Mohon tunggu...
Ufqil mubin
Ufqil mubin Mohon Tunggu... Jurnalis - Rumah Aspirasi

Setiap orang adalah guru

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Iblis Masuk Desa

24 Juli 2018   19:47 Diperbarui: 24 Juli 2018   20:07 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena itu pula, bertahun-tahun kemudian, Andre membangun  raksasa kekuasaannya di lintas desa dan kecamatan. Dia menjadi pemimpin perjudian dan  pesta minum-minuman keras. Selain itu, uang terus mengalir dari hasil pencurian, perampokan, dan perjudian. Andre hidup bergelimang harta.

Tetapi ada satu hal yang membuat orang bertanya-tanya. Dia tidak pernah menyukai seorang perempuan. Padahal anak buahnya telah menyodorkannya perempuan tercantik di Kabupaten Bima. Namun dengan keras dia menolaknya.

"Mungkin guru yang memberikannya ilmu hitam itu punya syarat khusus untuk Andre. Agar dia jauh dari godaan perempuan. Seumur hidupnya tidak menikah ," demian warga berkomentar.

****

Malam yang tidak diinginkan pun tiba. Pada pesta pernikahan Marwan dan Aminah, terjadi pembunuhan yang sangat mengerikan. Pemuda yang berasal dari Desa Sangga terbunuh dengan cara yang sangat mengerikan. Tubuhnya dicincang laksana daging sapi. Tak lain pelakunya adalah anak buah Andre. Apa sebabnya? Ada perjanjian tidak tertulis antara kelompok Andre dengan pemuda di luar Desa Laraji. 

Pemuda di luar Desa Laraji tidak boleh berjoget bersama biduan di atas panggung. Namun anak muda yang terkenal meresahkan di desanya itu tidak mengindahkan larangan tersebut. Dia tetap ikut di tengah kerumunan pemuda-pemuda Desa Laraji. Pemuda yang  malang itu ikut sawer  hingga mencium biduan.

Tak terima dengan perlakuan pemuda tersebut, anak buah Andre mengambil tindakan. Seperti biasa, bawahan Andre sudah siap sedia dengan parang dan golok. Ketika anak muda dari Desa Sangga itu sedang asyik berjoget, anak buah Andre membacoknya di bagian lehernya. Sejurus kemudian, anak muda yang malang itu terjatuh. Tebasan parang itu  tidak  berhenti, diikuti dengan tebasan-tebasan lainnya. Hingga pemuda tersebut menjadi potongan-potongan tulang dan daging yang berserakan. Darahnya mengalir deras membasahi bumi.

Biduan dan pemain orchestra lari tunggang langgang. Berteriak meminta perlindungan. Dalam keadaan terbaring, dia meminta tolong. Tetapi warga kampung tidak lagi sempat membantunya. Waktu sudah tengah malam. Penduduk desa sedang tertidur pulas.

Menjelang pagi, Desa Laraji gempar.

Pemerintah desa meminta kepada pihak kepolisian dan tim dokter dari Kota Bima melakukan evakuasi. Pemuda yang identitasnya tidak dikenal itu mayatnya diambil satu persatu menggunakan alat yang disediakan tim dokter.

Pihak kepolisian berusaha mengungkap pembunuh pemuda tersebut. Namun dalam kurun waktu yang lama, kasus ini tidak mampu diungkap secara tuntas. Sehingga kelompok  Andre tetap beraktivitas seperti biasa, membuat onar dan meresahkan warga Laraji.

Bersambung.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun