Mohon tunggu...
Indra Afriza
Indra Afriza Mohon Tunggu... wiraswasta -

penyair dari harapan yang lama hilang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Titik Balik 1

12 Agustus 2010   15:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:05 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Yaang maaannnnaaaaa..?!!"

"Ituuu.. undangan penyuluhan kesehatan. Datang yaaa..?!"

* * *

Raya Ciawi, menuju puncak. Di pinggir jalan ada beberapa wajah-wajah berpupur tebal. Sebagian dari mereka masih di bawah umur. Masih begitu muda, tapi sudah paham 78 posisi standar, dan beberapa posisi yang sebegitu anehnya sampai belum bisa diberi nama.

SMS masuk. Dari dia.

"Aneh, Kak. Kali ini gak begitu sakit rasanya.."

Ampun, anak ini! Orangtuanya kemana pula? Punya anak perempuan usia 15 tahun sudah dibelikan rumah sendiri, terus dilepas begitu saja. Kemapanan yang salah kaprah. Gampang betul memanfaatkan anak ini jika aku mau. Dia juga senang-senang saja, punya seseorang (biarpun bajingan) untuk mengisi kehampaan dalam diri yang begitu menyiksa.

"Kamu terlalu banyak melihat, Jang..." Tiba-tiba Bapak di sebelahku bangun dari tidurnya

Aku gelagapan, "Eh? Maksud Bapak?"

"Iya, jadi gak nafsu lagi..." Wajah bapak itu sekalem Johny Depp, mulutnya menguap.

"Ah, saya masih nafsu sih... Cuma gak seliar dulu aja..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun