Udi Wahyudi (Ayudi) membuktikan bahwa Perekonomian bukan sebuah penghalang untuk berkarya menjadi seorang multitalent baik jadi penulis, aktivis, mengejar minat, bakat dalam menggapai cita-cita.
Udi Wahyudi (Ayudi) adalah seorang multitalent. ia sangat di kenal sebagai penulis dan juga aktivis di Kabupaten Lebak-Banten.
Banyak orang yang memanggil nya dengan nama panggilan Ayudi, Yudi, dan Udi.
ia lahir di Lebak, 05 Juli 1997 berasal dari keluarga yang sederhana, anak ke 2 dari 5 bersaudara, anak laki-laki satu-satunya dari 4 saudara nya.
Sejak kecil, Ayudi sudah gemar membaca, menulis, mengkritik, belajar gitar, belajar tari, menyanyi dari berbagai genre, ia sering mengikuti lomba-lomba baik di tingkat kecamatan, kabupaten, hingga nasional, dan meraih banyak prestasi dan penghargaan.
Ayudi juga aktif berkontribusi dalam berbagai media online, seperti Kompasiana, Gue Pedia, Wattpadd, Radar Banten, Fakta Banten, Jurnalklik dan Media lainnya, dimana ia membagikan karya-karya nya mulai dari karya Novel, Buku, hingga kritikan nya kepada pemerintah.
Ayudi mulai berprestasi sejak SD sudah menjadi juara kelas, dilanjutkan ke SMP ia juga ikut mengharumkan nama sekolah nya dengan prestasi juara 1 karate putra pada 02SN 2014 dan prestasi lainnya, tidak hanya itu beranjak dewasa ia juga dapat prestasi dan penghargaan dari sekolah SMK nya sebagai Juara 3 Cipta Lagu Perjuangan yang di adakan di Kodim Lebak, Juara 1 LKBB GGS-C di Ponpes Manahijusadat, dan juga sebagai juara 2 Musik Tradisional di FLS2N 2016.
Adapun Historis Pendidikan nya antara lain :
- SDN 1 Cigoong Utara.
- SMPN 4 Cikulur
- SMK Mulia Hati Insani Warunggunung
- STAI Wasilatul Falah Rangkasbitung
Setelah lulus sekolah pada 2017 Ayudi tidak langsung kuliah karena terkendala dengan biaya, ia berangkat ke Jakarta untuk bekerja mencari rupiah agar bisa mengemban dan melanjutkan pendidikan nya di perguruan tinggi, setelah hampir 3 tahun bekerja dengan semangat dan kerja keras yang tinggi akhirnya ia mampu mendaftar sebagai mahasiswa baru di Sekolah Tinggi Agama Islam Wasilatul Falah Rangkasbitung pada tahun 2020. dan mengambil Program Studi S1 Ekonomi Syar'iah (S.E)
Setelah ia menjadi mahasiswa ia memutuskan untuk tidak bekerja lagi, karena menurut nya setelah masuk perguruan tinggi pasti akan selalu ada jalan untuk ia membayar kuliah nya dan tidak harus bekerja, sepanjang perjalanan menjadi mahasiswa ia ikut berbagai organisasi untuk membangun relasi, jaringan, dan wawasan, dengan kegigihan nya ia sangat luar biasa memiliki pencapaian di sebuah organisasi, menjadi Ketua Dewan Kerja Ranting Cikulur(Ketua DKR Cikulur), Ketua Advokasi Pergerakan Mahasiswa Kecamatan Cikulur(Ketua Advokasi PMKC), Ketua Ikatan Mahasiswa Lebak Cabang Rangkasbitung(Ketua IMALA Cabang Rangkasbitung), Sekretaris Maritim Muda Nusantara Daerah Banten(Sekjend MMN Banten), Sekretaris KNPI Kecamatan Rangkasbitung(Sekjend KNPI Rangkasbitung), dan Kader Mujahid di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia(Kader Mujahid PMII).
Setelah masuk kedalam OKP(Organisasi Kepemudaan) ia memiliki jiwa kepemimpinan dan kritis terhadap kebijakan pemerintah, sudah banyak sekali yang ia kritisi dari segi pembangunan, pemberdayaan masyarakat, pengelolaan keuangan, sosial, ekonomi, politik, hukum dan budaya, tidak hanya itu ia juga memiliki jiwa sosial kepedulian, kemanusiaan yang tinggi, sudah banyak kontribusi yang ia berikan dalam membantu sesama manusia, seperti penggalangan dana untuk korban banjir, rumah roboh, pergeseran tanah, kebakaran, palestina, dan lainnya.
dalam konteks karya tulis ia sering menulis berita-berita terkini dengan isu dan kritik nya terhadap kebijakan pemerintah, ia juga membuat sebuah karya tulis buku dan novel.
Pada Januari 2022 ia Menerbitkan 2 Buku sekaligus dengan judul CAHAYA PERADABAN dan SENJA DALAM CERITA CINTA YANG TELAH USAI, dimana ia membagikan karya-karya nya kepada pembaca dan langsung mendapat sambutan baik dari pembaca.
Buku dan Novel-novel Ayudi selalu mengangkat tema yang berkaitan dengan kehidupan sederhana, pengalaman hidup, agama, budaya, dan sosial, dengan gaya bahasa yang sederhana, lugas, dan mengalir.
Salah satu dalam karya tulis Buku yang berjudul "CAHAYA PERADABAN" ini mengisahkan tentang perjalanan hidup, motivasi, inspirasi, dengan kata-kata yang memberikan pengaruh besar dalam kehidupan, mengubah pandangan tentang hidup yang lebih baik, dan membuka pintu kebahagiaan yang sejati. Buku ini mampu mengejutkan, mengharukan, memotivasi dan menginspirasi setiap pembacanya.
Buku ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang motivasi kehidupan, tetapi juga memberikan pandangan yang positif dan solusi dalam menghadapi tantangan hidup dalam tonggak literasi berdiri tegak penuh ekspresi, menjaga langkah tidak tersesat, dengan gaya penulisan yang lugas dan inspiratif, buku ini menginspirasi para pembacanya untuk memahami identitas mereka secara lebih mendalam dan mengambil peran aktif dalam menghadapi coba'an dalam kehidupan.
Kutipan dalam salah satu Karyanya:
"mengapa kita dikecewakan? agar kita menyadari bahwa berharap pada manusia hanya akan berakhir kecewa, terlebih disaat seseorang itu belum menjadi milik kita seutuhnya, lantas mengapa kita masih menggantungkan harapan kepada manusia yang lemah? bukankah kita memiliki Allah yang maha kuat"
(Cahaya Peradaban)
Ikuti jejaknya :
Instagram @ayudicoco_
Facebook, TikTok, Ayudi Coco
YouTube Yudi Bravo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H