Mohon tunggu...
uhan subhan
uhan subhan Mohon Tunggu... Guru - penikmat buku dan traveling

penikmat buku dan traveling.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Banten: Menghitung Mundur

9 Februari 2022   11:22 Diperbarui: 11 Juli 2024   11:24 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3/
dari timur ke barat
perjalananku senantiasa tersesat
ke sawah-sawah yang sekarat
ke sungai-sungai yang hitam pekat

o, waktu bergulir serupa dadu
sia-sia kuburu rindu
di jalan-jalan tanpa rambu,
gersang, dan penuh debu

selamat datang
wahai, anak malang

.

2/
dari utara ke selatan
kenanganku senantiasa berguguran
di tembok-tembok elit perumahan
di etalase-etalase seksi pertokoan

o, masa berlari dalam gesa
hingga tiada lagi kutemukan asa
di balik reruntuk kejayaan bangsa
yang gigih menolak binasa

selamat datang
wahai, anak pecundang

.

1/
dari jengkal ke jengkal
cintaku senantiasa terjungkal
dibelit syahwat penguasa sundal
ditampar pendekar abal-abal

o, banten yang udzur
kian cepat kuhitung mundur
untuk segera tersungkur
di lubang kubur

selamat datang
wahai, anak jalang

 

Depok, 2021

*) Puisi ini termasuk dalam buku antologi puisi bertajuk "Banten dalam Puisi" yang diterbitkan oleh Lumbung Banten (Rumah Dunia, Serang, Banten) pada Januari, 2022. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun