Mohon tunggu...
Ufqil mubin
Ufqil mubin Mohon Tunggu... Jurnalis - Rumah Aspirasi

Setiap orang adalah guru

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Setahun Tidak Makan

5 Februari 2019   17:33 Diperbarui: 5 Februari 2019   18:35 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

****

Malam yang tidak diinginkan pun tiba. Dalam pesta pernikahan Marwan dan Aminah terjadi pembunuhan yang sangat mengerikan. Pemuda yang berasal dari Desa Sangga terbunuh dengan cara yang sangat mengenaskan. Tubuhnya dicincang laksana daging sapi oleh kelompoknya Andre. Apa sebabnya?

Ada perjanjian tidak tertulis antara kelompok Andre yakni pemuda yang berasal dari luar Desa Laraji tidak boleh ikut berjoget dalam pesta yang diramaikan oleh biduan tersohor Kabupaten Bima itu.

Namun anak muda yang terkenal meresahkan di desanya itu tidak mengindahkan larangan tersebut, dia tetap ikutserta di tengah kerumunan pemuda-pemuda Desa Laraji. Pemuda yang malang itu bahkan ikut sawer dan mencium biduan.

Tak terima dengan perlakuan pemuda tersebut, anak buahnya Andre mengambil tindakan. Sebagaimana biasanya, kelompoknya Andre sudah siap dengan parang dan golok yang sengaja mereka asah sebelum acara dimulai. Ketika anak muda dari Desa Sangga itu sedang asyik berjoget, anak buahnya Andre membacoknya di bagian lehernya.

Sejurus kemudian anak muda yang malang itu terjatuh. Dalam keadaan terbaring, dia meminta tolong, tapi anak-anak muda dan para tetua kampung tidak lagi sempat membantunya, waktu sudah tengah malam, warga sudah tertidur.

Tebasan parang itu tidak berhenti, diikuti dengan tebasan-tebasan lainnya dari kelompok Andre, sampai pemuda tersebut menjadi potongan-potongan tulang dan daging yang berserakan. Darahnya mengalir deras membasahi bumi. Biduan dan pemain orchestra lari tunggang langgang, berteriak meminta perlindungan.

Menjelang pagi Desa Laraji gempar.

Pemerintah desa meminta kepada pihak kepolisian dan tim dokter yang berasal dari Kota Bima melakukan evakuasi. Pemuda yang identitasnya tidak dikenal itu mayatnya diambil satu persatu menggunakan alat yang disediakan untuk autopsi.

Pihak kepolisian yang berusaha menyelesaikan kasus ini tidak mampu mengungkapnya secara tuntas, hingga kelompok Andre tetap beraktivitas seperti biasa, membuat onar dan meresahkan warga Laraji.

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun