Mohon tunggu...
Udin 68
Udin 68 Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis artikel dan cerita pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Third True Story

28 November 2023   14:30 Diperbarui: 28 November 2023   14:31 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam lamunanku sering terlintas harapan, semoga Tuhan Yang Maha Berkehenak tidak membiarkan kami berdua dalam kesepian tanpa anak. Dua tahun tidak pernah lagi konsultasi ke dokter dan juga tidak berobat lainnya. Kami berpikir purcuma saja, karena semua telah dilakukan toh itu tidak menghasilkan apa-apa. 

Saya teringat pesan seorang teman. " Bermohonlah kepada Allah dengan mengucapkan doa Nabi Ibrahim_ robbi habli minasholihiin". Terjemahan: Ya Tuhanku karuniakanlah aku anak yang shaleh. Dengan keyakinan kuat, doa ini berulang kali saya panjatkan kepada Allah ketika selesai shalat. Baik shalat fardu terlebih lagi shalat tahajjut di keheningan malam. 

 Saya biasa mendengar penceramah bahwa semua doa permohonan yang tulus kepada Allah akan diterima. Tetapi ada 3 kategori yaitu, ada yang cepat dikabulkan, ada masih ditunda beberapa waktu lamanya di dunia ini, dan ada diterima, nanti di akhirat kelak dalam bentuk pahala. 

Dengan bekal keyakinan sepenuhnya dan pengharapan yang amat dalam tiada putusnya tertanam pada lubuk hati ini. Meyakini bahwa Allah Maha mendengar dan mengabulkan semua doa yang dipanjatkan. Maka setiap habis shalat, saya berdoa dengan doa yang disarankan oleh seorang teman( Rahimahullahu, semoga Allah merahmatinya dan mengampuni segala dosanya). 

Doa yang dimaksud adalah doanya Nabi Ibrahim yang diabadikan dalam Al Qur'an surah As Saffat ayat 100. Doa ini dibaca tentunya dibarengi dengan doa pendahuluan, doa mohon ampunan pada diri, kepada kedua orang tua, serta kalimat doa lainnya dan doa penutup yang lazim. 

Menjelang tahun ke delapan pernikahan, pada bulan Romadhan tahun 2004 signal tanda kehamilan istri datang ditandai dengan tidak menstruasi pada fase tertentu. Segera membeli alat tes( test pack) di apotek untuk mengecek sendiri. Setelah diuji dengan alat tersebut, ternyata tanda menunjukkan positif. Betapa gembira dan bahaginya kami berdua memperhatikan hasil yang ditunjukkan alat itu. Istriku tak kuasa menahan perasaan haru sehingga meneteskan air mata bahagia dan memelukku terisak-isak. 

 Syukur yg tak henti-hentinya kami panjatkan kehadirat Allah, karena sesuatu yang lama dinantikan telah datang. Kini perasaan terenyuh menyatu dalam bahagia. Badan terasa ringan, nyeri sendi tidak terasa lagi, serasa energi baru lahir seketika dalam tubuh, begitu rasa bahagianya kami setelah melihat hasil test alat tadi. 

" Yaa Allah Tuhanku Engkau mengijabah doaku selama ini, Enkau Maha Rahman, Maha Pemberi". Seketika kalimat itu terbersit dalam hatiku, dengan mata berkedip-kedip menahan airnya. 

Esok harinya kami pulang kampung jelang lebaran Idul Fitri. Mungkin karena getaran yang kuat saat kami berboncengan naik motor vespa, apalagi jalanan tidak begitu mulus, banyak berlobang, sehingga mengakibatkan istri mengalami sedikit pendarahan. 

Besok sorenya segera memeriksakan ke dokter kandungan, dan hasil USG menunjukkan cabang bayi dalam kadungan masih utuh. Dokkter menunjukkan kepada kami pada rekaman USG, satu titik noktah warna hitam yang merupakan cabang sang bayi masih sempurna. Hatiku kembali tenang setelah kemarin berpikiran cemas. Ku usap dada ini, dengan menarik napas panjang seraya bersyukur agar aurah positif hadir kembali. 

Dokter menyarankan kepada istri saya untuk tidak banyak beraktivitas. Obat penguat kandungan diberikan untuk dimakan beberapa hari ke depan dan bila habis segera kembali konsultasi. " Ingat kurangi bergerak, kerja ibu adalah berbaring saja dan berjalan ke WC!". Demikian kata dokter. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun