Selain di kedua tempat tersebut informasi bencana longsor juga terjadi di puncak Bogor. Selain di Bogor beberapa daerah di Jakarta yang dilintasi sungai Ciliwung seperti Kampung Melayu, Pejaten, Srengseng, Sunter, Rawajati, Kalibata, sudah mulai dilanda banjir. Diperkirakan curah hujan lebat akan terus terjadi hingga Maret nanti sebelum memasuki musim pancaroba atau musim panas.
Tidak ada manusia yang berkeinginan atas musibah yang terjadi. Namun, tak sedikit manusia yang mudah menyalahkan hal tersebut kepada objek persangkaan yang justru tidak pada tempatnya dan menguras cukup banayk energi sia-sia. Misal, terkait dengan longsornya tanah di Maseng, Bogor dan jalur menuju Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, mudah saja orang menuduh ini merupakan kelalaian PT KAI (Persero).
Saat ini bukan lagi jamannya cenayang atau dukun sakti yang tampil menjadi dokter bagi jiwa-jiwa yang haus akan rasa ingin tahu tanpa mengedepankan logika dan Ke-Tuhanan. Sekali lagi mari berpikir bijak atas semua musibah yang terjadi. Kita ingat dengan Kapal Titanic yang digadang-gadang menjadi kapal pesiar ter wah dijamannya, kapal itupun harus takluk dengan kekuatan alam yang dikendalikan Tuhan. Pada saat Titanic tenggelam jaman belum semaju sekarang.
Pelajaran dan hikmah dari musibah yang terjadi menimpa manusia, menjadi pengingat bahwa masih ada hal yang diluar kendali manusia meskipun manusia berusaha menyempurnakan pekerjaannya, yaitu Tuhan. Jadi sangat naif bila kita menunjuk musibah diatas dengan mengatakan itu salah konstruksi dan lain sebagainya.Â
Justru kemajuan teknologi saat ini dapat membantu manusia untuk mengenali gejala adanya ancaman ataupun potensi bencana disaat musim-musim tertentu. Hal ini dapat kita ilustrasikan seperti konsep informasi yang disampaikan secara hampir real time oleh BMKG terkait informasi cuaca dan gejala alam lainnya yang berpotensi menciptakan bencana lainnya.
Kesimpulannya bencana terjadi diluar kehendak manusia, tetapi sebagai manusia kita telah berusaha sekuat tenaga untuk dapat mengantisipasi segala kemungkinan buruk termasuk bencana alam, Namun terlepas itu semua, Tuhan punya rencana dan manusia wajib hukumnya berusaha untuk menyelaraskan hidup dengan gejala alam supaya ia selamat dari ancaman bencana, lain cerita bila kita berhadapan dengan takdir. Sebisa mungkin melalui kecerdasan yang dipinjamkan Tuhan, kemapuan mendoa, manusia berupaya mencegah terjadinya musibah, namun bila sudah terjadi maka saatnya kita harus bersikap mengedepankan evakuasi dan keselamatan diri serta bersama. Setyawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H