Pekan Raya Cilacap (PRC) merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap dengan tujuan mempromosikan potensi serta produk unggulan daerah sekaligus memberikan hiburan kepada masyarakat. Pada tahun 2024, acara ini dijadwalkan berlangsung di Alun-alun Cilacap dari tanggal 28 hingga 31 Desember.
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Penjabat Bupati Cilacap, M. Arief Irwanto, yang menyoroti pentingnya PRC sebagai wadah bagi pelaku usaha kecil dan menengah untuk berkembang. Beliau juga berharap agar acara ini dapat membantu meningkatkan perekonomian lokal.
PRC 2024 akan menghadirkan berbagai kegiatan menarik seperti penampilan musik, pertunjukan seni, lomba mewarnai, tari modern, fashion show, hingga event khusus seperti Cilacap Heritage Run. Selain itu, terdapat 70 stan UMKM yang menyajikan beragam produk, mulai dari kuliner, fashion, hingga produk kreatif lainnya.
Dalam event ini akan ada pertunjukan seni "Ebeg" yang dibawakan oleh PSB (Paguyuban Seni Banyumasan). PSB merupakan sebuah organisasi atau komunitas yang berfokus pada pelestarian, pengembangan, dan promosi seni budaya dari wilayah Banyumas, Jawa Tengah. Paguyuban ini bertujuan untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya lokal seperti tari, musik, teater, dan kesenian tradisional lainnya, termasuk seni pertunjukan seperti Ebeg, Kuda Lumping, dan lain-lain.
Kabupaten Cilacap di Jawa Tengah memiliki kekayaan seni budaya yang beragam. Salah satu tradisi yang menonjol adalah Ebeg, tarian tradisional yang menggunakan kuda lumping sebagai simbol kekuatan dan keberanian. Lebih dari sekadar tontonan, Ebeg mencerminkan nilai-nilai spiritual dan sosial yang mendalam. Namun, keberadaan seni ini kini menghadapi berbagai tantangan akibat pengaruh modernisasi.
Pentingnya Melestarikan Ebeg
Ebeg bukan hanya bagian dari warisan budaya Cilacap, tetapi juga merupakan identitas Banyumasan secara keseluruhan. Setiap pertunjukan Ebeg mengandung pesan moral seperti kebersamaan, penghormatan kepada leluhur, dan keharmonisan dengan alam. Suasana mistis yang dihadirkan melalui iringan gamelan Banyumasan menjadikan pertunjukan ini pengalaman yang sangat khas.
Bagi masyarakat Cilacap, Ebeg adalah bagian penting dari tradisi yang hadir dalam berbagai acara adat, seperti sedekah bumi dan ruwatan. Seni ini tidak hanya mempererat hubungan sosial, tetapi juga menjadi sarana untuk menjaga nilai-nilai budaya lokal di tengah maraknya pengaruh luar.
Tantangan yang Mengancam Ebeg di Cilacap
Seni tradisional seperti Ebeg sering kali terpinggirkan. Generasi muda cenderung lebih tertarik pada budaya populer yang dianggap lebih modern, sementara seni tradisional dianggap ketinggalan zaman. Selain itu, minimnya perhatian dari pemerintah daerah dan kurangnya regenerasi pelaku seni menjadi tantangan serius bagi keberlangsungan tradisi ini.
Tidak hanya itu, seniman Ebeg, baik penari maupun pengrawit, sering kali kurang mendapat penghargaan, baik secara material maupun sosial. Padahal, mereka adalah pelestari tradisi yang semestinya mendapatkan penghormatan lebih tinggi.
Langkah-Langkah Melestarikan Ebeg
Pelestarian Ebeg bukan hanya tugas pelaku seni, tetapi tanggung jawab bersama. Pemerintah daerah dapat memainkan peran besar dengan mengadakan festival budaya secara rutin yang menjadikan Ebeg sebagai daya tarik utama. Pendidikan seni di sekolah juga perlu diterapkan untuk mengenalkan Ebeg kepada generasi muda.
Media sosial dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan Ebeg ke audiens yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dokumentasi pertunjukan, kisah seniman, dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Ebeg dapat dijadikan konten kreatif untuk meningkatkan apresiasi terhadap seni ini.
"Sebagai bagian dari bangsa yang kaya budaya, sebaiknya kita lebih
berperan aktif dalam melestarikan Ebeg si mba, berkontribusi lah
dari luar ataupun dari dalam. Ebeg ini kan bukan hanya sekadar hiburan saja,
tetapi Ebeg ini adalah cerminan jati diri kita sendiri sebagai bangsa Indonesia,
jadi harus perlu di lestarikan". Â Pesan salah satu pemain Ebeg saat wawancara di panggung PRC (29 Desember 2024).
Kesimpulan
Ebeg Cilacap adalah salah satu kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Dalam menghadapi modernisasi, menjaga Ebeg berarti melestarikan warisan leluhur dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Sudah saatnya kita semua, baik masyarakat, pemerintah, maupun pelaku seni, bersinergi untuk memastikan tradisi ini tetap hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H