Capitalism has no religion, they need a cheap stuffs on their mall, so they collaborate with communism. Itulah, China, dari pedagang peniti sampai ke pembuat handphone canggih yang dipakai hampir di semua negara di dunia.
Dan China -- bukan hanya China -- berhasil karena menyontek. Develop from scratch is really painful. Tanpa harus menghadiri seminar Mario Teguh, China sudah menerapkan Amati Tiru Modifikasi (ATM). Android adalah teknologi opensource, dan semua HP Android yang dibuat di China, teknologinya dikembangkan oleh Google.Â
Artinya China hanya melakukan ATM, atau kasarnya Mencontek. Artinya kita tertinggal dari negara pencontek, kita membeli dari negara pencontek, kita "NYONTEK aja MALES". Kurang parah apa kita.
Kita tidak akan bisa memenangkan "the unfair race" seperti ilustrasi dari artikel ini dengan pola pikir kita yang sekarang. Sistem pendidikan hari ini masih mengandalkan tingkat menghapal siswa sebagai sesuatu yang harus diutamakan. Padahal dunia sudah jauh berubah. Salah satu perusahaan terbesar di dunia Google -- yang juga masuk fortune 500 -- adalah perusahaan yang menerapkan open source.Â
Artinya buat Internet Giant seperti Google menerapkan sesuatu yang terbuka, tak perlu disimpan-simpan, tak perlu dihapal, eh kita masih mendidik dengan cara ini. Sampai kapan kita begini. Dunia sudah terlanjur begini, menyerah, mengubah? Saya pilih mengakali.
Chaerudin -- sudah pantas jadi Menteri Pendidikan?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H