"Yaang maaannnnaaaaa..?!!"
"Ituuu.. undangan penyuluhan kesehatan. Datang yaaa..?!"
* * *
Raya Ciawi, menuju puncak. Di pinggir jalan ada beberapa wajah-wajah berpupur tebal. Sebagian dari mereka masih di bawah umur. Masih begitu muda, tapi sudah paham 78 posisi standar, dan beberapa posisi yang sebegitu anehnya sampai belum bisa diberi nama.
SMS masuk. Dari dia.
"Aneh, Kak. Kali ini gak begitu sakit rasanya.."
Ampun, anak ini! Orangtuanya kemana pula? Punya anak perempuan usia 15 tahun sudah dibelikan rumah sendiri, terus dilepas begitu saja. Kemapanan yang salah kaprah. Gampang betul memanfaatkan anak ini jika aku mau. Dia juga senang-senang saja, punya seseorang (biarpun bajingan) untuk mengisi kehampaan dalam diri yang begitu menyiksa.
"Kamu terlalu banyak melihat, Jang..." Tiba-tiba Bapak di sebelahku bangun dari tidurnya
Aku gelagapan, "Eh? Maksud Bapak?"
"Iya, jadi gak nafsu lagi..." Wajah bapak itu sekalem Johny Depp, mulutnya menguap.
"Ah, saya masih nafsu sih... Cuma gak seliar dulu aja..."