Hal ini ditegaskan dalam kalimah-Nya:
"fasabbih bihamdi rabbika wastaghfirhu innahu kaana tawwaba." (QS An-nasr (110): 3)
Kondisi ini, tasbih diikut tahmid dan istighfar juga dilakukan oleh Malaikat[23]. Â Â
Â
Lakukan Tasbih Sebanyak-banyaknya
Kreativitas tanpa batas. Inilah konsep tasbih yang saya fahami. Dan ini pula yang dilakukan Nabi Musa a.s, ketika beliau meminta dihadirkan sumber daya lain, yaitu saudaranya N. Harun a.s untuk menemani perjuangannya. N. Musa a.s memohon sumber daya ini dengan tujuan meneguhkan kekutannya, menemani dalam urusannya, agar Nabi Musa dapat bertasbih sebanyak-banyaknya (berkreativitas tanpa batas) dan mengingat (berdzikir) sebanyak-banyaknya[24].
Allah berfirman : "Kai nusabbihaka kaatsiiran." yang artinya: Â bertasbih sebanyak-banyaknya.
Â
Impact dari Tasbih Adalah Ketaatan.
Dalam QS 7: 206 dijelaskan bahwa orang-orang yang dekat dengan Allah Swt, mereka beribadah tidak diserta dengan bentuk arogansi (kesombongan), namun dengan meninggikan, mensucikan dan memuliakan-Nya (fasabbih) dan dengan ketaatan, ketundukan atau penyerahan diri (sujud). Sujud adalah bentuk ketaatan seorang manusia kepada Tuhannya, sebagaimana Allah firmankan dalam QS AlHijr (15): 29,"Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud."Â
Demikian juga, masih dalam Surat Al-Hijr (15) ayat 98 Allah Swt, berfirman, "...maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud."