Kedua,hati-hati menerima uang selama menjabat sebagai pejabat negara. Dari manapun asalnya uang yang kita terima, harus ditelisik, ditanyakan secara detail, dan dilihat apakah uang tersebut ada kaitannya dengan hasil kerja kita. Walaupun teman dekat, kerabat, satu kongsi usaha dan politik, menerima uang secara serampangan adalah langkah yang akan menambah daftar panjang “musuh” kita menguatkan amunisinya untuk menjatuhkan, melecehkan, bahkan menghentikan peran sosial kita selaku pengabdi negara.
Ketiga,hidup sederhana. Sebagai anak kandung bangsa yang banyak menentukan peran perubahan bangsa, kehidupan pribadi kita harus sederhana. Banyak di antara pejabat negara yang awalnya berasal dari kalangan aktivis terkemuka, jatuh karena kasus korupsi. Apa sebabnya? Kehidupan pribadi setelah menjadi aktivis tiba-tiba berubah total. Awalnya terbiasa makan mie instan, sekarang disuguhkan dengan makanan-makanan yang serba mahal, pakaian serba mahal, rumah mewah, dll. Tak pelak perubahan tersebut menambah daftar gengsi menerima pujian sebagai orang kaya baru karena berhasil masuk dalam pusat kekuasaan. Maka kita harus benar-benar sederhana, hidup apa adanya, makan secukupnya, dan memaksimalkan gaji dari negara untuk membiayai aktivitas pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H