Islam, sebagai agama yang dipeluk mayoritas penduduk Indonesia, secara bahasa berarti tunduk/patuh, juga bermakna "selamat" atau "damai". Untuk itu, mudah difahami bahwa keselamatan dan/atau perdamaian menjadi pokok ajaran Islam.
Triliterasi (س ل م) penyusun kata benda "salaaman" (سَلَامًا), terjadi sebanyak 140 kali dalam 16 variasi bentuk kata dan makna. Kata benda "salaaman", terjadi 42 kali, salah satunya dalam QS 25: 63 di bawah ini:
...وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
Terjemahannya: "dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) perdamaian/keselamatan."
Penggunaan kata untuk makna "mendamaikan", atau "rekonsiliasi", dalam alqur'an, juga menggunakan kata "ishlah" atau "ashlahu". Kedua kata ini berasal dari triliterasi (ص ل ح), terjadi dalam alquran sebanyak 180 kali. Kata kerja "shalaha" (bertindak menjadi orang baik), dan kata benda "shalihan" (berarti perbuatan baik) mungkin lebih sering kita dengar. Keduanya mempunyai triliterasi/root yang sama dengan "ishlah" yang berarti berdamai atau mengadakan perdamaian, dan "ashlihu", yaitu tindakan memperbaiki sesuatu (termasuk perdamaian/rekonsiliasi).
Mari kita lihat contoh ayat dengan menggunakan kata "ishlah", yang berarti membuat perdamaian/rekonsiliasi:
"Tidak ada gunanya (kebaikan) dalam banyak percakapan pribadi mereka, kecuali bagi mereka yang memerintahkan amal (charity/sedekah) atau apa yang baik (ma'ruf) atau konsiliasi antara manusia (أَوْ إِصْلَـٰحٍۭ بَيْنَ ٱلنَّاسِ ۚ ). Dan barangsiapa melakukan perbuatan itu karena mencari keridhaan Allah - maka Kami akan memberinya pahala yang besar". (QS 4: 114)
Dari ayat ini, kita belajar bahwa tak ada sesuatu yang berguna/baik dari setiap pembicaraan private/rahasia (لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍۢ مِّن نَّجْوَىٰهُمْ) kecuali: Pertama, pemufakatan soal kegiatan amal/charity/sedekah, kedua: seruan terhadap kebaikan, dan ketiga adalam melakukan kegiatan rekonsiliasi/perdamaian.
"Ishlah" ini juga merupakan tugas kenabian, sebagaimana disampaikan N. Syua'aib kepada kaumnya: " ... Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan (إِلَّا ٱلْإِصْلَـٰح) selama aku masih berkesanggupan..." (QS 11: 88).
Sementara kata "ashlihu", dapat kita simak dalam QS 49: 9 sebagaimana di bawah ini: