Setelah menonton Liga Champions semalam, langsung teringat begitu mudahnya klub kesukaan saya Manchester United (MU) tersingkir dari Liga Champions musim ini. Kecewa? pasti. Apalagi sebenarnya di liga domestik, performa MU cukup konsisten sehingga masih berada di puncak klasemen hingga saat ini.
Kalau lihat-lihat lagi ke belakang, saya jadi teringat keunikan terkait kemenangan dan kekalahan yang pernah dialami oleh Manchester United di semua ajang level Eropa. Semua gelar Eropa yang diraih oleh MU didapatkan ketika MU menggunakan kostum utama berwarna hijau untuk kipernya. Lihat saja pada tahun 1968, 1991, 1998, dan 2008. Pada tahun 68, di final Piala Champions kiper Alex Stepney menggunakan jersey berwarna hijau. Kemudian pada 1991 di final Piala Winners, kiper MU Les Sealy menggunakan seragam dengan warna dominan hijau. Ketika MU berhasil mencapai puncak prestasi dengan gelar treble pada tahun 1999, Peter Schmeichel sepanjang musim konsisten mengenakan jersey berwarna hijau. Begitu pula, ketika Edwin van Der Sar menjadi pahlawan dalam adu penalti pada final Liga Champions 2008, dia menggunakan kostum utama berwarna hijau.
[caption id="attachment_247246" align="alignleft" width="300" caption="MU juara Piala Champions 1968, Alex Stepney mengenakan kostum warna hijau."][/caption]
[caption id="attachment_247249" align="alignnone" width="300" caption="Peter Schmeichel pada final Liga Champions 1999, merayakan gol-gol dramatis MU."]
Sementara itu, ketika kiper MU mengenakan jersey berwarna kuning, MU selalu gagal di final. Tercatat pada saat MU kalah dalam European Super Cup 1999&2008, final Liga Champions 2009 dan final Liga Champions 2011, kiper MU mengenakan kostum berwarna kuning. Pada saat melawan Lazio di European Super Cup 1999 kiper MU yang dimainkan adalah Raimond van der Gouw. Sedangkan saat kalah dari Zenit St Petersburg tahun 2008 serta Barcelona tahun 2009 dan 2011, kiper MU saat itu adalah Edwin van Der Sar.
[caption id="attachment_247253" align="alignnone" width="300" caption="Van Der Sar takluk oleh sundulan Messi di final 2009."]
Tuah dan celaka dari warna kostum tersebut tampaknya juga berlanjut ketika David De Gea menjadi kiper MU saat ini. Pada musim lalu ketika MU tak meraih satu pun gelar utama, David De Gea lebih sering mengenakan kostum berwarna kuning. Musim ini, MU bermain bagus dan berada di puncak klasemen bersamaan dengan lebih seringnya De Gea mengenakan kostum berwarna hijau. Kegagalan MU untuk melaju ke perempat final Liga Champions musim ini barangkali juga ‘dikarenakan’ oleh De Gea yang mengenakan kostum berwarna kuning saat MU kalah 2-1 dari Real Madrid di Old Trafford. Berbeda dengan ketika leg pertama, saat itu De Gea tampil gemilang dan kebetulan mengenakan seragam kostum hijau.
[caption id="attachment_247255" align="alignnone" width="300" caption="De Gea tampil gemilang dengan kostum hijau."]
Andaikata, tim manajemen Manchester United melihat fakta-fakta tersebut, barangkali mereka bisa memikirkan ulang warna kostum utama kiper agar bisa juara di level Eropa lagi. Mungkin hanya satu warna saja untuk kostum kiper, HIJAU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H