangi kadar air. Pengeringan ini biasanya dilakukan dengan cara dipanaskan di mesin pengering atau dioven. Pengeringan yang baik akan membuat teh lebih awet dan mencegah kerusakan.
6. Sortasi dan Pengemasan
Setelah proses pengeringan selesai, teh yang sudah jadi akan disortir untuk memisahkan daun teh berdasarkan kualitas, ukuran, dan bentuknya. Daun teh yang lebih kecil biasanya digunakan untuk teh celup, sementara daun teh yang lebih besar digunakan untuk teh daun penuh. Setelah disortir, teh siap untuk dikemas dan dipasarkan.
Jenis-jenis Teh Berdasarkan Proses Pengolahan:
- Teh Hijau: Tidak melalui proses oksidasi, hanya dengan pemanasan untuk menghentikan proses fermentasi.
- Teh Hitam: Daun teh mengalami oksidasi penuh, memberikan rasa yang kuat dan warna hitam pekat.
- Teh Putih: Diperoleh dari daun muda yang tidak diolah banyak, hanya dikeringkan secara alami. Rasanya lebih ringan dan lembut.
- Teh Oolong: Daun teh yang mengalami oksidasi sebagian, memberi rasa yang lebih kompleks.
- Teh Herbal: Meski tidak berasal dari tanaman Camellia sinensis, teh herbal seperti chamomile, peppermint, atau rooibos sering diproses dengan cara serupa dan digunakan dalam berbagai produk teh.
Proses pengolahan teh sangat memengaruhi rasa, warna, aroma, dan kualitas teh. Teknik-teknik tertentu bisa membuat teh lebih halus atau lebih kuat, sesuai dengan preferensi konsumen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H