Ada kesedihan di raut wajahnya yang sudah mulai dipenuhi garis-garis keriput. Pak Amiruddin nampak lebih tua dari umurnya, mungkin karena dari kecil dia sudah bekerja di bawah terik matahari.
"Kapan istri Bapak mulai dipasung?"
Ketika melontarkan pertanyaan itu, seorang gadis yang kira-kira berumur 17 tahun datang menghampiri kami dan menuangkan segelas teh hangat. Perempuan yang tidak sempat lulus SD itu didampingi dua orang adiknya. Sedangkan dua orang anak lainnya sedang memberikan makan ibunya.
"Terima kasih," ujarku.
"Sama-sama," jawabnya seraya berlalu.
"Silahkan diminum tehnya, Dik Mahbub," Pak Amiruddin menawarkan dengan lembut.
"Iya Pak. Maaf sudah merepotkan."
"Ah, tidak apa-apa. Malah saya yang harus minta maaf karena hanya menyuguhkan teh buat tamu."
"Ini suguhan yang luar biasa, Pak."
Dia melemparkan senyum kecil.
"Tadi apa yang Dik Mahbub tanyakan? Bisa diulangi? Biasa sudah tua begini cepat lupa."