Mengapa demikian? Karena menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh Programme for International Student Assesment (PISA), rata-rata para peserta didik kita hanya dapat merampungkan soal-soal di bawah level. Tentu, sedikit atau banyak, hal tersebut akibat andil dari para guru yang masih gagap melakukan inovasi.
Baca juga : Kontribusi Kompetensi Kepribadian Guru
Pola pendidikan di abad 21 ini menuntut kompetensi dasar yang dapat dan mudah beradaptasi. Artinya, di era global macam sekarang, kompetensi itu harus mengarah para bidang dan literasi teknologi informasi dan komunikasi.Â
Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian dari Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) bahwa abad 21 akan didominasi oleh pendidikan yang berbasis ICT. Oleh sebab itu, baik guru maupun peserta didik, dituntut untuk terampil menyiasatinya.
Urusan bersiasat tentu banyak wacana yang dapat didiskusikan dan upaya yang dapat dijadikan fondasi solusi.Â
Namun demikian, setidaknya ada tiga hal yang cukup penting untuk dijadikan pijakan yakni, (1) harus terampil dalam memanfaatkan informasi, media, dan teknologi, (2) harus terampil dalam belajar dan tidak putus asa untuk terus melakukan upaya-upaya inovasi, dan (3) harus terampil untuk tetap fokus pada karir dan kehidupan masyarakat.Â
Diharapkan, dengan adanya pijakan-pijakan tersebut guru dan peserta didik dapat lebih kompeten dan kompetitif.
Sebaliknya, ketiga hal di atas tidak akan berkembang atau tidak berfaedah sama sekali apabila realitas di lingkungan sekolah tersebut kurang mendukung guru untuk belajar dan berinovasi, tidak ada program yang terukur dan konsisten bagi peningkatan kemampuan guru, serta minimnya penghargaan atau apresiasi bagi guru yang (hendak) berprestasi.
Guru di era teknologi atau di era milenial ini tidak boleh kalah cergas dan cerdas dibanding para peserta didiknya dalam upaya memanfaatkan teknologi. Dunia pendidikan akan mengalami stagnasi atau bahkan kemerosotan jika gurunya tidak mampu beradaptasi dengan teknologi.Â
Bayangkan saja, jika peserta didik sudah piawai menggunakan komputer dan berbagai aplikasi canggih pada aneka 'gadget' untuk mengembangkan wawasan dan keterampilannya di luar pembelajaran formal, sedangkan gurunya masih gagap dan membosankan, maka proses belajar mengajar menjadi timpang dan kontraproduktif.