Mohon tunggu...
Setyawan 82
Setyawan 82 Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Tajamnya peluru yaka akan pernah bisa mengalahkan tajamnya pena. Ketajaman pena bermanfaat saat digunakan untuk hal yang patut.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Longsor di Tangerang-Bogor Murni Musibah Bencana Alam

6 Februari 2018   01:54 Diperbarui: 6 Februari 2018   02:06 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potensi Banjir Berdasar Informasi BMKG.

Indonesia kembali berduka. Musibah datang tak mengenal waktu hingga manusia bersiap. Musibah datang tanpa rencana, melainkan manusia dituntut untuk mampu beradaptasi dengan kondisi atau potensi dan mengenali gejala-gejala perubahan itu sendiri.

Beberapa hari ini di beberapa wilayah Jawa curah hujan disertai angin kencang meningkat secara signifikan berdasarkan pengamatan BMKG. Curah hujan yang begitu sering berpotensi menyebabkan banjir dan tanah longsor. Tentu saja ini menjadi keprihatinan bersama dan perlunya kita untuk lebih waspada beberapa hari kedepan.

Longsor di Bogor

Senin, (5/2/2018) kabut tebal masih tampak menyelimuti langit Bogor saat evakuasi korban dilakukan. Longsor telah terjadi tepat pada jalur kereta api jurusan Sukabumi-Bogor Km 13+800 di Kampung Maseng, Desa Warung Menteng, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Akibat dari longsoran tersebut, rel kereta api menggantung sepanjang 30 meter dengan ketinggian 12 m, naasnya longsoran juga menimpa tiga rumah warga. Ketiga korban pemilik rumah adalah Ny Anggi, Asep Tajudin, dan Jana.

Akibat dari lonsor ini, operasional kereta Sukabumi-Bogor pun dihentikan. Sejak dini hari wilayah Bogor diterpa hujan deras yang mengakibatkan longsor di beberapa daerah. Diketahui paska terjadinya longsor terdapat beberapa korban, total sebelas orang dengan perincian enam orang ditemukan dalam kondisi hidup, dua diketemukan meninggal dunia dan tiga orang diperkirakan masih tertimbun.

Evakuasi dilanjutkan pada Selasa, (6/2/2018) karena kondisi alam tidak memungkinkan untuk melanjutkan pencarian korban. Berdasarkan hasil koordinasi dengan Instansi Kewilayahan dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) pihak tim evakuasi dari PT KAI baru dapat diijinkan kembali melakukan pekerjaan setelah evakuasi korban besok selesai. Terpantau saat ini kondisi tanah masih terdapat pergerakan tanah. Estimasi perbaikan rel sementara sampai jalur dapat kembali dilewati kereta api paling cepat tiga hari sejak mendapat ijin dari BPBD.

Longsor di Tangerang

Hujan deras juga mengguyur Tangerang dihari yang sama. Tepat sekira pukul 17.00-18.10 WIB di Jalan Parimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta akhirnya terkena dampak longsor. Longsoran tepat berada di bawah jalur rel kereta Bandara, di terowongan parimeter kilometer 8+6/7 jalur antara Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Batu Ceper.

Dikabarkan saksi selamat, tanah yang berada tepat di underpass Parimeter Selatan tiba-tiba longsor menutupi badan jalan. Mobil beserta dua penumpangnya dikabarkan juga tertimpa material longsoran tersebut. Imbas dari longsor, demi keselamtan penumpang PT KAI hentikan operasi kereta bandara untuk perbaikan-perbaikan.

"Jalur hulu dan hilir harus ditutup (diamankan) sementara waktu untuk pengecekan dan perbaikan," kata Senior Manajer Humas PT KAI Daop I Edy Kuswoyo di Jakarta. Update informasi akan disampaikan bila ada hal baru yang perlu disampaikan.

Sikapi Bijak

Selain di kedua tempat tersebut informasi bencana longsor juga terjadi di puncak Bogor. Selain di Bogor beberapa daerah di Jakarta yang dilintasi sungai Ciliwung seperti Kampung Melayu, Pejaten, Srengseng, Sunter, Rawajati, Kalibata, sudah mulai dilanda banjir. Diperkirakan curah hujan lebat akan terus terjadi hingga Maret nanti sebelum memasuki musim pancaroba atau musim panas.Apapun dampak yang ditimbulkan ini merupakan musibah yang datang atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Mari kita sikapi dengan bijak. 

Tidak ada manusia yang berkeinginan atas musibah yang terjadi. Namun, tak sedikit manusia yang mudah menyalahkan hal tersebut kepada objek persangkaan yang justru tidak pada tempatnya dan menguras cukup banayk energi sia-sia. Misal, terkait dengan longsornya tanah di Maseng, Bogor dan jalur menuju Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, mudah saja orang menuduh ini merupakan kelalaian PT KAI (Persero).

Saat ini bukan lagi jamannya cenayang atau dukun sakti yang tampil menjadi dokter bagi jiwa-jiwa yang haus akan rasa ingin tahu tanpa mengedepankan logika dan Ke-Tuhanan. Sekali lagi mari berpikir bijak atas semua musibah yang terjadi. Kita ingat dengan Kapal Titanic yang digadang-gadang menjadi kapal pesiar ter wah dijamannya, kapal itupun harus takluk dengan kekuatan alam yang dikendalikan Tuhan. Pada saat Titanic tenggelam jaman belum semaju sekarang.

Pelajaran dan hikmah dari musibah yang terjadi menimpa manusia, menjadi pengingat bahwa masih ada hal yang diluar kendali manusia meskipun manusia berusaha menyempurnakan pekerjaannya, yaitu Tuhan. Jadi sangat naif bila kita menunjuk musibah diatas dengan mengatakan itu salah konstruksi dan lain sebagainya. 

Justru kemajuan teknologi saat ini dapat membantu manusia untuk mengenali gejala adanya ancaman ataupun potensi bencana disaat musim-musim tertentu. Hal ini dapat kita ilustrasikan seperti konsep informasi yang disampaikan secara hampir real time oleh BMKG terkait informasi cuaca dan gejala alam lainnya yang berpotensi menciptakan bencana lainnya.

Kesimpulannya bencana terjadi diluar kehendak manusia, tetapi sebagai manusia kita telah berusaha sekuat tenaga untuk dapat mengantisipasi segala kemungkinan buruk termasuk bencana alam, Namun terlepas itu semua, Tuhan punya rencana dan manusia wajib hukumnya berusaha untuk menyelaraskan hidup dengan gejala alam supaya ia selamat dari ancaman bencana, lain cerita bila kita berhadapan dengan takdir. Sebisa mungkin melalui kecerdasan yang dipinjamkan Tuhan, kemapuan mendoa, manusia berupaya mencegah terjadinya musibah, namun bila sudah terjadi maka saatnya kita harus bersikap mengedepankan evakuasi dan keselamatan diri serta bersama. Setyawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun